5 Lokasi yang Jadi Korban Genosida di One Piece, Ada God Valley!

- Ohara, pulau arkeolog ulung di West Blue, hancur akibat Buster Call karena penelitian Void Century. Seluruh penduduk tewas kecuali Nico Robin.
- Flevance, kampung halaman Trafalgar D. Water Law di North Blue, dihancurkan karena wabah Amber Lead Syndrome. Satu-satunya penyintas adalah Trafalgar Law.
- Gray Terminal di tepian Gunung Colubo, Desa Foosha, hancur dan penghuninya dibunuh oleh Pemerintah Dunia demi menyambut Tenryuubito. Kini menjadi tempat pembuangan lagi.
Genosida adalah pembantaian besar-besaran terhadap suatu suku, bangsa, kelompok, atau ras, yang dilakukan secara sistematis dan berencana. Genosida termasuk dalam kejahatan internasional, tapi masih banyak dilakukan hingga sekarang. Dalam dunia anime, One Piece termasuk anime yang paling sering menyoroti fenomena ini.
Dari berbagai arc, One Piece tak segan memasukkan genosida sebagai bagian cerita. Ada banyak lokasi yang diceritakan mengalami genosida, membuat mayoritas penduduk dari lokasi tersebut tewas. Berikut adalah lima lokasi yang jadi korban genosida di One Piece.
1. Ohara

Ohara adalah pulau yang ditinggali para arkeolog ulung. Pulau ini terletak di West Blue. Dua puluh dua tahun lalu, Ohara hancur akibat Buster Call.
Serangan ini dilancarkan karena para arkeolog meneliti soal Void Century, sejarah yang disembunyikan rapat-rapat oleh Pemerintah Dunia. Mulanya, Marinir hanya menghancurkan pulau dan membunuh para arkeolog. Penduduk lain dibiarkan mengungsi menggunakan kapal. Namun, Sakazuki membunuh para pengungsi karena mengira ada arkeolog yang bersembunyi di sana. Akhirnya seluruh penduduk Ohara tewas, menyisakan Nico Robin sebagai satu-satunya penyintas.
2. Flevance

Flevance atau Kota Putih adalah negara yang terletak di North Blue. Tempat ini dikenal sebagai kampung halaman Trafalgar D. Water Law. Flevance terkenal karena mengandung Timbal Amber yang melimpah. Berkat menambang Timbal Amber, perekonomian negara ini berkembang pesat. Timbal ini biasanya digunakan dalam berbagai produk seperti kosmetik, cat dinding, tembikar, hingga senjata.
Akan tetapi, Timbal Amber juga membawa bencana bagi penduduk karena jadi sumber dari wabah Amber Lead Syndrome yang mematikan. Penduduk dari negara tetangga mengira Amber Lead bisa menular sehingga mereka melakukan karantina terhadap Flevance dan penduduknya. Di sisi lain, penduduk Flevance berusaha kabur ke negara lain karena takut tertular penyakit.
Ini menyebabkan penduduk tetangga melakukan aksi pembelaan diri, yaitu membunuh semua warga yang terinfeksi atau berusaha melarikan diri. Karena penduduk Flevance melawan, negara-negara tetangga pun terpaksa membunuh seluruh warga. Flevance pun ikut dihancurkan hingga rata. Satu-satunya penyintas dari insiden ini adalah Trafalgar Law.
3. Gray Terminal

Gray Terminal adalah tempat sampah raksasa yang ada di tepian Gunung Colubo, tepatnya di Desa Foosha yang jadi tempat tinggal Monkey D. Luffy semasa kecil. Gray Terminal berisi rongsokan yang dibuang oleh masyarakat dari kota. Di antara semua rongsokan itu, ada sebagian masyarakat yang tinggal dengan tidak layak di sana. Kebanyakan dari mereka mengidap penyakit dan hidup dengan menjual barang bekas yang mereka temukan.
Gray Terminal dihancurkan demi menyambut seorang Tenryuubito, Saint Jalmack. Akibat kondisinya yang sangat kumuh, Gray Terminal dianggap tidak lulus inspeksi Pemerintah Dunia. Oleh karenanya, tempat ini dibakar dan semua penghuninya dibunuh. Para penduduk dibiarkan mati dalam kobaran api karena pemerintah menutup gerbang untuk keluar dari sana. Orang-orang yang berhasil melarikan diri pun dianggap seperti hama sehingga mereka ditembaki satu per satu. Kini, kabarnya Gray Terminal kembali menjadi tempat pembuangan, tapi tidak diketahui apakah ada orang yang menghuninya.
4. Kerajaan Lulusia

Kerajaan Lulusia berlokasi di Paradise, paruh pertama Grand Line. Kerajaan ini diperintah oleh Raja Seki. Namun, penduduk melakukan pemberontakan usai peristiwa Levely. Terlebih, penduduk Lulusia sudah berafiliasi dengan Revolution Army.
Kerajaan Lulusia hancur karena keberadaan Imu diketahui oleh Sabo. Mengetahui Sabo melarikan diri ke Lulusia, Imu langsung menyerang pulau tersebut dengan Mother Flame. Tindakan ini juga digunakan sebagai uji coba senjata.
Mother Flame menghancurkan Kerajaan Lulusia dalam sekali serang. Tidak ada yang tersisa dari kerajaan tersebut. Para penduduk yang tinggal di sana pun mustahil diselamatkan. Kini, Kerajaan Lulusia dihapus dari peta dunia dan keberadaannya dianggap tidak pernah ada dalam sejarah.
5. God Valley

God Valley adalah pulau yang tidak terafiliasi dengan Pemerintah Dunia. Pulau ini berlokasi di West Blue, tapi keberadaannya sudah tidak bisa ditemukan. Pulau ini hancur akibat Insiden God Valley yang terjadi 38 tahun lalu.
Dalam insiden tersebut, Tenryuubito melakukan Perburuan Penduduk. Mereka memburu dan membantai penduduk tak bersalah karena menolak berafiliasi dengan Pemerintah Dunia. Kejamnya, tindakan ini adalah sebuah lomba yang pemenangnya ditentukan dari banyaknya poin yang didapat berkat membunuh penduduk.
Insiden ini semakin ricuh akibat adanya bentrok dari Bajak Laut Rocks, Bajak Laut Roger, dan Marinir. Pertempuran ini menyebabkan kehancuran God Valley secara total. God Valley pun berakhir lenyap tanpa sisa.
Dengan adanya kisah genosida, One Piece seolah-olah mengajak kita untuk lebih peka terhadap genosida yang terjadi di dunia nyata. One Piece memberi kita pesan bahwa genosida tidak bisa dibenarkan apa pun alasannya, serta tidak ada orang yang berhak mengalami tindakan kejam ini. Mengingat One Piece masih jauh dari kata tamat, kemungkinan ada kisah genosida lainnya yang akan diangkat di anime ini.


















