Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Shinta Arsinta (instagram.com/shinta_arshintaa)
potret Shinta Arsinta (instagram.com/shinta_arshintaa)

Shinta Arsinta kembali dengan lagu berjudul GusDur (Pendekar Rakyat), sebuah karya musik yang tak hanya memikat secara melodi, tetapi juga memiliki makna tentang sosok presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid. 

Melalui liriknya, lagu ini sukses membawa kita kembali mengenang nilai-nilai kemanusiaan dan keberanian yang pernah ditanamkan oleh Gus Dur. Buat kamu yang penasaran, berikut lirik lagu GusDur (Pendekar Rakyat), maknanya, hingga beberapa fakta menarik yang wajib kamu tahu!

1. Lirik Lagu GusDur (Pendekar Rakyat) – Shinta Arsinta

[Verse 1]
Ora ono rong taun nggonmu dadi presiden
Dipekso mudun parlemen
Jarene kasus ngono, jarene kasus ngene
Neng raono nyatane

[Pre-Chorus]
Dadi lawan politik orde baru
Dadi korban ambisi reformis palsu

[Verse 2]
Nadyan cacat netramu nanging ngerti batinmu
Ngendi kucing ngendi asu
LSM opo partai, ormas opo mung RT
Sing penting tumindake

[Pre-Chorus]
Kelingan welingmu sing prasojo
Agomo ngayomi jagad royo

[Chorus]
Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
Dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
Dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

[Verse 3]
Nadyan cacat netramu nanging ngerti batinmu
Ngendi kucing ngendi asu
LSM opo partai, ormas opo mung RT
Sing penting tumindake

[Pre-Chorus]
Kelingan welingmu sing prasojo
Agomo ngayomi jagad royo

[Chorus]
Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
Dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
Dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
Sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

2. Makna lagu GusDur (Pendekar Rakyat) – Shinta Arsinta

Pramoedya Ananta Toer dan Presiden Abdurrahman Wahid (BBC News Indonesia)

Lagu ini merupakan bentuk penghormatan yang tulus kepada KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Dalam liriknya, Shinta Arsinta menggambarkan Gus Dur sebagai seorang pendekar—bukan dalam arti fisik, tetapi sebagai pembela rakyat dan penjaga nilai-nilai kemanusiaan.

Makna lagu ini menyentuh banyak sisi kehidupan Gus Dur. Itu meliputi dedikasinya terhadap pluralisme dan sikap tegasnya dalam menghadapi ketidakadilan. Lagu ini juga menjadi pengingat bahwa nilai-nilai luhur yang dibawa Gus Dur masih relevan dan dibutuhkan oleh bangsa Indonesia hingga kini.

3. Fakta menarik lagu GusDur (Pendekar Rakyat) – Shinta Arsinta

Gus Dur(instagram.com/jaringangusdurian)

Lagu ini merupakan karya yang diciptakan oleh Dalang Poer dan dinyanyikan ulang oleh penyanyi koplo populer, Shinta Arsinta. Lagu ini mencuri perhatian publik karena liriknya yang menyoroti perjuangan Gus Dur sebagai sosok pemimpin yang berpihak pada rakyat kecil.

Nuansa lokal dalam bahasa Jawa juga memberi kekuatan emosional tersendiri, membuat banyak pendengar merasa dekat secara budaya dan emosional. Selain viral di platform YouTube dan TikTok, lagu ini juga memicu perbincangan tentang pentingnya mengenang nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur.

Liriknya menjadi semacam refleksi sosial tentang bagaimana kebaikan sering kali tidak bertahan lama dalam sistem yang keras. Keberhasilan lagu ini memperlihatkan bagaimana musik bisa menjadi media ampuh untuk menyuarakan keteladanan dan nilai-nilai kebangsaan.

Itu dia lirik lagu GusDur (Pendekar Rakyat) yang dinyanyikan Shinta Arsinta. GusDur (Pendekar Rakyat) bukan sekadar lagu, melainkan sebuah penghormatan kepada sosok Gus Dur yang dikenal sebagai pembela rakyat dan simbol pluralisme di Indonesia.

Melalui lirik yang menyentuh dan penyampaian yang penuh penghayatan, lagu ini mengajak kita untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur.

Editorial Team