Mengenang Perjalanan Karier Nurbuat Srimulat & Lawakannya

Satu kabar duka mewarnai malam takbiran hari ini. Anggota pelawak Srimulat, Nurbuat, meninggal dunia dini hari tadi (15/06). Padahal pelawak kelahiran Malang, 1949 tersebut masih terlihat sehat walafiat ketika mengikuti acara di Trans7 pada acara Sahur Seger kemarin.
Meninggalnya Nurbuat mengikuti kabar duka Margono alias Gogon yang meninggal pada 15 Mei lalu. Itu berarti hanya tinggal beberapa pelawak Srimulat saja yang berasal dari generasi Nurbuat dan Gogon yang masih bertahan hingga sekarang dan masih aktif dalam dunia hiburan.
Berikut adalah beberapa hal mengenai Nurbuat dalam perjalanan kariernya di Srimulat.
1. Memulai karier sejak 1970

Nurbuat masuk ke dalam Srimulat pada 1982. Namun sebelumnya dia sudah memulai karier melawaknya dengan mengikuti ludruk Batalion 513 Malang dan ludruk Mandala pada akhir 1970. Pada usia 21-lah Nurbuat sudah berkecimpung di dunia seni pentas.
2. Lucu karena hil yang mustahal

Salah satu ke-khas-an lawakan Nurbuat adalah kata-kata “hil yang mustahal”. Lawakan ini sering dibawakan dan dipopulerkan oleh Asmuni. Padahal kata-kata ajaib ini datang dari Nurbuat.
3. Terkenal karena 'buatukmu'

Pada sebuah pentas Srimulat, ada momen ketika Basuki berdialog kepada Nurbuat: “Namamu siapa?” “Nurbuat.” “Buat apa?” “Buatukmu.” Satu dialog itu begitu terkenal dan menjadi salah satu kenangan terhadap almarhum.
4. Aktif di ludruk

Tidak seperti pelawak Srimulat lain yang sukses di layar televisi, Nurbuat lebih sering melawak di panggung-panggung rakyat. Ketika adanya pembuatan film Finding Srimulat, Nurbuat lebih memilih untuk melakukan ludruk bersama Cak Kartolo di Taman Ismail Marzuki.
5. Diundang ke Istana Negara

Pelawa-pelawak Srimulat begitu terkenal di masa itu dan mereka sering diundang untuk menghibur presiden. Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, almarhum Nurbuat sampai tujuh kali manggung di Istana Negara.
Terima kasih Pak Nurbuat. Anda sudah membuat hil yang mustahal tidak lagi menjadi mustahil.