3 Studio Film Anime yang Punya Prospek Cerah, Menjanjikan Banget!

Calon-calon penerus Studio Ghibli

Dari dulu hingga kini, ada begitu banyak film anime yang berhasil menggebrak dunia perfilman internasional. Bahkan, sebelum Spirited Away (2001) menyabet gelar Best Animated Feature dalam Academy Awards 2003, format film layar lebar telah menjadi andalan industri anime untuk menembus pasar global dan menggaet fans dari seluruh penjuru dunia.

Itu sebabnya, terdapat sederet studio film anime populer yang sudah dikenal banyak orang, seperti Studio Ghibli dan CoMix Wave Films. Akan tetapi, tak sedikit juga studio film anime lain yang mencuri perhatian karena memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik pada masa mendatang. Berikut tiga studio film anime yang berprospek paling cerah dan menjanjikan.

1. Studio Ponoc

3 Studio Film Anime yang Punya Prospek Cerah, Menjanjikan Banget!cuplikan anime Mary and the Witch's Flower (dok. Studio Ponoc/Mary and the Witch's Flower)

Setelah memproduseri When Marnie Was There (2014), Yoshiaki Nishimura keluar dari Studio Ghibli pada akhir 2014. Ia lantas mendirikan Studio Ponoc pada 15 April 2015 dengan bantuan beberapa mantan figur penting Studio Ghibli lainnya, seperti Hiromasa Yonebayashi dan Yoshiyuki Momose. Mereka lalu mengerjakan sejumlah iklan dan poster untuk berbagai perusahaan.

Nama Studio Ponoc mulai melambung tinggi setelah mereka merilis film debut bertajuk Mary and the Witch's Flower pada 2017. Disutradarai Yonebayashi, film tersebut menuai ulasan positif dari audiens berkat mencampurkan elemen-elemen khas Studio Ghibli dengan sentuhan modern. Mary diadaptasi dari novel The Little Broomstick milik Mary Stewart.

Mereka lanjut memanfaatkan momentum Mary untuk memproduksi film-film pendek, seperti Modest Heroes (2018) dan Tomorrow's Leaves (2021). Tomorrow's Leaves sendiri merupakan proyek kolaborasi antara Ponoc dan Olympic Foundation of Culture (OFCH) dalam merayakan Olimpiade Tokyo 2020. Film itu bisa ditonton gratis di kanal YouTube Olympics.

Pada Desember 2021, Ponoc membocorkan film terbaru mereka bertajuk The Imaginary. Diadaptasi dari novel berjudul serupa karangan AF Harrold, The Imaginary awalnya direncanakan untuk tayang pada musim panas 2022. Sayangnya, film garapan Yoshiyuki Momose itu diumumkan harus ditunda pada Maret 2022 akibat COVID-19.

Namun, pada Desember 2022, The Imaginary mendapat jadwal rilis baru, yakni musim dingin 2023. Plot film ini mengisahkan Rudger, bocah lelaki yang lahir dari imajinasi seorang anak cewek. Ia hidup di The Imaginaries Town, dunia tempat imajinasi bisa hidup dan dimakan. Petualangan Rudger dkk. dimulai saat nyawa orang-orang yang mereka cintai terancam.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Anime Karya Studio Pierrot, Populer!

2. Studio Colorido

3 Studio Film Anime yang Punya Prospek Cerah, Menjanjikan Banget!cuplikan anime Drifting Home (dok. Studio Colorido/Drifting Home)

Studio Colorido didirikan oleh Hideo Uda pada 22 Agustus 2011. Namanya diadopsi dari kata serupa dalam bahasa Spanyol dan Portugis yang berarti 'penuh warna'. Nama tersebut menjadi harapan untuk Studio Colorido agar menjadi tempat yang penuh akan talenta berbeda sehingga dapat menciptakan tempat kerja yang hidup dan karya yang beragam.

Studio Colorido memulai karier mereka dengan memproduksi beberapa film pendek, seperti Shashinkan dan Hinata no Aoshigure pada 2013. Film pertama mereka yang bertajuk Typhoon Noruda (2015) dirilis 2 tahun selepasnya. Berdurasi 27 menit, Typhoon Noruda digarap oleh Youjiro Arai, mantan animator Studio Ghibli.

Sutradara Hinata no Aoshigure sekaligus desainer karakter Typhoon Noruda, Hiroyasu Ishida, mengadaptasi novel Penguin Highway karya Tomihiko Morimi pada 2018. Film tersebut disambut hangat oleh para penggemar. Bahkan, dapat dikatakan bahwa Penguin Highway menjadi langkah awal kesuksesan Studio Colorido dalam industri anime.

Breakthrough Studio Colorido terjadi pada 2020. Pada tahun itu, mereka tidak hanya mengeluarkan 1, tetapi 2 film anime, yakni A Whisker Away dan Burn the Witch. A Whisker Away disutradarai Tomotaka Shibayama dan ditulis Mari Okada. Mengangkat romansa remaja, film ini sukses menggaet banyak penonton yang merasa relate dengan ceritanya.

Sementara itu, Burn the Witch adalah adaptasi dari serial manga bertajuk serupa karya Tite Kubo yang menjadi spin-off Bleach. Untuk film ini, Studio Colorido bekerja sama dengan tim Yamahitsuji pimpinan Tatsuro Kawano. Meski hanya berdurasi sejam, Burn the Witch dipuji berkat karakterisasi yang dalam untuk kedua karakter utamanya.

Pada 2022, Hiroyasu Ishida meluncurkan film keduanya berjudul Drifting Home di bioskop dan Netflix. Drifting Home sendiri menjadi 1 dari 3 film Studio Colorido yang menjadi bagian dari kesepakatan produksi bersama Netflix. Adapun dua film lainnya adalah A Whisker Away dan film mendatang karya Tomotaka Shibayama.

Walau belum punya judul, film mendatang tersebut sudah punya key art, sinopsis, dan jadwal rilis dari Studio Colorido. Film itu dijadwalkan tayang pada 2024 dan merupakan cerita coming-of-age sekaligus kisah cinta misterius pada musim dingin antara dua remaja cowok dan cewek. Sementara itu, key art-nya bisa dilihat di situs resmi Studio Colorido.

3. CLAP

3 Studio Film Anime yang Punya Prospek Cerah, Menjanjikan Banget!cuplikan anime The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes (dok. CLAP/The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes)

Studio CLAP mengawali perjalanan mereka dalam industri hiburan dengan memproduksi film pendek dan iklan. Bahkan, merekalah yang memproduksi iklan Bintang SMA untuk Pocari Sweat yang tayang di Indonesia pada 2019 dan 2020. CLAP juga membuat film pendek berdurasi semenit, Tokino Kousa (2018), dengan menggabungkan animasi dan live action.

Proyek besar pertama CLAP baru datang pada 2020. Dalam merayakan ultah ke-10 HoneyWorks, CLAP bertanggung jawab atas film tentang LIPxLIP, grup idol virtual yang diproduseri HoneyWorks. Bertajuk Kono Sekai no Tanoshimikata: Secret Story Film, film yang rilis pada Desember 2020 itu mengangkat cerita awal pembentukan LIPxLIP.

Tak sampai setahun setelah itu, CLAP mulai mencuri perhatian publik dengan film Pompo: The Cinéphile. Diangkat dari serial manga bertajuk serupa milik Shogo Sugitani, Pompo awalnya ditargetkan rilis pada 2020. Akan tetapi, penayangan Pompo terpaksa diundur dua kali akibat berbagai masalah sehingga akhirnya keluar pada Juni 2021.

Pompo: The Cinéphile meraih nilai tinggi berkat konsep ceritanya yang unik, visualnya yang memanjakan mata, dan karakternya yang likeable. CLAP lantas enggan menginjak pedal rem dan menggunakan momentum itu untuk mengerjakan proyek mereka selanjutnya. Adapun, proyek yang dimaksud adalah film The Tunnel to Summer, the Exit of Goodbyes.

Diadaptasi dari light novel berjudul serupa karangan Mei Hachimoku, Tunnel dirilis pada September 2022. Tunnel juga mendapat sambutan hangat berkat visualnya yang indah dan ceritanya yang menarik. Bahkan, film garapan Tomohisa Taguchi ini meraih Paul Grimault Award dalam Annecy International Animation Film Festival 2023 yang diadakan Juni ini.

Sesuai judulnya, cerita film ini berputar sekitar Terowongan Urashima, terowongan yang dirumorkan dapat mengabulkan permintaan seseorang jika orang itu masuk ke terowongan tersebut. Namun, bayarannya tentu tidak murah, yaitu umur orang itu. Hal itu karena hukum ruang dan waktu di dalam Urashima berjalan secara berbeda dengan dunia luar.

Meski begitu, dua murid SMA, Kaoru Touno dan Anzu Hanashiro, tak mengindahkan rumor itu dan tetap berencana masuk ke Urashima. Mereka bekerja sama dalam memutar otak untuk mengakali sistem waktu di dalam sana. Namun, itu tak semudah yang mereka kira. Kira-kira apa harapan terbesar mereka sehingga mereka tetap berani menanggung risiko itu?

Dengan adanya ketiga studio di atas dengan potensial menjanjikan, film-film anime di masa depan bakal terjamin kualitasnya. Karya-karya mereka berikutnya patut kita nantikan. Film dari studio mana yang paling kamu tunggu-tunggu?

Baca Juga: 5 Film Anime Studio Ghibli yang Bikin Imajinasimu Melambung Tinggi

Rakha Alif Photo Verified Writer Rakha Alif

run like a chocobo and stab like a tonberry

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya