Olivia Rodrigo dan Fenomena Wasian dalam Industri Hiburan

Wasian adalah salah satu kosakata yang makin sering kita dengar beberapa waktu belakangan. Ia diambil dari singkatan Western-Asian alias orang-orang yang berdarah campuran Kaukasia (kulit putih) dan Asia. Mereka cukup mudah ditemukan, bahkan mengisi berbagai lini kehidupan, termasuk industri hiburan. Namun, sama seperti orang yang lahir dari perkawinan campuran pada umumnya, mereka mengalami krisis identitas.
Fenomena ini bisa kita kupas dari sosok musisi muda Olivia Rodrigo. Pelantun lagu "drivers license" itu kerap menyenggol isu insekuritas dalam lagu-lagunya dan tak sedikit yang spesifik bicara soal statusnya sebagai Wasian. Seperti apa? Yuk, kupas lebih jauh!
1. Olivia Rodrigo dan keputusannya mengekspresikan insekuritasnya dalam lagu

And you're probably with that blonde girl
Who always made me doubt
She's so much older than me
She's everything I'm insecure about
Potongan lirik itu adalah salah satu yang cukup menuai sorotan saat lagu debutnya, "driver license", rilis pada 2021. Orang langsung berasumsi kalau sosok yang dimaksud adalah Sabrina Carpenter seiring dengan rumor cinta segitiga mereka dengan Joshua Bassett. Namun, kalau diperhatikan lebih jauh, ini lebih ke insekuritas Rodrigo sebagai perempuan separuh Asia yang tak memenuhi standar kecantikan Barat, yakni berambut pirang dan bermata biru.
Tak berhenti di situ, Rodrigo juga menyenggol isu yang sama dalam lagu "lacy" dalam album keduanya, GUTS. Ia menulis lirik berikut.
Dazzling starlet, Bardot reincarnatе
Well, aren't you the greatest thing to ever exist?"
Lirik tersebut mengambil referensi dari mendiang aktris Brigitte Bardot. Seperti Carpenter, Bardot juga berambut pirang dan berkulit putih.
2. Rodrigo tak sendiri, beberapa musisi Wasian punya tendensi serupa yang ditampilkan pada lagu-lagu mereka

Olivia Rodrigo hanya satu dari banyak musisi berlatar belakang Wasian yang muncul ke permukaan. Laufey dan Mitski merupakan beberapa contoh lain. Menariknya, mereka juga mengungkap insekuritas yang hampir sama bila kamu perhatikan beberapa lagunya.
Laufey besar di Islandia dari ayah kulit putih dan ibu asal China. Dalam lagu berjudul "Letter to My 13 Year Old Self", ia mengungkapkan keresahan yang cukup spesifik lewat bait berikut.
I'm so sorry that they pick you last
Try to say your foreign name and laugh
I know that you feel loud, so different from the crowd
Of big blue eyes, and long blonde hair, and boys that stare
Mitski mengungkap rasa keterasingan serupa lewat lagu "Your Best American Girl" yang merupakan salah satu track dari album keempatnya, Puberty 2. Dalam lagu itu, ia membahas krisis identitas melalui kesadaran bahwa dirinya dibesarkan dengan kultur berbeda dari kebanyakan orang di Amerika Serikat. Lahir dari ibu asal Jepang, dinamika relasinya dengan ibunya sering jadi bahan Mitski menulis lirik.
Your mother wouldn't approve of how my mother raised me
But I do, I think I do
And you're an all-American boy
I guess I couldn't help trying to be your best American girl
3. Posisi mereka cukup dinamis karena menguntungkan dan tidak dalam satu waktu

Krisis identitas memang jadi isu buat para Wasian. Namun, pengalaman dan keresahan mereka yang autentik sering kali bisa dieksploitasi jadi komoditas yang menguntungkan. Lihat kasus Michelle Zauner atau yang dikenal dengan nama panggung Japanese Breakfast, deh. Buku memoarnya yang bicara pengalamannya jadi perempuan setengah Korea di Amerika Serikat berjudul Crying in H Mart jadi bestseller selama beberapa tahun sejak dirilis.
Para publik figur dengan latar belakang Wasian juga tak kesulitan dapat peran. Coba lihat aktor-aktor yang memerankan karakter Asia dalam film. Tak sedikit yang berdarah campuran. Sebut saja ada Henry Golding (Crazy Rich Asians) Charles Melton (Riverdale), Lola Tung (The Summer I Turned Pretty), Olivia Munn (X-Men: Apocalypse), Anna Cathcart (XO, Kitty). Dengan fitur-fitur tertentu, tak bisa dimungkiri kalau mereka sudah duduk di semacam platform yang lebih tinggi dibanding rekan sejawat mereka yang tak punya keturunan kulit putih. Terutama untuk pasar negara-negara Asia, orang-orang campuran akan punya nilai plus ketika bersaing di industri hiburan.
Wasian memang sebuah paket identitas yang kompleks. Produk migrasi dan globalisasi itu pada akhirnya membuka fakta pahit bahwa ide-ide Barat dan dominasi orang kulit putih masih besar di dunia. Gimana pendapatmu?