15 Outfit Terbaik Nami Sepanjang Serial One Piece, Super Catchy! 

Anime One Piece menghadirkan alur lompatan waktu setelah saga Paramount War, di mana para Bajak Laut Topi Jerami akhirnya bersatu kembali di Kepulauan Sabaody. Beberapa anggota kru tampil dengan perubahan drastis, seperti Franky dengan gaya rambut yang bisa diatur sesuka hati dan tubuh cyborg yang lebih canggih. Nami, sang navigator yang selalu memperhatikan penampilan, tentu saja tak ketinggalan memamerkan pakaian barunya.

Sebelum time skip, Nami kerap tampil dengan rambut pendek yang menonjolkan sisi mudanya. Namun, saat kembali ke Sabaody, ia memukau para penggemar dengan rambutnya yang lebih panjang. Penampilannya dilengkapi dengan atasan berwarna hijau dan celana jeans low-rise yang mempertegas bentuk tubuh dewasanya.

Meski tergolong sederhana dan tidak masuk peringkat teratas di antara kostum terbaik Nami, para penggemar tetap menyukai pakaian ini. Kesederhanaannya justru memancarkan pesona tersendiri.

Grand Line memang dipenuhi lokasi-lokasi fantastis, namun hanya sedikit yang seindah Kepulauan Sabaody. Pulau terakhir Paradise (paruh pertama Grand Line) ini dipenuhi pepohonan bakau raksasa dan gelembung-gelembung cantik, menjadi latar sempurna untuk salah satu pakaian tercantik Nami.

Dibandingkan dengan koleksi pakaian Nami lainnya, kaos berwarna oranye dengan motif bunga yang dikenakannya di arc Sabaody Archipelago terbilang simpel. Namun, kemeja ini sangat cocok dengan suasana pulau yang menawan. Dan karena arc ini merupakan arc terakhir Nami sebelum time skip One Piece, pakaiannya pun menjadi perpisahan yang manis sebelum memasuki Dunia Baru.

Sulit mencari pulau di dunia One Piece yang memiliki iklim seberagam Punk Hazard. Pertarungan dahsyat antara dua Admiral terkuat Angkatan Laut, Akainu dan Aokiji, membelah pulau ini menjadi dua wilayah dengan iklim bertolak belakang. Tak heran, Punk Hazard menjadi lokasi yang tepat bagi Nami untuk memamerkan koleksi pakaiannya yang beragam.

Saat menjelajahi sisi beku Punk Hazard, Nami terlihat mengenakan mantel hitam panjang dan sarung tangan berwarna pink. Pakaian ini sangat cocok untuk cuaca dingin yang melanda wilayah tersebut. Jarang sekali ditemui lingkungan bersuhu rendah di One Piece, sehingga outfit musim dingin yang nyaman ini melengkapi koleksi busana Nami.

Alur Skypiea di One Piece, dengan setting ala isekai yang unik, menuntut Nami tampil beda dengan kostum yang tak biasa. Gaya rambut Nami pun terlihat unik selama berada di pulau langit tersebut. Rambutnya yang biasa dipotong bob, kali ini dikuncir menjadi dua.

Tak hanya itu, Nami juga mengenakan atasan menarik berhiaskan motif awan yang selaras dengan lingkungan Skypiea. Desain unik dan kesesuaiannya dengan latar cerita membuat outfit ini menjadi salah satu yang terbaik yang pernah dikenakan Nami.

Meski tergolong sederhana dan tak bisa disejajarkan dengan busana terbaik Nami lainnya, motif awan pada atasannya mengingatkan penggemar akan perhatian Eiichiro Oda terhadap detail-detail kecil yang luar biasa.

Outfit Nami biasanya menonjolkan lekuk tubuhnya, terutama setelah time skip dua tahun. Namun, sang penulis, Eiichiro Oda justru menghadirkan sesuatu yang berbeda di arc Water 7. Pakaian tak biasa untuk Nami ini justru sukses mengejutkan para penonton.

Kemeja berkancing biru dan dasi yang dikenakan Nami terbilang formal, sesuatu yang jarang ia kenakan. Sementara itu, rok mini yang ia kenakan masih mempertahankan gaya khasnya. Dibandingkan dengan kru Topi Jerami lainnya, ini bisa dibilang pakaian terbaik di sepanjang arc Water 7. Pakaian Nami di Water 7 memberinya kesan profesional, selaras dengan interaksi Topi Jerami dengan Galley-La untuk membeli kapal baru.

Setiap bergabungnya anggota baru ke dalam Bajak Laut Topi Jerami selalu menjadi momen penting di One Piece. Meski Nami adalah karakter pertama yang muncul bersama Luffy, ia baru resmi bergabung setelah petualangan mereka di Arlong Park. Di arc inilah kisah masa lalu Nami terungkap, menjadikannya sorotan utama cerita.

Mengingat pentingnya peran Nami di arc ini, sang navigator tentu harus mengenakan pakaian yang berkesan. One Piece pun berhasil melakukannya, dengan memberikan Nami atasan berwarna hijau yang manis, terhubung dengan peristiwa masa kecilnya. Ditambah lagi, pakaian tanpa lengan ini untuk pertama kalinya memperlihatkan tato Arlong di tubuh Nami. Detail tersebut memang menarik, namun secara keseluruhan, pakaian Nami di Arlong Park tergolong simpel dan tidak masuk peringkat teratas di antara koleksinya.

Meskipun jarang terjadi perselisihan serius di antara Bajak Laut Topi Jerami, tak dapat disangkal bahwa Nami, sang navigator, terkadang menunjukkan sikap cemberut. Kecintaannya terhadap harta benda kerap membuatnya kesal akibat tingkah para kru yang merusak barang miliknya. Hal ini secara lucu digambarkan melalui pakaian yang dikenakannya selama arc Pasca-Perang di One Piece.

Saat Nami di teleportasi menjauh dari Kepulauan Sabaody, ia tiba di pulau buatan yang dihuni para peneliti cuaca. Di sana, ia mengenakan atasan berwarna biru dengan tulisan "moody" (suasana hati buruk), yang langsung menggambarkan perasaannya selama dua tahun ke depan di pulau tersebut.

Keluarga Vinsmoke menjadi bagian penting dalam cerita One Piece berkat hubungan mereka dengan koki Bajak Laut Topi Jerami, Sanji. Namun, ada elemen lain yang tak kalah menarik dari kehadiran mereka, yaitu Raid Suit - jubah super keren yang dikenakan keluarga kerajaan Germa.

Dalam chapter 872 manga One Piece, Eiichiro Oda menampilkan sampul spesial berisikan seluruh Bajak Laut Topi Jerami dalam balutan Raid Suit versi mereka masing-masing. Outfit Nami yang berwarna oranye terlihat sangat pas dan mencuri perhatian dibandingkan kru lainnya. Tak heran, ia menjadi pusat perhatian di sampul tersebut. Ditambah lagi, warna Raid Suit Nami ini selaras dengan rambut jeruknya yang mencolok.

Alur Wano membawa nuansa Jepang yang kental ke dalam cerita One Piece. Suasana petualangan laut yang biasa hadir pun berganti menjadi penggambaran budaya asal sang penulis, Eiichiro Oda. Tak heran, para kru Topi Jerami pun mendapat kostum baru agar bisa menyamar di antara penduduk Wano.

Di antara perubahan kostum para kru, Nami menjadi salah satu yang paling menarik. Kimono berwarna biru muda dan obi (sabuk) oranye yang dikenakan Nami secara jelas merujuk pada budaya Jepang tradisional - sesuatu yang jarang ditemui di kebanyakan estetika One Piece. Ia juga terlihat mengenakan beberapa pakaian serupa di arc tersebut, termasuk outfit berwarna merah yang sama menawan dan terinspirasi dari Jepang, dengan warna-warna cerah yang selaras dengan kepribadiannya yang energik.

Sepanjang cerita One Piece, para kru Topi Jerami jarang menghadapi situasi yang mengharuskan mereka mengenakan pakaian formal. Namun, pesta pernikahan di alur Whole Cake Island menjadi pengecualian. Acara spesial ini menjadi kesempatan bagi Nami dan teman-temannya untuk tampil memukau dengan balutan busana dan aksesoris terbaik mereka.

Sebagai sosok yang selalu memperhatikan penampilan, Nami tampil memukau dengan gaun turtleneck tanpa punggung yang dipadukan dengan gaya rambut ikat. Pakaiannya bisa dibilang yang terbaik di antara para tamu undangan yang hadir.

Alur Enies Lobby dianggap sebagai salah satu yang terbaik di One Piece, dan ini bukan tanpa alasan. Namun, satu aspek cerita yang kerap luput dari perhatian adalah penggunaan kostum yang luar biasa. Para kru Topi Jerami melawan Pemerintah Dunia dengan mengenakan pakaian pemberontak yang ikonik, seperti paduan jaket jeans dan rok mini yang dikenakan Nami di sebagian besar arc ini.

Biasanya, pakaian Nami lebih mengedepankan unsur cantik dibanding kesan mengintimidasi. Namun, di Enies Lobby, sang navigator justru tampil lebih garang dari biasanya, sangat sesuai dengan sikapnya yang menentang Pemerintah Dunia. Ini menjadikan outfit Enies Lobby salah satu yang terbaik dari Nami, meski masih kalah dengan empat gaya lain yang lebih stylish dan membekas di antara koleksi busana Nami yang beragam.

Mengalahkan salah satu Yonko, Kaisar Laut terkuat, dan para krunya adalah misi tersulit di dunia One Piece. Ini yang harus dihadapi Topi Jerami saat melawan Kaido, Yonko penguasa Wano. Untuk menyusup ke markas Bajak Laut Binatang Buas, Nami dan kawan-kawan menyamar dengan mengenakan pakaian musuh mereka. Hal ini pun membawa perubahan visual yang menarik pada jalan cerita.

Nami tampil luar biasa dengan pakaian yang tak terduga. Pakaian tersebut memadukan ciri khas Nami dengan sentuhan gaya pemberontak yang mencerminkan peningkatan kekuatannya. Boa ungu, pelindung bahu berlapis baja, dan tanduk setan bukanlah kombinasi yang biasa. Namun, navigator berambut jeruk ini berhasil tampil memukau dengan gaya yang sedikit bengis tersebut.

Pulau Zou adalah tempat yang unik, bahkan di dunia One Piece sekalipun. Pulau ini terletak di punggung gajah raksasa bernama Zunesha yang berkelana di lautan. Penduduk Zou memiliki kebiasaan unik dan menganggap artefak seperti gaun ungu yang dikenakan Nami sebagai harta karun yang sangat berharga.

Memang, jika dilihat dari segi penampilan, gaun tersebut pantas dihormati oleh penduduk Zou. Desain renda dan hiasan mutiara yang menyertainya sangat memukau, menampilkan kecantikan elegan Nami sebagai anggota kru Topi Jerami yang ikonik. Ini juga menjadi pengingat bahwa koleksi pakaian Nami sangat beragam, mulai dari gaun elegan yang cocok untuk pesta hingga pakaian praktis untuk menghadapi petualangan apapun.

Dalam dunia One Piece, tak peduli seberapa banyak outfit yang dikenakan seorang karakter, mereka akan selalu diingat dengan pakaian yang mereka kenakan saat pertama kali muncul. Ambil contoh Nami dengan kemeja putih-biru klasik dan rok kuningnya di saga East Blue. Ini menunjukkan keahlian Eiichiro Oda dalam mendesain pakaian yang selaras dengan kepribadian para karakternya.

Saat pertama kali muncul, Nami masih bekerja sebagai pencuri muda yang lincah. Meski begitu, pakaian ini terus menjadi bagian tak terpisahkan dari penampilan Nami sepanjang cerita One Piece sebelum time skip. Ini menjadi penghubung yang sempurna antara masa lalunya dan kehidupan barunya sebagai anggota Bajak Laut Topi Jerami.

One Piece terkenal tak pernah membuang waktu penontonnya. Sebagian besar alurnya penuh momen tak terlupakan dan pakaian berkesan. Namun, di antara yang terbaik, arc Alabasta bisa dibilang sebagai titik puncak cerita. Setiap adegan, plot, karakter, dan pakaian dirancang dengan sempurna, termasuk salah satu outfit terbaik dalam sejarah shounen - gaun padang pasir Nami yang memesona.

Kerajaan Alabasta jelas terinspirasi dari budaya Mesir, dan ini tercermin pada pakaian Nami di paruh kedua arc. Gaun ini memadukan pesona penari perut dengan aksesoris khas Alabasta. Detail tersebut mempertegas kedekatan Nami dengan tanah air temannya, Putri Nefeltari Vivi, yang nyaris bergabung dengan Topi Jerami. Pakaian Nami tak hanya selaras dengan tema cerita, tetapi juga mengekspresikan identitasnya yang flamboyan.

Sentuhan emosional inilah yang membuat outfit Alabasta Nami menjadi nomor satu di antara yang terbaik. Pakaian ini lebih dari sekadar benang - ini adalah cerminan persahabatan sejati antara para wanita pemberani.

Dari atasan berwarna hijau dan celana jeans low-rise di Sabaody hingga pakaian eksotis di Alabasta, Nami selalu tampil memukau dengan berbagai outfit-nya. Setiap pakaian mencerminkan perkembangan karakternya, mulai dari pencuri muda yang cerdik hingga navigator handal yang pemberani.

Bagi para penggemar, memilih outfit terbaik Nami adalah sebuah perdebatan seru, karena setiap pakaian memiliki keunikan dan daya tariknya sendiri. Menurutmu, mana outfit terbaik dari Nami?