Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Transformers One (dok. Paramount Pictures)

Sepuluh tahun lalu, Transformers: Age of Extinction (2014) menjadi film No. 1 di dunia dengan pendapatan global sebesar 1,1 miliar dolar AS. Kesuksesan ini membuat franchise Transformers seolah tak terkalahkan di box office. Satu dekade kemudian, Transformers One (2024) justru babak belur di box office.

Meski mendapat sambutan kritis yang baik, film animasi ini hanya mampu meraup 25 juta dolar AS selama minggu pembukaannya, jauh di bawah ekspektasi 40 juta dolar AS. Film ini bahkan kalah dari Beetlejuice Beetlejuice (2024) yang berada di pekan ketiga penayangannya.

Lantas, apa yang membuat Transformers One gagal besar di box office? Berikut adalah 5 teori  yang bisa menjelaskan kegagalan tersebut.

1. Transformers diduga sudah tidak sepopuler dulu

Transformers One (dok. Paramount Pictures)

Transformers dulunya adalah jaminan sukses, terutama di box office internasional. Namun, sejak Transformers: Age of Extinction, waralaba ini seolah menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

Transformers: The Last Knight (2017), meski menghasilkan lebih dari 600 juta dolar AS di seluruh dunia, tetap merugi hingga US$100 juta. Kondisi ini diperburuk dengan hasil mengecewakan Transformers: Rise of the Beasts (2023) yang hanya meraup 281,9 juta dolar AS.

Meskipun franchise ini tak lagi mendominasi, Paramount masih terus mempertaruhkan nasib pada waralaba ini. Angka box office yang terus menurun menjadi tanda bahwa penonton sudah mulai bosan, kecuali mereka yang menjadi penggemar berat Transformers.

2. Nostalgia Transformers terlalu dieksploitasi

Bumblebee (dok. Paramount Pictures)

Bumblebee (2018) membangkitkan kembali minat penggemar dengan menghadirkan desain karakter G1 dari versi animasi tahun 80-an. Pendekatan ini sukses memikat penggemar lama, tetapi di sisi lain juga "menghabiskan" efek nostalgia. Transformers One coba memanfaatkannya dengan memakai gaya visual serupa.

Dengan basis penggemar yang sudah disuguhi nostalgia melalui Bumblebee, tidak ada lagi sensasi segar yang ditawarkan oleh film ini. Penonton tidak bisa terus-menerus digoda dengan hal yang sama berulang kali. Apalagi, film ini sepenuhnya animasi.

3. Tidak ada kaitan dengan film Transformers sebelumnya

Transformers: Age of Extinction (dok. Paramount Pictures)

Sebagai prekuel, Transformers One memutuskan untuk memulai cerita baru yang berdiri sendiri, terlepas dari tujuh film sebelumnya. Film ini tidak mengambil tempat di Bumi, tidak melibatkan karakter manusia yang sudah dikenal, dan sepenuhnya menghindari elemen-elemen cerita dari film-film sebelumnya seperti The Last Knight.

Meskipun keputusan ini membantu film secara artistik, banyak penonton yang mungkin merasa tidak terhubung dengan cerita yang sepenuhnya baru. Bahkan, beberapa penonton merasa kecewa karena tidak mendapatkan kelanjutan dari film-film Transformers yang mereka kenal.

4. Tidak ada karakter manusia di dalam Transformers One

Transformers (dok. Paramount Pictures)

Keputusan untuk menghilangkan karakter manusia dari Transformers One adalah sesuatu yang berisiko. Sebelumnya, karakter-karakter manusia yang diperankan oleh Shia LaBeouf, Mark Wahlberg, dan Hailee Steinfeld menjadi daya tarik film-film Transformers. Sosok mereka juga membuat penonton lebih mudah terhubung dengan cerita di sepanjang film.

Transformers One memang menghadirkan aktor seperti Chris Hemsworth dan Scarlett Johansson sebagai pengisi suara. Namun, kurangnya kehadiran fisik mereka di layar membuat film ini terasa kurang related bagi sebagian besar penonton.

5. Selama ini, film prekuel franchise apa pun, sering kali tampil kurang menjanjikan di box office

Transformers One (dok. Paramount Pictures)

Prekuel memiliki rekam jejak yang buruk di box office. Misalnya, Solo: A Star Wars Story (2018) dan The King's Man (2021) yang gagal menarik minat penonton. Transformers One mengikuti pola ini. Meski menawarkan origin story, prekuel sering kali tidak menarik. Penonton justru lebih suka sekuel yang melanjutkan perjalanan karakter favorit mereka.

Film Transformers sebelumnya, seperti Bumblebee, telah mengungkapkan kisah masa lalu Transformers. Akibatnya, Transformers One tidak lagi menawarkan sesuatu yang benar-benar baru atau relevan bagi penonton yang menginginkan evolusi cerita, bukan sekadar kilas balik.

Waralaba Transfomers tampaknya membutuhkan lebih dari sekadar nostalgia dan animasi canggih untuk kembali berjaya di box office. Bagaimana menurutmu? Apakah Paramount harus merilis kelanjutan The Last Knight agar sukses di box office?

Editorial Team