Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus

Kami mohon, sekali ini saja.. kali ini saja... dengarkanlah permintaan kami.

“Kami mohon, sekali ini saja.. kali ini saja... dengarkanlah permintaan kami.” 

 

Kepada Bapak atau Ibu Produser acara televisi fiksi bersambung di Indonesia alias sinetron, 

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih karena kalian masih rutin berkarya mengisi jam-jam utama di televisi Indonesia dan membuat kami mengenal bintang-bintang baru yang berpotensi. Namun, alasan kami menulis surat ini kepada kalian selaku produser sesungguhnya karena ada beberapa hal yang kami rasa malah memperburuk citra karya anak bangsa.

Tentunya sebagai bagian dari bangsa Indonesia ini, pasti kalian tidak ingin menghasilkan karya yang malah jadi bumerang buat Indonesia, bukan? Namun sayangnya, itulah yang sedang terjadi, Pak, Bu. 

Beberapa hal yang mungkin luput dari perhatian kalian tidak luput dari perhatian kami. Atau mungkin, kalian selaku produser sadar betul akan adanya beberapa hal ini namun kalian tetap mengulanginya demi rating dan keuntungan semata. Ada beberapa hal yang ingin sekali kami ajukan agar tidak ada lagi di sinetron Indonesia dan kalau kalian membacanya, mungkin kalianpun akan setuju.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Tidak perlulah tokoh dalam setiap cerita diawali dengan salah satu pihak berlatar belakang yang susah atau latar belakang berlimpah yang kemudian jatuh miskin. Terkadang, kami pun ingin melihat potret wanita atau pria yang lebih realistis, seperti pria yang bekerja di agensi kesenian atau wanita yang berjuang membesarkan putranya sendirian. 

Setiap tokoh yang berperan dalam sinteron rata-rata pasti sudah memiliki paras yang indah untuk dipandang. Karena itu, kami heran, mengapa produser memperbolehkan make-up yang demikian tebal untuk tokoh anak SMA? Kami yakin, tanpa itu semua pun mereka sudah cantik dan tampan.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Bicara soal wajah indah, apakah bisa kalau tokoh utama sesekali dipilih dari mereka yang lebih mengandalkan kekuatan akting ketimbang kekuatan paras mereka yang mempesona? Karena, kami sebagai penonton akan lebih menikmati setiap pembangunan karakter yang berkembang jika kami merasa kamilah tokoh tersebut. Kami tidak selalu terlihat seindah mereka.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Kemudian, bagaimana sih sebenarnya kadar akting yang kalian perbolehkan di depan kamera? Terkadang, amarah atau kesedihan yang ditampilkan terlihat tidak alami. Apakah Bapak atau Ibu produser marah dan sedih seperti itu? Kami yakin tidak. 

Lalu, mengapa suara dalam pikiran setiap tokoh bisa terdengar? Kami mengharapkan lebih adanya permainan ekspresi wajah yang lebih puitis daripada suara marah-marah dalam otak yang di dunia nyata tidak mungkin terdengar seperti itu.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Bagaimana dengan konflik dalam setiap drama? Kami sudah cukup melihat hubungan yang tidak disetujui karena perbedaan status maupun perlakuan semena-mena terhadap anak tiri. Akan lebih menarik saat produser berani menghadirkan kenyataan berat mahasiswi yang berjuang membiayai kuliahnya atau seorang istri yang menerima kembali suaminya yang sudah selingkuh, karena konflik seperti itulah yang benar-benar terjadi di sekitar kami. 

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus

Saat tokoh berada di puncak, mengapa pencapaian yang dia harus perjuangkan masih terasa palsu? Tidak ada pencapaian yang semudah itu dan perjuangan yang susah payah itulah yang ingin kami saksikan. 

Jika produser memutuskan untuk menyajikan gaya hidup kelas atas, kami berharap itulah potret sebenarnya dari kaum kelas atas di Indonesia, bukan adaptasi dari serial-serial dan gaya hidup luar negeri.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Sama juga dengan gaya hidup kelas menengah ke bawah. Mereka tentu mengalami kesulitan hidup dan harus berusaha lebih keras, namun kami yakin, Pak, Bu, perjuangan mereka tidak akan semenderita itu. 

Bagaimana dengan gaya hidup anak-anak SMA? Sejauh yang kami ingat, tidak semua anak SMA punya gaya hidup bebas dan lepas dari tanggung jawab seperti itu. We need a more touch to reality, please.

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Belum lagi cara kalian melemparkan anak-anak yang notabene belum cukup umur untuk berperan sebagai sepasang kekasih yang jatuh cinta. Tanpa disadari, mereka yang berusia lebih muda menonton dan mulai meniru tayangan yang kurang mendidik. Tentu bapak dan ibu produser tidak menginginkan terjadinya hal ini pada anak-anak kalian sendiri, bukan?

Demo Kecil-kecilan: Produser Sinetron, Penonton Indonesia Memohon Agar 11 Hal Ini Bisa Dihapus 

Sayang sekali jika hal ini terus dibiarkan berlanjut, karena banyak sekali sinetron Indonesia yang sebelumnya sempat menghuni hati kami karena keorisinalitasan kisah dan alurnya, serta gayanya yang memang Indonesia banget. Salah satunya adalah Dunia Tanpa Koma, Keluarga Cemara dan Cinta. Apakah bapak dan ibu produser mengingatnya? 

Inilah saatnya dunia sinetron Indonesia berjalan ke arah yang lebih baik lagi dan peran bapak serta ibu produser dalam hal ini tentulah sangat signifikan. Alangkah baiknya bila bapak dan ibu sudah membaca surat ini dan berinisiatif mengambil sikap.

 

Hormat kami,

Para penonton yang peduli dengan generasi muda di Indonesia.

Topik:

Berita Terkini Lainnya