Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Reza Rahadian merayakan 20 tahun perjalanan kariernya di industri seni pada 2025 dengan serangkaian program bertajuk "Refleksi Dua Dasawarsa Reza Rahadian." Program ini jadi wujud kontemplasinya tentang peran seni dalam kehidupan.

Saat konferensi pers di Bentara Budaya Jakarta, Senin (28/4/2025), Reza Rahadian menjelaskan lima program istimewa yang menandai perjalanan dua dekadenya tersebut.

1. Peluncuran buku Mereka Yang Pertama

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Reza Rahadian memulai rangkaian dengan meluncurkan buku berjudul "Mereka Yang Pertama." Buku ini merupakan kumpulan esai dan catatan pribadi yang merekam perjalanan Reza di dunia seni sejak awal 2000-an.

"Ini menceritakan mereka-mereka yang membukakan jalan pertama kali, casting director pertama banget yang membukakan jalan saya ke film, kemudian saya main sinetron, genre-genre pertama. Jadi ini isinya tentang itu," jelasnya.

Diterbitkan pada 7 Mei 2025, buku ini tidak hanya berisi refleksi hidup Reza belaka, melainkan juga foto-foto eksklusif dari arsip pribadinya.

"Buku ini mungkin tidak banyak teks, artinya teks yang panjang, tulisan. Ada beberapa foto dan arsip-arsip yang lain. Mudah-mudahan membuat buku ini lebih menyenangkan untuk dibaca," tambah aktor berusia 38 tahun itu.

2. Pameran seni Eudaimonia di ArtJog 2025

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Mengusung tema kebahagiaan dan makna hidup, Reza juga berkolaborasi dengan seniman visual untuk menghadirkan pameran bertajuk "Eudaimonia" di ArtJog 2025, Yogyakarta.

"Eudaimonia itu bahasa Yunani, ia berbicara tentang perjalanan kebahagiaan lewat kebijaksanaan. Jadi core utamanya adalah kebijaksaan. Saya merasa bahwa apa yang coba kami tampilkan nanti di ArtJog adalah sebuah rangkaian perjalanan emosional dari berbagai macam bentuk ekspresi yang tidak pernah saya tampilkan sebelumnya," tutur Reza.

3. Peluncuran film Pangku

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Menandai debutnya sebagai sutradara, Pangku (2025) menjadi program berikutnya. Perlu diingat kalau film ini tidak sengaja dibuat untuk merayakan dua dekade kariernya.

"Tidak kemudian, 'Oh, mau 20 tahun terus bikin film Pangku,' gak. Ide Pangku itu muncul sudah cukup lama, 2018 pertama kali terpikir. Belum ada skenario, saya baru melihat set dan sebuah kehidupan masyarakat yang mungkin saya gak pernah lihat sebelumnya," jelasnya.

Pangku mengangkat kisah perjuangan hidup seorang perempuan serta tradisi kopi pangku yang ada di kawasan pesisir Pantai Utara Jawa atau Pantura. Skenarionya ditulis oleh Reza bersama Felix K. Nesi dan direncanakan rilis kuartal tiga tahun ini.

4. Kolaborasi dengan JFW 2025 dan JAFF 2025

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Masih di dunia film, Reza juga merambah kolaborasi dengan Jakarta Film Week (JFW) 2025 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025. Pangku sendiri meraih penghargaan White Light Post-Production Awards di JAFF Market 2024.

"Semua perjalanan itu pasti memiliki maknanya tersendiri. JAFF Market pertama itu kan tahun lalu, ya (2024). Kami mengirimkan submit project kami, kemudian alhamdulillah terpilih project-nya, dan dari situ perjalanan sebenarnya dimulai," kata Reza.

JAFF Market adalah medium berjejaring bagi ekosistem perfilman Indonesia. Bagi Reza, banyak filmmaker yang antusias dengan program ini, karena dapat membawa mereka ke festival director dan kurator sehingga bisa mempresentasikan film mereka.

5. Pementasan monolog Dua Dasarasa

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Sebagai penutup, Reza menghadirkan pementasan monolog berjudul Dua Dasawarsa di Jakarta pada Desember 2025 nanti. Dalam pertunjukan ini, ia akan memerankan berbagai karakter, seperti Habibie dan Bossman di My Stupid Boss (2016).

"Monolog itu sesuatu yang sebenarnya belum pernah saya lakukan... Dan ruang teater adalah ruang menyederhanakan diri, ruang yang sangat membumi bagi saya. Saya lahir di ruang itu, jadi menurut saya penting untuk terus menghidupi ruang-ruang panggung di Indonesia," ujarnya.

Reza sendiri memilih Agus Noor untuk pagelaran monolog ini,, karena pengalamannya dan merasa senang bisa bekerja sama lagi dengan penulis naskah "Matinya Toekang Kritik" itu.

"Saya seneng karena Mas Agus tuh orang yang gak pernah berhenti juga ke saya tuh kritiknya. Kalaupun memuji tipis-tipis gitu ya, tapi menantangnya terus-terusan. Saya selalu dikasih challeng dan itu yang membuat saya terus bertumbuh," tambah Reza.

Editorial Team