Diam-diam, Film-Film Indonesia Ini Lebih Berjaya di Mancanegara

Banyak sekali karya sineas Indonesia yang kamu lewatkan dan lebih diterima di mancanegara.

Banyak sekali karya sineas Indonesia yang kamu lewatkan dan lebih diterima di mancanegara.”

Judul-judul film berikut mungkin akan terdengar asing di telinga kamu, namun tidak di berbagai festival di luar negeri sana. Spesialnya, semua film-film ini dibuat oleh anak-anak bangsa, lho! Coba cek dan nonton filmnya, yuk!

1. Postcards from the Zoo

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/P1QOe2HIVdw" frameborder="0" width="300" height="169"></iframe>

Film karya sutradara yang hanya mau disebut sebagai Edwin ini berkisah tentang Lana, seorang anak yang ditelantarkan di sebuah kebun binatang sehingga dibesarkan oleh pelatih jerapah. Hingga dewasa, hanya kebun binatang saja yang menjadi dunianya sampai dirinya bertemu seorang pesulap yang membuatnya jatuh cinta dan memutuskan keluar dari dunia yang membesarkannya. Film yang sarat scene indah ini dibintangi oleh Ladya Cheryl serta Nicholas Saputra yang dirilis pertama kali di Belanda serta diputar di Festival Film Berlinale.

 

2. What They Don’t Talk About When They Talk About Love

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/QNeDi6VWb3Y" frameborder="0" width="300" height="169"></iframe>

Judul yang panjang ini mewakili kisah cinta antara si buta dan si bisu, serta pengalaman menuju kedewasaan dengan embel-embel seksualitas yang dikemas sederhana dan nyentrik oleh Mouly Surya selaku sutradara dan penulisnya. Lagi-lagi, film ini dibintangi oleh Nicholas Saputra bersama Ayushita. Film ini masuk menjadi deretan film yang diputar di Sundance Film Festival lho, guys!

 

3. Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/qSvPGW9RmOA" frameborder="0" width="300" height="169"></iframe>

Mengutip kata review yang diambil dari cinemapoetica.com, Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband boleh jadi merupakan kerinduan keberadaan insting dalam diri manusia. Film pendek yang durasinya tidak sampai satu jam dan dibintangi oleh Mariana Renata ini berkisah tentang pertemuan pria dan wanita berlatar laut dan disepuh dengan kisah legenda Halimah serta Sukab yang kawin lari. Sejatinya, film ini diadaptasi dari cerita pendek milik Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Cinta di Atas Perahu Cadik. Dibuat juga oleh Edwin, film ini merupakan ‘tugas’ dengan modal 457 juta rupiah dari JIFF atau Jeonju International Film Festival.

 

4. Blind Pig Who Wants to Fly

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/_qvu5NZCwMQ" frameborder="0" width="300" height="169"></iframe>

Film berjudul asli Babi Buta yang Ingin Terbang ini pertama kali dirilis di AS tahun 2009 di bawah arahan tangan dingin Edwin. Kisahnya kental dengan isu mereka yang merupakan warga Indonesia keturunan Tiongkok, dari segi humor politik yang tetap dibuat ringan dan terdiri dari beberapa sketsa yang selalu kembali ke isu sentral, yaitu identitas mereka yang merupakan warga keturunan. Film ini diputar di International film Festival Rotterdam atau IFFR dan diulas sebagai suatu film dengan subjek yang dekat di hati sutradaranya.

 

5. Something in the Way

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/hdNqVqwxfro" frameborder="0" width="300" height="169"></iframe>

Something in the Way mengangkat tema yang termasuk berani dalam dunia perfilman Indonesia sehingga lebih diterima di luar sana. Kisah mengenai supir taksi yang kecanduan seks dan masturbasi yang menghidupi dua sisi hidup, dunia malam yang sarat seks dan dunia religius penganut Muslim. Dibintangi oleh Reza Rahardian dan Ratu Felisha, film karya Teddy Soeriaatmadja ini diputar di Berlin International Film Festival 2013 lalu.

Bagaimana, guys? Bangga dong jadi orang Indonesia dengan karya film yang beragam seperti ini! Sudah ditonton belum filmnya?

 

Apakah artikel ini berguna untukmu? Ayo bagikan ke teman-temanmu dan dapatkan Tablet Android Mito T330 atau Sony LED TV. Keterangan selengkapnya bisa kamu baca di www.idntimes.com/sharingiscaring.

Topik:

Berita Terkini Lainnya