Review 'Scream 4' : Slasher Satire Persembahan Terakhir Wes Craven

Penuh kritik sosial kaum milenial

Scream 4 merupakan instalment keempat dari franchise slasher bernama Scream. Masih digarap oleh Wes Craven serta ditulis oleh Kevin Williamson, sekuel satu ini dirilis pada tahun 2011 dengan durasi 1 jam 50 menit.

Sekuel satu ini bukan hanya sembarang sekuel karena menyebabkan pro kontra untuk para penggemarnya. Isu yang dibawakan pada sekuel satu ini tergolong segar dan berani pada saat itu, yakni membawa kritik pedas pada kaum milenial dan kehidupan publik.

Berkat film ini juga, Emma Roberts berhasil menggaet cap "Scream Queen" lantaran untuk pertama kalinya ia memerankan film bergenre horror hingga setelahnya ia mendapat banyak proyek horror seperti serial "American Horror Story".

Penasaran seberapa keren Scream 4? Berikut review yang dapat menjadi racun untuk kamu yang belum nonton.

 

1. Gebrakan pembuka reboot untuk trilogi baru

Review 'Scream 4' : Slasher Satire Persembahan Terakhir Wes CravenScream 4 (dok. Dimension Films/Scream 4)

Tak heran jika film Scream 4 membawa isu yang baru dan segar, lantaran awalnya sekuel satu ini bukan sembarang sekuel. Rumornya Wes Craven tadinya akan menjadikan Scream 4 menjadi pembuka jalan trilogi (reboot), tetapi sayangnya ia gagal melakukannya lantaran tak kesampaian.

Maka dari itu banyak penggemar dari franchise Scream yang sedikit menyayangkan dan kecewa karena Scream 4 tak memiki kelanjutan cerita. Dan bahkan, sebagian akhirnya menyebutnya remake, bukan sekuel.

Baca Juga: 10 Film Horor Terbaik Sepanjang 2022, Scream Gak Ada Matinya!

2. Berbalut komedi satir yang menampar dan relevan hingga sekarang

Review 'Scream 4' : Slasher Satire Persembahan Terakhir Wes CravenScream 4 (dok. Dimension Films/Scream 4)

Hal menarik dari Scream 4 ialah komedi satirnya yang terbuka dan terang-terangan, terutama untuk para kaum milenial yang ingin terkenal di media sosial atau publik. Tak heran jika pada zaman sekarang semua orang menginginkan hidup dalam publik. Selain karena mempermudah segalanya tanpa perlu usaha dari nol, dengan menjadi orang terkenal kita akan mempunyai fans yang dimana akan menjadi pembela saat melakukan suatu kesalahan.

Wes Craven pada saat itu berani membawa isu ini karena terbilang relevan dan menggambarkan keadaan saat itu. Dalam keadaan yang krisis ingin menjadi terkenal, kaum milenial pada saat itu menghalalkan segala macam cara seperti yang digambarkan dalam film satu ini.

3. Plot twist dan film paling sadis difranchise-nya

Review 'Scream 4' : Slasher Satire Persembahan Terakhir Wes CravenScream 4 (dok. Dimension Films/Scream 4)

Film satu ini ditulis oleh Kevin Williamson dengan kuat dan rapi, maka tak heran jika memiliki unsur plot twist yang bikin syok penontonnya. Selain itu, film ini membawa elemen torture porn dalam subgenrenya, maka tentunya memfokuskan kekerasan dan aksi bunuh bunuhan dari killernya yang super brutal.

Uniknya juga, film satu ini mempunyai alternative ending yang menjadikan perdebatan yang kuat untuk penggemarnya sampai saat ini. Serta penonton film ini juga memiliki dua kubu yang sama besarnya, yaitu pencinta dan pembencinya.

Bisa dibilang pada awal perilisan penonton sedikit kecewa karena motive killer-nya sedikit nyeleneh. Tetapi setelah bertahun-tahun berlalu banyak yang berpendapat ulang untuk film ini hingga akhirnya mengerti isu yang dibawakannya.

Sekuel satu ini menjadi persembahan Wes Craven lantaran ia tak sempat menggarap film lanjutannya. Tak menjadikan franchise ini berhenti, rupanya benar pihak produksi menjadikan reboot baru hingga berhasil merilis dua film dengan sutradara berbeda, yang diutamakan dipersembahkan untuk mengenang Wes Craven.

Scream 4 memang penuh pro-kontra yang asyik banget untuk dijadikan bahan perdebatan, film ini juga tentunya bisa disaksikan dalam streaming platform Vidio lho. Cocok dijadikan pilihan untuk nobar bareng temen nih, soalnya abis nonton bisa langsung debat gitu!

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Horor Garapan Sutradara Scream VI, Berani Nonton?

Perceval Photo Writer Perceval

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya