Kiki’s Delivery Service adalah film animasi bergenre fantasi yang dirilis oleh Studio Ghibli. Anime berdurasi 1 jam 42 menit ini berkisah tentang Kiki, seorang penyihir cilik yang harus merantau ke kota lain demi melatih kemampuan magisnya.
Film ini kaya akan pesan moral, sehingga mendapat rating yang tinggi di berbagai laman penilaian film. Apa aja, sih, pesan moral yang bisa dipetik dari film Kiki’s Delivery Service? Yuk, simak bareng-bareng!
Tidak seperti penyihir lainnya yang mungkin terlahir dengan kemampuan tertentu seperti meramal masa depan atau mengobati penyakit, Kiki tidak punya kemampuan apa-apa selain terbang. Terbang merupakan kemampuan yang pasti dimiliki setiap penyihir.
Biarpun kemampuan Kiki tergolong minimal, ia tetap bisa memberi manfaat maksimal dengan berbekal hal tersebut. Ia membuat layanan pengantaran paket yang jadi favorit penduduk kota.
Di tengah pengantaran paket pertamanya, Kiki sempat terjebak dalam sebuah kesulitan. Paketnya pun terjatuh ke tengah hutan. Mau tak mau, si penyihir muda tersebut harus rela menerobos belantara pohon yang dijaga oleh elang-elang menakutkan.
Meski begitu, paket itu berhasil tiba di hari yang sama, sesuai dengan kesepakatan. Kiki sukses menjaga tanggung jawabnya dengan baik.
Suatu hari, Kiki datang ke rumah Nenek Barsa untuk mengambil barang yang akan diantar. Barang yang dimaksud adalah sekotak kue. Rupanya, kue tersebut belum matang karena ada kendala pada oven sang nenek.
Untuk menebus rasa bersalahnya, Nenek Barsa membayar Kiki dengan bayaran penuh tanpa perlu mengantarkan kuenya. Namun, Kiki menolak dan malah membantu memanggangkan kue tersebut. Berkat ketulusan Kiki, Nenek Barsa pun menjadi teman baiknya dan suka menghadiahi kue untuknya.
Tahukah kamu ketika Kiki pergi meninggalkan kota asalnya, dia baru menginjak usia 13 tahun? Usia tersebut cukup belia untuk memulai hidup seorang diri dan jauh dari keluarga. Walau begitu, Kiki sama sekali tak gentar dan memandang hal ini sebagai sebuah tantangan.
Di kota perantauannya, Kiki tinggal di kontrakan Osono, seorang pemilik toko roti. Sebagai ganti dari biaya kontrakan, ia bekerja menjaga toko roti Osono. Kiki juga memasak, mengurus kontrakan, dan merawat kucing peliharaannya seorang diri.
Kiki sempat kehilangan sihirnya. Mengetahui itu, Ursula, teman Kiki yang gemar melukis, berusaha menyemangatinya. Ursula menceritakan pengalamannya saat kehilangan kemampuan melukis. Satu-satunya yang membuat kemampuan itu kembali adalah evaluasi, yaitu memikirkan ulang apa sejatinya goal yang ingin dicapai Ursula lewat melukis.
Saran Ursula diterima Kiki. Penyihir cilik itu pun merenungi tujuan hidupnya dan memikirkan akan dia gunakan untuk apa kekuatan sihirnya. Setelah menemukan jawabannya, kekuatan sihir Kiki akhirnya kembali.
Di saat semua warga kota tidak menyambut kehadiran Kiki dengan antusias, ada seorang laki-laki seumurannya yang senantiasa bersikap hangat. Dialah Tombo. Ia takjub terhadap Kiki yang bisa terbang, karena Tombo memiliki ketertarikan terhadap penerbangan. Dirinya pun selalu menyapa Kiki kapan pun mereka berpapasan. Namun, Kiki tidak sedikit pun mengindahkan Tombo karena menganggapnya hanya iseng.
Seiring berjalannya waktu, Kiki mulai terbuka untuk berteman dengan Tombo. Sampai-sampai, Kiki menjadi penyelamat nyawa Tombo dalam kecelakaan balon udara yang menggemparkan seisi kota.
Kita semua pasti pernah merasakan culture shock saat pindah ke tempat baru. Bagi Kiki, culture shock-nya adalah soal berpakaian.
Semenjak tiba di kota perantauan yang jauh lebih modern dari kota asalnya, Kiki merasakan perbedaan yang mencolok antara cara berpakaiannya dengan para gadis sebayanya. Mereka mengenakan outfit yang girly dan colorful. Sementara itu, Kiki tidak pernah absen dengan jubah hitamnya. Kiki jadi merasa tidak pede. Menurut Kiki, jubahnya jelek dan kuno.
Akan tetapi, menurut teman-teman Kiki seperti Osono, Tombo, dan Ursula, jubah hitam itu justru membuatnya terlihat cool dan misterius. Lagi pula, yang penting bagi mereka adalah kepribadian, bukan penampilan Kiki.
Kiki tinggal di kota yang sangat jauh dari ayah, ibu, dan neneknya. Kendati demikian, ia rutin mengirim surat berisikan life updates kepada orang-orang tersayang di kampung halaman.
"Write us a letter as soon as you're settled (tulislah surat untuk kami setibanya kamu di sana)," itulah pesan Ayah Kiki sebelum Kiki berangkat untuk perjalanan panjangnya. Bagi Ayah Kiki, sepucuk surat itu sudah cukup menjadi penawar rindunya akan sang buah hati.
Gimana, banyak kan pesan penuh hikmah yang bisa dipelajari dari kisah perantauan Kiki? Tertarik untuk nonton? Kamu bisa ajak teman, adik, kakak, ataupun orangtuamu untuk nonton bareng, karena film ini benar-benar family-friendly.