“You see, their moral, their code it’s a bad joke. Dropped at the first sign of trouble. They’re only as good as the world allows them to be. I’ll show you, when the chips are down, these… these civilized people, they’ll eat each other.”
Itulah yang dikatakan Joker kepada Batman saat Batman menginterogasi Joker. Ada kalimat yang sengaja saya ketik dengan tebal, karena itu salah satu yang ingin dibuktikan Joker kepada batman, komisaris polisi James Gordon dan seluruh masyarakat Gotham. Pernah suatu ketika saya melihat suatu gambar yang bertuliskan, “Childhood is when you idolize batman, Adulthood is when you realize that the Joker makes more sense”. Memang benar, Joker memang lebih masuk akal melihat dunia. Artinya Joker melihat dunia sebagaimana adanya.
Apakah kalian menyadarinya? Terkadang manusia memandang diri sendiri khususnya yang berkaitan dengan sifat-sifat baik dan atribut-atribut baik dalam dirinya secara berlebihan, khususnya dalam konteks perbandingan diri dengan orang lain. Apakah kalian memperhatikannya? Saya tidak mengatakan ini adalah suatu hal yang buruk. Hal ini memang alami.
Dalam bidang psikologi ada istilah Illusory Superiority. Illusory Superiority adalah bias dalam pikiran manusia yang membuat manusia memandang semua yang baik dalam dirinya secara berlebihan dan memandang hal-hal yang jelek dan buruk dalam dirinya hanya sebagai sesuatu hal yang kecil. Karena bias ini kita jadi terlihat orang yang jauh lebih baik dalam ilusi pikiran kita dibandingkan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya.
Saat perang saudara di inggris tahun 1600an, seorang filsuf asal inggris yang bernama Thomas Hobbes berpikir sedikit lebih maju dari kebanyakan orang saat itu mengenai Illusory Superiority. Dia tidak setuju dengan pendapat bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan bermoral. Justru dia berpikir bahwa jika tidak ada aturan-aturan yang bersifat memaksa, maka manusia akan berpaling untuk saling berbuat jahat satu sama lain dan akan menjadi mimpi buruk dalam kehidupan bermasyarkat. Yang Hobbes ingin sampaikan adalah, tanpa adanya struktur yang memerintah, (yang dikatakan oleh Joker sebagai "schemers"), Manusia tidaklah lebih dari binatang. Pembunuh dan pencuri. Dengan dasar pemikiran inilah Hobbes berpikir tentang pentingnya pemerintah dan aturan-aturan yang bersifat memaksa.
Dalam satu hal, Joker dan Hobbes akan duduk bersama-sama dan sepakat mengenai naluri dasar manusia. Yaitu, dengan dorongan yang cukup terhadap sisi jahat manusia, maka manusia akan menjadi jahat. Tapi, dalam hal lain Joker dan Hobbes berseteru. Hobbes yang berpendapat pentingnya mengnai pemerintah dan aturan, maka joker berpikir pemerintah dan aturan hanyalah hal yang menghalangi manusia untuk menjadi seadanya.
Itulah mengapa Joker menaruh bom di dua kapal feri, membunuh polisi, "memberikan dorongan pada sisi jahat" dalam diri orang yang menjadi simbol dari keadilan dan kebenaran di kota Gotham (jaksa Harvey Dent). Pada akhirnya Joker walaupun berhasil dikalahkan batman, tapi dia berhasil mengeluarkan sisi gelap dari Harvey Dent yang menjadi simbol keadilan dan kebenaran masyarakat kota Gotham.