Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Lagu Efek Rumah Kaca tentang Perlawanan terhadap Pemerintahan Zalim

Band Efek Rumah Kaca
Band Efek Rumah Kaca (Instagram.com/sebelahmata_erk)

Di tengah situasi Indonesia yang tengah ramai oleh aksi demonstrasi, sejumlah lagu bertema perlawanan turut ramai berseliweran di media sosial. Lagu-lagu ini umumnya mengangkat kritik terhadap pemerintahan yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan, hingga ketidakadilan sosial.

Salah satu yang paling sering digunakan oleh netizen adalah lagu-lagu dari band Efek Rumah Kaca. Band indie ini memang sudah sering menciptakan lagu-lagu kritis sejak awal eksis. Sedang mencari lagu-lagu bertema perlawanan terhadap rezim dan penyalahgunaan kekuasaan? Berikut daftarnya.

1. Mosi Tidak Percaya

Lagu "Mosi Tidak Percaya" ditulis oleh dua personel Efek Rumah Kaca, Akbar Bagus dan Adrian Yunan. Judul lagu ini terinspirasi dari praktik mosi ketidakpercayaan yang biasa terjadi di parlemen, di mana oposisi dapat menggulingkan pemerintahan. Berikut lirik lengkapnya.

Ini masalah kuasa

Alibimu berharga

Kalau kami tak percaya

Lantas kau mau apa

Kamu tak berubah

Selalu mencari celah

Lalu semakin parah

Tak ada jalan tengah

Jelas kalau kami marah

Kamu dipercaya susah

Pantas kalau kami resah

Sebab argumenmu payah

Kamu tak berubah

Selalu mencari celah

Lalu semakin parah

Tak ada jalan tengah

Kamu ciderai janji

Luka belum terobati

Janjimu pelan-pelan akan menelanmu

Janjimu pelan-pelan akan menelanmu

Janjimu pelan-pelan akan menelanmu

Janjimu pelan-pelan akan menelanmu

Kamu ciderai janji

Luka belum terobati

Kami tak mau dibeli

Kami tak bisa dibeli

Ini mosi tidak percaya jangan anggap kami tak berdaya

Ini mosi tidak percaya kami tak mau lagi diperdaya

Ini mosi tidak percaya jangan anggap kami tak berdaya

Ini mosi tidak percaya kami tak mau lagi diperdaya

Ini mosi tidak percaya jangan anggap kami tak berdaya

Ini mosi tidak percaya kami tak mau lagi diperdaya

Ini mosi tidak percaya jangan anggap kami tak berdaya

Ini mosi tidak percaya kami tak mau lagi diperdaya

2. Di Udara

Sementara itu, lagu "Di Udara" menyinggung kejadian pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi di Indonesia. Salah satunya, kasus aktivis Munir yang hingga kini belum terselesaikan.

Aku sering diancam
Juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
Sampai di mana? Kapan?

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

Aku sering diancam
Juga teror mencekam

Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursilistrikkan ataupun ditikam

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursilistrikkan ataupun ditikam

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

3. Menjadi Indonesia

Efek Rumah Kaca mengajak pendengar menyadari bahwa pemikir Indonesia pernah setara dengan pemikir-pemikir dunia. Liriknya pun mengajak pendengar berefleksi dengan kondisi sekarang.

Ada yang memar
Kagum banggaku
Malu membelenggu

Ada yang mekar
Serupa benalu
Tak mau temanimu

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan
Menyatakan mimpimu
Cuci muka biar terlihat segar

Ada yang runtuh
Tamah ramahmu
Beda teraniaya

Ada yang tumbuh
Iri dengkimu
Cinta pergi ke mana?

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan
Menyatakan mimpimu
Cuci muka biar terlihat segar

Merapikan wajahmu
Masih ada cara menjadi besar

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan
Menyatakan mimpimu
Cuci muka biar terlihat segar

Merapikan wajahmu
Masih ada cara menjadi besar
Memudakan tuamu
Menjelma dan menjadi Indonesia

4. Seperti Rahim Ibu

Lagu "Seperti Rahim Ibu" merupakan OST untuk program Mata Najwa. Liriknya memang sarat akan kritik sosial. Efek Rumah Kaca pun seperti sejalan dengan Najwa Shihab yang kerap menyuarakan kepeduliannya terhadap korupsi, toleransi, dan hak asasi manusia.

Dengarlah nyanyi sunyiku
Bait risauku
Rindu terpendamku
Menyala dalam hayatku
Duka padamu
Luka padaku
Saling lebur
Menghalau awan mendung
Kemanusiaan itu
Seperti terang pagi

Merekahkan harapan
Menepis kabut kelam

Niatkan tinju terkepal
Pekik menebal
Terjang aral
Pagi pasti terkejar

Seandainya negeriku
Serupa rahim ibu

Merawat kehidupan
Menguatkan yang rapuh

Seandainya negeriku
Serupa rahim ibu
Merawat kehidupan
Menguatkan yang rapuh
Merawat kehidupan
Menguatkan yang rapuh

Menjadi terang pagi
Menjelma rahim ibu
Menjadi terang pagi
Menjelma rahim ibu

5. Biru

Sementara itu, lagu "Biru" memiliki durasi yang cukup panjang, yaitu 9 menit 52 detik. Biru terdiri dari dua fragmen, yaitu “Pasar Bisa Diciptakan" dan "Cipta Bisa Dipasarkan."

Kami mau yang lebih indah
Bukan hanya remah-remah sepah
Sudahlah
Kami hanya akan mencipta
Segala apa yang kami cinta, bahagia

Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa

Menembus rimba dan belantara sendiri
(pasar bisa diciptakan)
Membangun kota dan peradaban sendiri
(pasar bisa diciptakan)

Kami ingin lebih bergizi
Bukan hanya yang malnutrisi, substansi
Kami bawa yang membara
Di dasar jiwa, di dasar jiwa

Menembus rimba dan belantara sendiri
(pasar bisa diciptakan)
Membangun kota dan peradaban sendiri
(pasar bisa diciptakan)

Menembus rimba dan belantara sendiri
(pasar bisa diciptakan)
Membangun kota dan peradaban sendiri
(pasar bisa diciptakan)


Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Oo-oo!

Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!
Pasar bisa diciptakan!

[Verse 1: Cholil Mahmud]
Dari kegelisahan dipadatkan dengan cinta
Bergemuruh di dada jauh dari mereda
Fantasi yang menggila bercampur rasa kecewa
Pelan-pelan hilangnya jadi sepercik cahaya

Oh cahaya, akhirnya kita sampai juga
Temukannya, pijarnya pun dibagi rata
Berbinar-binar hidup bergelora
Oh cahaya
La-la-la-aa

Imajinasi rasa takut larut didalamnya
Tak terkira siksanya, hingga capai bahagia
Amarah angan-angan berhamburan berkejaran
Akan terus mendera hingga titik terangnya

Kegelapan masih membayang (oh cahaya, akhirnya kita sampai juga)
Menyelimuti, menolak pergi (temukannya, pijarnya pun dibagi rata)
Mencari ruang terang ditentang (berbinar-binar hidup bergelora)
Dan menjadi ironi (oh cahaya)
Oh cahaya
Oh cahaya

Dari sejumlah lagu di atas, ada yang jadi favoritmu?

Share
Topics
Editorial Team
Triadanti N
EditorTriadanti N
Follow Us

Latest in Hype

See More

5 Tragedi Hidup Sanemi Shinazugawa yang Bikin Hati Nyesek

05 Sep 2025, 00:12 WIBHype