Tell me what has become of my life
I have a wife and two children who love me
I'm a victim of police brutality, now (hm-mm)
I'm tired of bein' the victim of hate
7 Lagu yang Kritik Penyalahgunaan Wewenang oleh Polisi

Ada banyak isu sosial yang bisa diangkat jadi lagu, tetapi satu yang cukup sering disenggol dan masih relevan sampai sekarang. Selain misogini dan rasisme, brutalisme aparat (tentara dan polisi) juga sering terdengar dilontarkan musisi dari era ke era.
Sebagai pengingat kalau masih banyak aparat yang tak bisa membuktikan akuntabilitasnya dan berlaku sewenang-wenang, bolehlah kamu dengar lagu-lagu berikut. Sekalian jadi bukti kalau isu brutalitas polisi ini cukup universal, terjadi di hampir semua negara.
1. “They Don’t Care About Us” (Michael Jackson)
Tak hanya nyaman didengar, lirik lagu ini cukup kuat. Michael Jackson menyenggol isu rasisme dan brutalisme polisi sekaligus. Lebih menariknya, ia membuat video musiknya di favela, sebuah pemukiman padat penduduk di Rio de Janeiro, Brasil yang merupakan rumah bagi kaum marginal di negeri itu. Jackson sempat tak dapat izin dari pemerintah Brasil yang khawatir kawasan itu bakal mencoreng reputasi kota Rio, tetapi ia justru dapat jaminan keamanan dari warga lokal.
2. “American Skin (41 Shots)” (Bruce Springsteen, The E Street Band)
41 shots, Liana gets her son ready for school
She says, "On these streets, Charles, you've got to understand the rules
If an officer stops you, promise me you'll always be polite
And that you'll never ever run away
Promise Mama you'll keep your hands in sight"
Brutalitas polisi bukan kisah baru. Sejak lama banyak seniman dan aktivitas yang menyuarakan kritik pedas soal ini. Termasuk Bruce Springsteen lewat lagu kolaborasinya dengan The E Street Band berjudul “American Skin (41 Shots)” yang dirilis perdana pada 2001. Lagu ini terinspirasi insiden memilukan yang menimpa Amadou Diallou, sopir taksi kulit hitam yang ditembak 41 kali oleh polisi di Bronx, New York. Polisi berdalih mengira dompet yang dipegang Diallo sebagai senjata, sebuah alasan yang cukup sering dipakai aparat saat tertangkap basah melakukan blunder.
3. “Police State” (Pussy Riot)
Big smile for the camera, it's always on
It's all in the protocol, they tapped my phone
Golden idols holding rifles, take my body, anybody
I'm your trophy, make my nose bleed, now you own me
Dikenal sebagai salah satu band punk perempuan paling progresif di Rusia, gak heran mendengar Pussy Riot melontarkan kritik keras kepada otoritas negara dan aparatnya. Dengan lirik satire dan iringan musik pop kekinian, mereka sebenarnya sedang menyindir berbagai penyalahgunaan kekuasaan yang dipakai pemerintah Rusia untuk membungkam warganya. Namun, rasanya isu ini universal, penyalahgunaan kekuasaan di sana mirip dengan yang terjadi di banyak negara lain.
4. “Know Your Rights” (The Clash)
You have the right not to be killed
Murder is a crime
Unless it was done
By a Policeman
Or an aristocrat
Rasanya menyesakkan mendengar lagu ini. Meski hak hukum warga negara sudah dilindungi dalam undang-undang, nyatanya masih banyak penangkapan massal dan asal yang berujung pada penyiksaan hingga pembunuhan (baik sengaja maupun tidak) oleh polisi. Mirisnya, umumnya pelaku tak perlu menanggung konsekuensi yang setimpal dengan perbuatannya. Seolah nyawa warga sipil itu tak ada harganya.
5. “Trapped” (2Pac)
You know they got me trapped in this prison of seclusion
Happiness, living on the streets is a delusion
Even a smooth criminal one day must get caught
Shot up or shot down with the bullet that he bought
Dikenal sebagai musisi yang melek politik, 2Pac gak ketinggalan merilis lagu soal penyalahgunaan kekuasaan oleh polisi di Amerika Serikat. Seperti biasa, isu ini beririsan dengan diskriminasi ras yang biasa menyasar warga kulit hitam. Miris, sebulan setelah lagu ini dirilis, Tupac jadi korban perlakuan semena-mena polisi hanya karena warna kulitnya.
6. "Whatchugonnado?” (Bob Vylan)
What you gonna do when they start knocking down your doors
(Open the door)
Policing all your thoughts, have you plead before the courts
Little piggies in their uniform hunt Black men like a sport
Stop and Search, nothing found, racist laws that they enforce
Bob Vylan punya banyak lagu dengan sentimen antipemerintah dan aparat. Gak heran mengingat mereka selaku bagian dari etnik minoritas di Inggris sering jadi korban diskriminasi rasial. Dalam lagu "Whatchugonnado?”, mereka meluapkan unek-unek itu dengan penuh amarah. Rasanya personal dan relevan banget, apalagi saat mereka mengekspresikan rasa kesalnya terhadap polisi yang jadi perpanjangan tangan otoritas setempat.
7. “Bayar Bayar Bayar” (Sukatani)
Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Sempat jadi kontroversi, lagu “Bayar Bayar Bayar” dari band punk Sukatani sebenarnya cukup akurat, khususnya dalam konteks Indonesia. Nyatanya banyak “bantuan” dan jasa polisi yang tidak gratis alias berbayar. Termasuk kebutuhan bikin Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), sampai izin keramaian.
Kita tak pernah tahu sifat asli manusia sampai mereka dapat wewenang dan kekuasaan. Itulah mengapa ada regulasi dan batasan yang jelas untuk mencegah penyalahgunaan. Sayangnya, integritas sering terkalahkan ketamakan. Lagu-lagu tadi boleh datang dari berbagai negara, tetapi isu dan pesannya tetap sama, aparat di mana saja perlu dikenai akuntabilitas atas setiap perbuatannya.