10 Rekomendasi Film Terbaik yang Bisa Kamu Tonton Saat #DiRumahAja

Charlie Chaplin memang telah membuat banyak film bisu yang hebat, di mana City Lights umumnya dianggap sebagai yang terbaik. Namun pada tahun 1940, hanya untuk membuktikan kalau ia dapat melakukannya, Chaplin membuat film panjang pertama yang bersuara, The Great Dictator.

The Great Dictator adalah film tentang fasisme. Di saat Perang Dunia II berkecamuk, Charlie Chaplin membuat film ini untuk mencemooh Hitler dan Mussolini, dan kekonyolan ideologi mereka. The Great Dictator memiliki semua hal yang kalian ketahui dan sukai tentang Charlie Chaplin, dan menjadi sebuah propaganda anti-Nazi juga.

Kalian pasti bingung mengapa The Seventh Seal selalu tampil dalam daftar film-film hebat sepanjang masa. Faktanya, beberapa orang yang memilihnya memang sudah benar-benar menontonnya, di mana selebihnya akan dan harus menontonnya.

Ditulis dan disutradarai oleh Ingmar Bergman, dan berlatar pada masa Black Death, film ini terkenal lewat sosok Kematian yang bermain catur demi kepemilikan jiwa manusia. Jadi, apakah dia bermain untuk menang atau apakah dia memiliki motif yang berbeda di dalamnya?

Bisa dikatakan kalau The Seventh Seal adalah sebuah masterpiece eksistensialis. Namun, jangan biarkan hal itu membuat kalian merasa bingung duluan. Mari menonton dan ikut bergabung untuk melakukan "Dance Macabre" lewat film ini.

Jack Nicholson dapat berperan sebagai orang gila dengan cukup baik, di mana yang paling terkenal mungkin adalah sosok Jack Torrance dari The Shining dan, tentu saja, Joker dalam Batman karya Tim Burton.

Namun, film terbaiknya tentang kegilaan justru menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya orang waras di rumah sakit jiwa. Ya, film itu adalah One Flew Over the Cuckoo's Nest, sebuah film individualisme yang menceritakan kisah seseorang yang berpura-pura marah walau nyatanya tidak.

Diadaptasi dari novel Ken Kesey dengan judul yang sama, film ini mendapatkan 9 nominasi Academy Awards dan berhasil membawa pulang 5 piala Oscar, salah satunya adalah Best Actor untuk Nicholson. Akhir film ini benar-benar mengerikan dan sangat kompulsif, namun tetap saja sangat worth it untuk ditonton.

Beberapa film memang mudah diikuti, bahkan sangat mudah diikuti. Sedangkan yang lainnya mungkin akan membuat kalian memperhatikan dengan lebih saksama. Dan untuk The Usual Suspects, kalian mungkin perlu mencatat beberapa hal penting di dalamnya.

Digambarkan sebagai film "neo-noir," The Usual Suspects menggunakan banyak kilas balik untuk menceritakan kisah sekelompok pencuri yang ingin membongkar identitas seorang raja kejahatan yang misterius, Keyser Soze.

Dalam film ini Kevin Spacey memerankan Verbal Kint, seorang penipu yang tidak disukai siapa pun. Ia takut kalau Keyser Soze atau anteknya, Kobayashi, akan membalas dendam kepadanya dan keluarganya jika dia menceritakan apa yang dia ketahui tentang ledakan yang menewaskan rekannya.

Lambat laun Verbal dibujuk bahkan diancam oleh polisi untuk menceritakan kisahnya yang terus terang sangat luar biasa, sampai pada akhirnya dibebaskan. Setelahnya, dia pergi dan tidak pernah kembali lagi.

Apocalypse Now adalah pengisahan kembali novel Joseph Conrad, Heart of Darkness, yang disutradari oleh Francis Ford Coppola dan dibintangi oleh Martin Sheen sebagai Kapten Willard.

Willard sendiri adalah seorang pasukan khusus Amerika yang dikirim untuk menelusuri sungai di Vietnam untuk menemukan Kolonel Kurtz, yang diperankan oleh Marlon Brando, yang memimpin tim Baret Hijau dan diyakini telah menjadi gila akibat Perang Vietnam.

Apocalypse Now dengan indah menangkap sifat sebenarnya dari perang. Brando memang tidak muncul lama di film ini, tetapi penampilannya pantas untuk ditunggu.

Apakah Kurtz gila, atau menjadi gila adalah satu-satunya hal yang waras ketika hidup di hutan dan menunggu musuh untuk membunuhnya, adalah pertanyaan yang akan terjawab setelah kalian menonton film ini.

Meskipun proses shooting-nya sempat tertunda karena beberapa masalah teknis, Apocalypse Now secara konsisten selalu terpilih sebagai salah satu film perang terbaik sepanjang masa.

Toy Story adalah film yang serba pertama; ini adalah film fitur animasi komputer pertama, fitur pertama dari perusahaan baru bernama Pixar, dan menjadi film pertama yang "benar-benar" memanfaatkan marketing karena kebanyakan tokoh di dalamnya adalah mainan.

Jika diibaratkan, kalian membuat film anak-anak dengan tokoh mainan di dalamnya, dan kemudian kalian menjual mainan tersebut. Jenius bukan? Terlepas dari hal itu, naskah Toy Story juga sangat jenius.

Gagasan tentang mainan yang menjadi hidup bukanlah hal yang baru di pasar Hollywood. Namun hal itu tidak masalah, karena naskahnya bukan tentang mainan. Itu tentang persahabatan.

Toy Story adalah film tentang teman dan penerimaan, di mana kita harus menerima diri sendiri bahkan di saat kita tidak memenuhi harapan kita sendiri, dan menerima teman-teman kita dengan sifat buruk yang mereka miliki.

Tonton film ini bersama anak-anak kecil, atau mungkin tanpa mereka, dan biarkan film ini membawa kalian menuju tak terbatas dan melampauinya!

The Matrix tidak seperti film fiksi ilmiah lainnya walau memiliki masa depan dystopian dan pengambilalihan dunia oleh alien yang mungkin terdengar mainstream.

Sebagai permulaan, Keanu Reeves, Carrie-Anne Moss, dan bahkan Laurence Fishburne tampak keren di dalamnya, lengkap dengan pakaian hitam, rambut yang disisir ke belakang, dan kacamata hitam yang bagus.

Mereka juga memiliki gerakan Kung Fu yang luar biasa, dan efek khusus yang ikonik, "bullet time." The Matrix menunjukkan kepada kita kalau segala sesuatu dapat terjadi. Kedua sekuel The Matrix memang tidak sebagus film ini, jadi alangkah baiknya untuk menonton film ini saja.

Fight Club didasarkan pada novel dengan judul yang sama karya Chuck Palahniuk, menceritakan tentang hilangnya identitas pria di dunia yang beradab, meningkatnya ketidakpuasan terhadap masyarakat kapitalis, atau mungkin hanya tentang perkelahian saja.

Film ini dimulai saat Edward Norton, seorang penderita insomnia yang sedang berkeliling dunia bertemu dengan Tyler Durden (Brad Pitt). Tyler adalah sosok segalanya yang bukan dirinya. Dia pintar, tangguh, dan tanpa rasa takut. Juga gila.

Mereka pun memulai sebuah fight club karena tidak ingin mati tanpa bekas luka. Tidak lama kemudian beberapa pekerja pria di kota tersebut ikut bergabung ke dalam klub mereka. Fight Club nyaris tidak membuat sensasi ketika pertama kali dirilis, walau setelahnya menjadi salah satu film kultus yang paling mudah diingat sepanjang sejarah.

Tidak semua film superhero memiliki template yang sama dengan film-film MCU. Mereka bisa menjadi menyenangkan, tentu saja, tetapi beberapa lebih suka berfokus dengan tema yang lebih gelap dan intens.

Joker yang dibintangi Joaquin Phoenix memang hebat, tetapi sulit untuk disebut sebagai sebuah film superhero. Hal ini berbeda dengan The Dark Knight — yang juga menjadi panggung seorang Joker — yang memenuhi syarat sebagai sebuah film superhero.

Disutradarai oleh Christopher Nolan dan dibintangi Christian Bale sebagai Batman, The Dark Knight adalah film yang jauh lebih menyeramkan daripada kebanyakan film superhero arus utama.

Lewat film ini, Gotham benar-benar digambarkan sebagai tempat yang sangat gelap. Penampilan Christian Bale memang hebat, tetapi Heath Ledger jauh lebih baik darinya. Ledger berhasil membawa sosok Joker ke tingkat kegilaan yang berbahaya, yang menjadi peran besar terakhirnya.

Film ini memecahkan rekor box office bukan hanya sebagai penghormatan kepada Ledger tetapi karena film ini juga menjadi film superhero terbaik sepanjang masa. Setelah menontonnya, kalian mungkin tidak akan pernah bisa untuk tidak mencintainya sedikit pun.

Ada banyak film hebat tentang luar angkasa. 2001: Space Odyssey, Alien, atau mungkin Guardians of the Galaxy (jika kalian suka MCU). Berbeda dengan mereka, Star Wars ada di galaksi yang terpisah. Tentu saja bukan versi Disney, tetapi tiga film pertamanya — secara teknis, di mana The Empire Strikes Back sebagai film terbaiknya.

Film ini memiliki segalanya. Tidak hanya Luke, Hans, Leia, dan Darth Vader yang menyediakan drama, tetapi juga beberapa droid konyol dan seorang master Jedi yang berbicara dengan gaya yang lucu. Tentu ada banyak pertempuran light-saber di dalamnya, juga ada twist mengejutkan yang melibatkan garis keluarga.

Untuk hasil terbaik kalian harus selalu menonton The Empire Strikes Back setelah menonton A New Hope. Dan jika kalian sudah menonton dua film tersebut, kalian mungkin akan tetap menonton The Return of the Jedi juga.

Nah, itu tadi 10 rekomendasi film terbaik yang bisa kamu tonton saat #DiRumahAja. Bagaimana, apakah kalian tertarik untuk menonton semuanya?