6 Quotes Terbaik The Penguin yang Gambarkan Kompleksitas Karakternya

Artikel ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton serial The Penguin!
The Penguin (2024), yang merupakan spin-off dari The Batman (2022), resmi berakhir pada 10 November lalu. Meski sudah tamat, serial yang menceritakan perjalanan Oswald "Oz" Cobb alias Penguin dalam membangun kekuasaannya di Gotham ini tetap menjadi bahan perbincangan, terutama berkat akting Colin Farrell yang memukau sebagai sang karakter tituler.
Tak hanya soal akting, The Penguin juga menonjol lewat dialog-dialognya yang cerdas dan emosional. Banyak kutipan dari serial ini yang meninggalkan kesan mendalam bagi para fans. Berkat naskah yang ditulis dengan detail, penonton dapat merasakan motivasi, trauma, dan ambisi tokoh-tokohnya, khususnya Oz, yang berada di tengah perebutan dominasi di Gotham.
Bagaimana kutipan-kutipan ini mencerminkan kompleksitas dari para karakternya? Berikut enam kutipan terbaik dari The Penguin yang bakal membuatmu semakin memahami kedalaman cerita dan konflik di balik serial ini.
1. "Di lingkungan tempat tinggalku, mereka mengadakan pawai untuk menghormatinya. Sebuah pawai yang luar biasa. Itu tidak mewah, tapi itu adalah sebuah gestur, sebuah perwujudan cinta, tentang arti dirinya." — Oswald "Oz" Cobb

Di episode 1, "After Hours," Oz (Colin Farrell) menceritakan kepada Alberto Falcone (Michael Zegen) tentang seorang gangster bernama Rex Calabrese (Louis Cancelmi) yang sangat dihormati di lingkungannya. Ketika Rex meninggal, warga sekitar mengadakan parade sebagai bentuk penghormatan terakhir. Oz merasa terinspirasi oleh bagaimana Rex dikenang dan dihormati, dan ia pun bercita-cita untuk mendapatkan penghormatan serupa.
Namun, alih-alih terkesan dengan ambisi Oz, Alberto malah menertawakannya. Bagi Alberto, cita-cita Oz untuk mendapatkan penghormatan seperti Rex Calabrese adalah hal yang konyol dan tak mungkin tercapai. Merasa direndahkan dan dihina, Oz pun mengambil tindakan drastis dengan menembak Alberto berkali-kali. Inilah yang menandai dimulainya perjalanan gelap Oz dalam mengejar kekuasaan.
2. "Aku menolak untuk membiarkan para pria tua sialan ini mendorongku ke samping lagi seolah-olah aku bukan apa-apa, jadi sekarang aku akan mengambil dari mereka. Dan aku akan memaksa mereka berlutut. Ini akan menyenangkan." — Sofia Falcone

Sofia Falcone (Cristin Milioti) menunjukkan sisi gelapnya melalui pernyataan yang mengguncang di episode 2, “Inside Man.” Meskipun terdengar kejam, kata-kata ini sejatinya mengungkap sisi rapuh dari karakter Sofia yang kompleks. Di balik ancaman dan kebenciannya, terdapat luka mendalam akibat perlakuan tak adil dari figur otoritas di sekitarnya, terutama sang ayah, Carmine Falcone (Mark Strong), yang telah memfitnah dan menjebloskannya ke Arkham Asylum.
Kutipan ini mencerminkan perjalanan metamorfosis karakter Sofia dari sosok yang altruistik menjadi antagonis yang berbahaya. Rasa sakit dan pengkhianatan yang ia alami memicu keinginannya untuk menghancurkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Dari sini, penonton dapat memahami motivasi dan latar belakang tindakan Sofia di sepanjang The Penguin.
3. "Bagaimana orang lain bisa tahu seberapa berharganya dirimu jika kamu tidak mengatakannya, hah?" — Oswald "Oz" Cobb

Di episode 3, “Bliss," kutipan yang diucapkan oleh Oz kepada Victor "Vic" Aguilar (Rhenzy Feliz) menggambarkan betapa pentingnya menyuarakan nilai diri sendiri. Oz, yang selalu dianggap remeh karena penampilannya, merasa bahwa ia memiliki banyak hal untuk dibuktikan. Baginya, dunia tak akan menghargainya kecuali ia mengambil tindakan nyata dan berkesan untuk membuat orang lain mengakui keberadaannya.
Hal tersebut memang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, di mana personal branding menjadi kunci kesuksesan dalam berbagai bidang. Namun, kutipan ini juga bisa menjadi pisau bermata dua jika diinterpretasikan secara berlebihan. Penting untuk menemukan keseimbangan antara percaya diri dan rendah hati dalam menunjukkan kemampuan kita.
4. "Besok, aku akan memulai hidup baru. Untuk pertama kalinya, aku memiliki harapan." — Sofia Falcone

Kalimat yang diucapkan Sofia di depan seluruh keluarga Falcone di episode 4, “Cent’Anni,” ini sekilas terdengar penuh optimisme. Namun, kita berbicara tentang Sofia Falcone di sini—wanita yang penuh ambisi, licik, dan haus kekuasaan. Kalimat ini tentunya bukan sekadar harapan, melainkan sebuah ancaman terselubung.
Di depan keluarganya yang tak curiga, Sofia mengangkat gelas dan membuat pengumuman tentang masa depannya. Namun, setelahnya, ia meracuni seluruh rumah dengan gas yang membunuh semua orang di dalamnya, kecuali Gia (Kenzie Grey), keponakannya, dan Johnny Viti (Michael Kelly), tangan kanan ayahnya. Kutipan di atas secara tak langsung menjadi metafora atas kehidupan baru yang dijalani Sofia: menghapus eksistensi Falcone dan menggantinya dengan Gigante, nama keluarga ibunya.
5. "Kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan menjadi orang yang sukses, dan memberikan segala sesuatu yang pantas aku dapatkan." — Francis Cobb

Dalam The Penguin, selain hubungan Oz dengan Sofia Falcone, hubungan sang protagonis dengan ibunya, Francis Cobb (Deirdre O'Connell), juga menjadi sorotan penting. Dinamika kompleks ini tertuang di episode 7, “Top Hat.” Dalam sebuah adegan flashback, Francis melontarkan kata-kata yang terdengar seperti dorongan seorang ibu yang menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Namun, jika diperhatikan lebih dalam, kalimat tersebut sebenarnya mengungkapkan betapa beracunnya hubungan mereka. Francis tidak benar-benar peduli pada kesuksesan Oz demi kebaikan anaknya sendiri. Sebaliknya, ia melihat Oz sebagai alat untuk mencapai ambisi dan keinginannya sendiri.
Di sisi lain, Oz, yang tak sadar dimanfaatkan oleh sang ibu, rela melakukan berbagai tindakan keji—salah satunya membunuh kedua saudara kandungnya—untuk membuktikan diri dan mendapatkan kasih sayang penuh dari Francis. Kutipan tersebut tentunya menambah lapisan tragis pada kisah asal-usul Penguin.
6. "Itulah tentang keluarga. Mereka adalah kekuatanmu. Mereka memotivasimu. Tapi sial, mereka juga bisa membuatmu lemah. Dan aku tak bisa lagi membiarkan itu terjadi." — Oswald "Oz" Cobb

Rasanya tak berlebihan jika menyebut kutipan ini sebagai salah satu kalimat yang paling menyesakkan dan mengerikan dalam The Penguin—atau bahkan dalam sejarah serial DC. Bagaimana tidak, kalimat ini diucapkan Oz sebelum membunuh Vic, karakter yang selama ini loyal dan menganggapnya sebagai keluarga, di akhir episode 8, “A Great or Little Thing.”
Kutipan tersebut merefleksikan dilema moral yang dihadapi Oz sepanjang serial. Di satu sisi, ia menghargai ikatan emosional yang terjalin antara dirinya dengan Vic. Di sisi lain, ia menyadari bahwa ikatan tersebut dapat menjadi kelemahan yang berbahaya dalam dunia kriminal yang kejam.
Lebih jauh lagi, kutipan ini menegaskan transformasi Oz menjadi Penguin yang kita kenal dari komik dan adaptasi sebelumnya. Ia berevolusi menjadi sosok antagonis yang rela mengorbankan apa pun dan siapa pun demi mencapai tujuannya. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa Oz telah sepenuhnya meninggalkan jejak kemanusiaan terakhir yang ia miliki.
Dari enam kutipan di atas, terlihat jelas kesuksesan The Penguin dalam mengeksplorasi kompleksitas karakternya. Setiap kalimat bukan hanya sekadar dialog, tetapi juga jendela yang membuka rahasia, intrik, dan pergulatan batin para tokohnya. Dengan berakhirnya The Penguin, rasanya tak sabar menantikan kelanjutan kisah Kota Gotham dalam The Batman 2 yang dijadwalkan tayang pada 2026 mendatang!