potret Didi Kempot bersama pengiring musik (instagram.com/didikempot_official)
Lagu Tatu menjadi salah satu karya paling menyayat hati dari Didi Kempot, yang dikenal sebagai The Godfather of Broken Heart. Dirilis pada tahun 2019, lagu ini mencuri perhatian pendengar musik karena liriknya yang emosional. Kata "tatu" digunakan secara metaforis untuk menggambarkan sakit batin akibat cinta yang berakhir pahit.
Lagu ini makin populer setelah banyak orang mengaitkannya dengan pengalaman pribadi mereka. Hal itu menjadikan lagu ini semacam "lagu curhat nasional" di kalangan Sobat Ambyar. Keberhasilan lagu ini juga menandakan musik campursari yang diterima generasi muda, sekaligus memperkuat posisi Didi Kempot sebagai ikon musik Jawa lintas usia.
Tidak hanya itu, lagu Tatu juga sering dijadikan soundtrack dalam berbagai konten media sosial, seperti di platform TikTok dan YouTube. Meski Didi Kempot telah berpulang pada tahun 2020, lagu ini tetap hidup dan dikenang sebagai simbol kejujuran perasaan, membuktikan bahwa karya-karyanya akan selalu punya tempat di hati pendengarnya.
Lagu Tatut bukan sekadar lagu patah hati—ia adalah representasi dari luka batin yang nyata, jujur, dan sangat menyentuh. Dengan lirik lagu Tatu yang tulus dengan nada yang melankolis, Didi Kempot berhasil merangkum rasa sakit yang mungkin tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa.
Lagu ini akan selalu hidup di hati para Sobat Ambyar, sebagai pengingat bahwa cinta sejati terkadang butuh pengorbanan hingga rela terluka.