Polemik BPI dan FFI, Ario Bayu: Hubungan Kami Baik-Baik Saja

Jakarta, IDN Times - Ada yang sedikit berbeda dari penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI) di tahun ini. Sejak tahun 2014, FFI dilaksanakan oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI). Namun, tahun ini logo BPI hilang dari poster yang penuh dengan unsur mozaik tersebut.
Pada dasarnya, lembaga BPI dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman untuk Memajukan, Mengembangkan, dan Mengatur Perfilman Nasional. Ketua BPI Gunawan Paggaru pun mengklaim, masalah ini bukan cuma urusan logo belaka. Bagaimana kondisi sebenarnya?
1. Pernyataan Ketua BPI Gunawan Paggaru tentang poster yang kini tidak berlogo BPI

Ketua BPI Gunawan Paggaru buka-bukaan menjelaskan kronologi polemik logo di poster FFI dalam wawancara bersama IDN Times pada Sabtu (14/6/2025), sehari setelah unggahan Instagram soal 'bentuk pengkhianatan'. Menurutnya, permasalahan ini muncul ketika ada surat keputusan (SK) baru yang diturunkan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.
"Ternyata ada persepsi berbeda melihat dari hubungan ini. (Ario Bayu) merasa sebetulnya dia tidak perlu melaporkan ke BPI. Nah, celaka kan ini. Karena ini kan sulit. Dia malah merasa bertanggung jawab kepada kementerian. Kenapa merasa dia under kementerian? Karena ada SK, ini nih yang ricuh" kata Ketua BPI Gunawan Paggaru.
Ia lanjut memaparkan, "Jadi gini, SK itu diturunkan dibuat oleh dirjen untuk terkait pembiayaan, pelaksanaan. Karena Ario Bayu sudah membentuk kabinet-kabinetnya pasti ada biaya kan. Sehingga harus ada alasan untuk bisa mengeluarkan berapa pun perak itu, harus ada SK-nya. Menurut saya, ya ini, itu letak masalah, karena SK itu bisa diterjemahkan macam-macam, salah satu dampaknya adalah komite merasa tidak perlu melaporkan ke BPI, karena ada SK ini. Apalagi SK itu terkait pembiayaan, sementara di awal seharusnya ada dua pertanggung jawaban, satu SK terkait administrasi, satu SK terkait substansi."
Menanggapi perbedaan sudut pandang ini, Gunawan Paggaru lalu memberikan dua opsi. Yang pertama, membuat SK baru lagi, untuk mempertegas kalau komite FFI bertanggung jawab administrasi kepada kementerian dan substansi kepada BPI. Lalu opsi kedua, melanjutkan SK yang sudah ada, tetapi logo BPI dicabut. Nyatanya, FFI 2025 meluncurkan poster perdana mereka tanpa logo lembaga ini.
"(Poster) tanpa logo BPI dan tidak ada pemberitahuan. Itu pengkhianatan terhadap institusi. Pengkhianatan terhadap undang-undang. Gak ada pemberitahuan, saya aja tahunya dari anggota, dari stakeholder," ujar Ketua BPI Gunawan Paggaru.
Membahas soal upaya menghubungi Ario Bayu, Ketua BPI ini mengklaim pesannya tak kunjung dijawab oleh sang aktor. Ia pun harus mencoba menghubungi Ario lewat teman hingga menyempatkan untuk mengajak bicara ketika bertemu.
"Tapi karena punya perspektif gitu, saya juga gak bisa nyalahin Ario kan. Karena rancu nih, tetap kita tanya ini, kita (hubungi dengan) berbagai macam cara. Saya kadang-kadang WA ya gak dijawab ya gak apa-apa. Ya memang gak pernah dijawab," ungkapnya sambil tertawa.
2. Ario Bayu akan memuat logo pendukung acara di poster FFI

Selama konferensi pers berlangsung, MC sempat melewatkan pertanyaan yang dilemparkan IDN Times terkait BPI. Namun pada akhirnya Ario Bayu selaku Ketua Komite FFI periode 2024-2026 menjelaskan program itu masih didukung oleh BPI serta asosiasi film lainnya.
"Tadi terkait BPI, semangat kami di FFI itu semangat inklusivitas di mana kalau kita bicara pemangku kepentingan atau stakeholder itu banyak sekali. Kami masih, istilahnya korespondensi, bersama BPI dan sebenernya tetep didukung oleh BPI, ada juga dukungan dari APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia), KAFEIN (Pengkaji Film Indonesia), dan teman-teman asosiasi lainnya," papar Ario Bayu pada Selasa (1/7/2025).
Selepas acara, Ario Bayu tetap terbuka untuk dihampiri beberapa awak media. Ketika ditanyakan soal hilangnya logo BPI, ia menegaskan, ke depannya poster FFI 2025 akan memuat seluruh bagian yang memberikan dukungan kepada acara ini.
"Kami akan memakai nanti logo-logo semua teman-teman yang mendukung kita ke depannya," jawabnya singkat.
3. Ario Bayu tegaskan masih berhubungan baik dengan BPI

Selain itu, Ario Bayu juga menegaskan dirinya tetap berhubungan baik dengan BPI. Ia mengklaim sering mengobrol dengan Gunawan Paggaru selaku ketua BPI.
"Saya sering ngomong, saya sering teleponan sama Pak Gunawan. Dan hubungan kami baik-baik saja. Kami (isi) bicaranya adalah kembali lagi, gimana caranya mengembangkan ekosistem perfilman," ujar Ario.
4. Ario Bayu meminta masyarakat fokus pada film

Ketika ditanya mengenai SK yang disinggung oleh Ketua BPI Gunawan Paggaru, Ario Bayu meminta agar masyarakat fokus pada obyek acara ini, yaitu karya film. Ia tidak mau acara FFI diwarnai isu-isu yang kurang relevan dengan objek yang dibahas.
"Masyarakat film itu siapa? Kalau kita bisa ekstrapolasi, kembali lagi, 80 juta penonton itu juga masyarakat film. Jadi, bagi saya, mereka lah bos-bos kita. Saya, dan kami dari komite, tidak ingin kepercayaan nasional maupun kepercayaan Indonesia itu luntur dengan adanya isu-isu, yang bagi saya, itu tidak relevan dengan semua ekosistem dan konstelasi film secara garis besarnya," tegas Ario Bayu.
Ia lalu kembali menegaskan, "Jadi, kembali lagi, obyektif kami adalah meningkatkan kepercayaan penonton Indonesia dan kita ingin memberikan juga ruang dan panggung yang berbasis meritokrasi, yang berbasis kepada kapasitas dan kapabilitas teman-teman sineas Indonesia untuk memanggungkan karya mereka. Jadi, that's the objective here, we're talking about film."