7 Lagu Bernada Female Rage, Banyak yang Viral

- Film, buku, dan musik sudah banyak yang mengeksplorasi tema kemarahan perempuan sebagai dampak dari diskriminasi gender.
- Lagu-lagu seperti "Labour" oleh Paris Paloma dan "Brutal" oleh Olivia Rodrigo viral di media sosial karena muatan female rage.
- Lirik lagu-lagu female rage mengungkapkan protes terhadap kultur patriarki dan pengalaman emosional perempuan dalam berbagai konteks kehidupan.
Female rage atau kemarahan perempuan yang berakar dari diskriminasi gender merupakan salah salah satu isu yang belakangan jadi tema besar banyak produk budaya. Film, buku, sampai musik mulai mengeksplorasi tema ini dalam beragam rupa. Film-film macam Pearl (2022), Hereditary (2018), dan Midsommar (2019) beberapa contoh paling kentara.
Tak berhenti pada film, beberapa lagu yang viral di media sosial ternyata mengadopsi tema serupa, lho. Kalau tak percaya, coba analisis dan perhatikan dengan baik lirik lagu-lagu bernada female rage dalam daftar ini. Kamu juga bisa sambil mendengarkan agar semakin mengerti.
1. "Labour" (Paris Paloma)
"Labour" adalah single paling populer dari penyanyi Inggris Paris Paloma yang rilis perdana pada 2023. Beberapa waktu setelah perilisannya, lagu ini viral di TikTok karena muatan female rage-nya yang bikin pendengar merinding. Secara umum, lagu anthemic ini adalah ekspresi protes seorang perempuan terhadap kultur patriarki yang memandang perempuan tak lebih dari pendamping laki-laki dan agen reproduksi.
All day, every day, therapist, mother, maid
Nymph then a virgin, nurse then a servant
Just an appendage, live to attend him
So that he never lifts a finger
24∕7, baby machine
So he can live out his picket fence dreams
It's not an act of love if you make her
You make me do too much labour
2. "All-American Bitch" (Olivia Rodrigo)
Paling sering diputar pada bagian ketika Olivia Rodrigo berteriak, lagu ini memang cocok didengar saat kamu butuh melampiaskan amarah. Rodrigo menulis lagu ini untuk mengekspresikan rasa kesal yang ia pendam saat burnout gegara tekanan profesinya. Apalagi, ia perempuan yang juga harus menghadapi berbagai ekspektasi, seperti selalu bersikap manis dan gak mengeluh.
I am light as a feather, I'm as stiff as a board
I pay attention to things that most people ignore
And I'm alright with the movies
That make jokes 'bout senseless cruelty, that's for sure
And I am built like a mother and a total machine
I feel for your every little issue, I know just what you mean
3. "Messy" (Lola Young)
"Messy" adalah perwujudan lagu putus cinta yang sarat emosi, tetapi juga melegakan saat didengar. Ditulis dari sudut pandang perempuan, Lola Young seperti sedang mengingat sikap mantannya yang gak pernah berhenti mengkritisinya. Ini mulai dari penampilan, gaya hidup, profesi, sampai hal-hal lain yang bernada stereotipikal, macam mood swings karena faktor hormonal.
'Cause I'm too messy and then I'm too f**king clean
You told me get a job then you ask where the hell I've been
And I'm too perfect 'til I open my big mouth
I want to be me, is that not allowed?
And I'm too clever and then I'm too f**king dumb
You hate it when I cry unless it's that time of the month
4. "I Eat Boys" (Chloe Moriondo)
Lagu female rage lain yang tak kalah menohok datang dari musisi muda chloe moriondo. Dalam lagunya yang berjudul "I Eat Boys", ia menggunakan teknik hiperbola untuk mengungkap kemarahannya pada para pria yang gemar mengancam keamanan dan kenyamanan perempuan di ruang publik. Meski dinyanyikan dengan suara lembut dan aransemennya dibikin ala bedroom pop, liriknya cukup mengerikan.
Don't look at me like that, eyes on the pavement
Walking, but my legs are shaking
Hands off kid or you'll wake up in my basement
And all of the feds have to break in
5. "Artemis" (AURORA)
Terinspirasi dari salah satu dewi dalam mitologi Yunani, "Artemis" adalah lagu bernada female rage yang dibawakan dengan kalem, tetapi menghantui. Seyogianya, lagu ini sedang membayangkan bilamana seorang perempuan mendominasi dunia. Bagaimana kira-kira kondisi peradaban dunia? Sebuah lagu spekulatif yang menarik dan cerdas, nih.
The mother made us a savage daughter
Who never begs for forgiveness
I always wondered why they all came back for more
What will you do when she takes your throne?
Beg for her power or throw her a bone?
6. "Ice Cream Man" (Raye)
"Ice Cream Man" adalah tipe lagu yang mungkin akan membuka luka lama buat sebagian pendengar. Raye membuat lagu ini dari pengalaman buruknya pada awal kariernya. Ia pernah jadi korban pelecehan seksual seorang produser musik. Setelah kejadian itu, ia mengungkap betapa sulitnya untuk bersuara dan melawan. Secara tak langsung, Raye sedang menyindir tradisi menyalahkan korban yang sering dialami perempuan saat bersuara soal pengalaman traumatis.
Coming like the ice cream man
Till I felt his ice-cold hands
And how I pay the pricе now, damn
Goddamn, no, what the? Goddamn
Everything you did, it left mе in a ruin
And no, I didn't say a word, I guess that proves it
I'm a woman, oh yes
7. "I Ain't Your Mama" (Jennifer Lopez)
Dibawakan dengan nada ceria, "I Ain't Your Mama" sebenarnya sebuah ekspresi kemarahan perempuan, terutama menyikapi perubahan peran perempuan setelah menikah. Dari pasangan, mereka perlahan turun derajat jadi pendamping, bahkan pelayan yang mengakomodasi kebutuhan suaminya. Ini karena tradisi dalam kultur patriarki yang memanjakan pria. Karena itu, banyak dari mereka yang tak benar-benar dewasa secara mental, bahkan setelah menikah dan punya keturunan.
I ain't gon' be cooking all day, I ain't your mama
I ain't gon' do your laundry, I ain't your mama, hmm
I ain't your mama, boy, I ain't your mama
When you gon' get your act together? I ain't your mama
Lagu-lagu bernada female rage sebenarnya bukan tren yang benar-benar baru. Namun, popularitas dan jumlahnya terus bertambah seiring dengan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.