Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ikut Misi Blue Origin, Katy Perry Cari Bintang atau Cari Citra?

Katy Perry bersama awak astronot meluncur ke luar angkasa menggunakan roket Blue Origin (instagram.com/@blueorigin)
Katy Perry bersama awak astronot meluncur ke luar angkasa menggunakan roket Blue Origin (instagram.com/@blueorigin)
Intinya sih...
  • Katy Perry ikut misi luar angkasa bersama Blue Origin pada 14 April 2025 dengan lima perempuan lainnya, menandai penerbangan pertama seluruh kru perempuan dalam lebih dari 60 tahun.
  • Antusiasme dan makna emosional Katy Perry terhadap misi luar angkasa, mulai dari pelatihan hingga momen di luar angkasa yang ia anggap spiritual.
  • Sindiran pedas dari Wendy's dan Kesha serta spekulasi publik tentang motivasi sebenarnya di balik keikutsertaan Perry dalam misi luar angkasa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penyanyi pop Katy Perry sukses menyelesaikan misi luar angkasa bersama roket Blue Origin milik bos Amazon, Jeff Bezos. Pada 14 April, 2025 ia resmi ikut dalam penerbangan sub-orbital selama 11 menit bersama lima awak kru perempuan lainnya yaitu Lauren Sánchez (tunangannya Jeff Bezos), Gayle King (host CBS), Aisha Bowe (mantan ilmuwan NASA), Amanda Nguyen (aktivis HAM), dan Kerianne Flynn (produser film). Misi Blue Origin menandai penerbangan luar angkasa pertama yang seluruh awaknya perempuan dalam lebih dari 60 tahun sejak era Valentina Tereshkova.

Namun, penyanyi nyentrik ini justru mendapat sambutan sinis dari warganet. Bahkan jaringan fast food Wendy's ikut melontarkan ejekan pedas. Lewat akun resminya, Wendy’s menanggapi foto Perry melalui komentar sarkastik, “Can we send her back?”. Seolah menyindir bahwa misi luar angkasa itu lebih baik tanpa dirinya. Tak berhenti di situ, Wendy’s juga mengolok foto Perry yang mencium tanah usai mendarat menggunakan caption bernada nyinyir: “I kissed the ground and I liked it”, parodi dari lirik lagu ikonik Perry, I Kissed a Girl.

Benarkah Katy Perry sedang mencari bintang di luar angkasa? Apa bisa jadi langkah Perry ini justru memoles citra di tengah gempuran isu lama dan tekanan publik? Mari kita cari tahu bersama tentang kehadirannya di misi Blue Origin!

1. Katy Perry terlibat dalam misi bersejarah all-female crew di era modern

Valentina Tereshkova, kosmonot wanita pertama, Pahlawan Uni Soviet (visualrian.ru)
Valentina Tereshkova, kosmonot wanita pertama, Pahlawan Uni Soviet (visualrian.ru)

Katy Perry ikut ambil bagian dalam misi luar angkasa Blue Origin pada 14 April 2025 bersama lima perempuan lainnya. Meski hanya berlangsung selama sebelas menit, penerbangan ini bukan sekadar jalan-jalan ke luar angkasa. Ini adalah langkah penting dalam sejarah, karena menjadi penerbangan pertama dengan seluruh kru perempuan sejak Valentina Tereshkova, astronaut wanita pertama yang terbang solo ke luar angkasa pada tahun 1963.

Bersama Lauren Sánchez, Gayle King, Aisha Bowe, Amanda Nguyen, dan Kerianne Flynn, Perry menunjukkan bahwa luar angkasa kini bukan hanya milik laki-laki yang berprofesi sebagai tentara atau ilmuwan. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa siapa pun bisa memiliki kesempatan. Termasuk dari dunia entertainment yang punya peluang untuk menjelajahi luar angkasa.

2. Katy Perry terlihat sangat antusias ketika berada di luar angkasa

Sejak awal pelatihan, antusiasme Katy Perry sudah terlihat jelas. Dalam sebuah video yang ia unggah di Instagram, Perry mengaku selalu mencari “tanda-tanda kecil dari langit” dari pembimbingnya, malaikat penjaga, dan sisi dirinya yang lebih tinggi. Ia merasa seolah alam semesta benar-benar merestui keikutsertaannya dalam misi ini.

Melansir London Evening Standard, ada satu momen yang sangat menyentuh yakni saat melihat kapsul luar angkasa milik Blue Origin yang akan ia naiki diberi nama Tortoise. Untuk penerbangan kali ini, kapsulnya berasal dari New Shepard, sistem roket milik Blue Origin yang dirancang untuk membawa manusia dalam perjalanan luar angkasa singkat (sub-orbital), sekitar 11 menit saja dari peluncuran hingga kembali ke Bumi. Nama Tortoise punya makna tersendiri karena ibunya sering memanggilnya seperti itu. Di bagian depan kapsul juga terdapat gambar berbentuk bulu (feather), panggilan sayang dari sang ibu sejak Perry kecil. Bagi Perry, itu adalah “sinyal dari semesta” bahwa ia memang seharusnya ikut dalam perjalanan ini.

Di luar angkasa, Perry sempat menyanyikan lagu “What a Wonderful World” milik Louis Armstrong. Lagu tersebut bukan sekadar hiburan, tapi bentuk rasa syukur dan kekaguman atas pengalaman yang ia anggap spiritual. Di balik kostum astronotnya, Perry tampak seperti anak kecil yang sedang meraih mimpi lama. Matanya berbinar, ekspresinya tulus, hatinya penuh syukur.

“Saat saya diundang ikut misi ini, saya melihat kapsulnya. Di bagian depannya ada gambar bulu, dan itu seperti pertanda besar karena ibu saya selalu memanggil saya ‘feather’,” kata Perry dalam wawancara bersama AOL pada 15 April 2025.

“Hari itu kami menjalani pelatihan luar angkasa. Banyak hal yang harus dipahami. Di akhir sesi, mereka memperlihatkan kapsul roket yang akan kami gunakan. Selama ini kami berlatih di kapsul lain, mencoba suara, belajar prosedur, dan memahami berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Lalu mereka bilang, ‘ini dia kapsul kalian’, dan saat itulah saya tahu namanya Tortoise,” tambahnya.

Lewat misi ini, Katy Perry tidak hanya menunjukkan dukungan terhadap keterlibatan perempuan di dunia teknologi dan antariksa, tapi juga membawa kisah personal yang menyentuh tentang tanda-tanda dari langit, kenangan masa kecil, serta rasa percaya diri yang tumbuh dari hal-hal sederhana. Sayangnya, kisah emosional ini belum tentu disambut hangat oleh semua orang. Di dunia maya, komentar sarkastik masih berseliweran dan kerap menyerangnya dari berbagai arah.

3. Sayangnya, perjalanan luar angkasa ini tidak hanya mengundang decak kagum, tapi juga menuai cibiran

Wendy's restaurant (commons.wikimedia.org/Nheyob)
Wendy's restaurant (commons.wikimedia.org/Nheyob)

Sayangnya, suasana hangat luar angkasa tak bertahan lama setelah Perry kembali menginjak Bumi. Bukannya perjalanan yang seharusnya heroik malah berujung pada kritik. Bukannya disambut dengan tepuk tangan atau pelukan, ia justru langsung diserang komentar pedas dari dunia maya. Salah satu yang paling vokal adalah akun resmi restoran cepat saji Wendy’s. Mereka melontarkan sindiran seperti “Can we send her back?” hingga parodi lirik lagu-lagu Perry. Di tengah pencapaian bersejarah dan momen emosional itu, cibiran semacam ini jadi pengingat bahwa ketenaran selalu datang bersama sisi gelap. Banyak orang lebih suka mencari celah daripada memberi ucapan selamat atau apresiasi. Sebagian warganet bahkan melihat keikutsertaan Perry dalam misi luar angkasa sebagai cara mengalihkan perhatian dari kontroversi lama yang belum tuntas.

Tak hanya brand yang melontarkan komentar, sesama penyanyi pop, Kesha, juga ikut menyindir secara halus. Ia mengunggah foto selfie sambil menikmati milkshake Wendy’s, seolah memperpanjang drama di balik hubungan mereka yang rumit. Perry pernah menuai kritik karena tetap bekerja sama dengan produser musik Dr. Luke, yang dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap Kesha. Walau kasus itu telah selesai tahun lalu, bayang-bayangnya masih membekas. Tak heran jika banyak yang menganggap misi luar angkasa ini sebagai upaya Perry untuk menepis masa lalunya.

Sindiran pun terus berlanjut. Wendy’s kembali mengejek dengan memelesetkan lirik lagu-lagu Perry. “I kissed the ground and I liked it,” tulis mereka saat Perry terlihat berlutut dan mencium tanah setelah pendaratan, menyindir lagu hit-nya “I Kissed a Girl”. Lagu “Firework” juga tak luput dari ledekan. “Now she knows what it’s like to be a plastic bag floating in the wind.” Komentar terakhir Wendy’s bahkan menyentil semangat misi ini: “When we said women in STEM, this isn’t what we meant.” Kalimat yang menyakitkan, seolah menyiratkan bahwa perjalanan ini lebih terasa seperti drama selebritas ketimbang perjuangan perempuan di dunia sains.

4. Kecintaan Katy Perry terhadap luar angkasa bukanlah sesuatu yang tiba-tiba

Banyak orang mungkin mengira ketertarikan Katy Perry terhadap luar angkasa muncul tiba-tiba. Padahal, sejak lama ia sudah menunjukkan minat besar pada dunia kosmos. Salah satu contohnya adalah lagu "E.T." yang ia bawakan bersama Kanye West. Lagu dan video musiknya penuh tema luar angkasa dan makhluk asing dimana menggambarkan imajinasi cinta yang melampaui batas planet.

Ketika masih bersama Russell Brand, Perry bahkan menghadiahkan tiket perjalanan luar angkasa senilai $200.000 (sekitar Rp3,3 miliar), menandakan bahwa mimpinya untuk ke luar angkasa bukan sekadar iseng. Di ajang MTV Video Music Awards 2017, ia tampil memakai kostum astronot dan sempat mewawancarai tokoh-tokoh luar angkasa seperti Buzz Aldrin dan Elon Musk. Dari situ, kita bisa lihat bahwa perjalanannya bersama Blue Origin bukan hanya soal pencitraan, tapi juga tentang impian lama yang akhirnya terwujud.

Ketertarikan Katy Perry terhadap luar angkasa terlihat konsisten. Mulai dari lagu dan penampilan panggung (stage act), hadiah mahal, hingga interaksi dengan tokoh dunia teknologi. Meski dulu sempat berinteraksi dengan Elon Musk, menariknya pada misi luar angkasa kali ini Perry justru memilih ikut bersama Jeff Bezos. Pilihan tersebut sontak memunculkan beragam spekulasi baru.

Mengejar impian masa kecil adalah hal yang wajar. Apalagi jika itu adalah impian menyentuh langit. Tapi di dunia selebritas, setiap langkah sering kali dianggap sebagai pencitraan. Di satu sisi, keikutsertaan Perry bisa jadi langkah maju untuk menunjukkan bahwa perempuan juga bisa berada di garis depan eksplorasi luar angkasa. Namun di sisi lain, tidak sedikit yang melihatnya sebagai upaya untuk kembali jadi pusat perhatian setelah beberapa waktu namanya meredup akibat kontroversi.

Pada akhirnya, publik yang akan menilai. Apakah Katy Perry dalam misi Blue Origin ini benar-benar sedang mengejar bintang di angkasa, atau mencoba membangun citra baru di tengah gemerlap dunia hiburan? Menurutmu, langkah ini dinilai menginspirasi atau justru terlalu terencana?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us