Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review A Normal Woman, Film Penuh Pesan Moral yang Kaku

Film A Normal Woman (dok. Netflix/A Normal Woman)
Intinya sih...
  • Seluruh elemen di filmnya kakuDari awal film, kita langsung diperlihatkan kehidupan Milla yang tampaknya serba sempurna. Namun, seluruh elemen kehidupan Milla terasa sangat kaku baik dalam dialog maupun dinamika antaranggota keluarga.
  • A Normal Woman sajikan twist yang absurdFilm ini sejatinya menyentil berbagai isu yang relevan dengan Indonesia. Sayangnya, ada satu bagian krusial dalam film yang cukup merusak ketegangan plot misteri soal apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Milla.
  • A Normal Woman bisa coba disaksikan di tengah waktu luangBanyak lubang dalam plot yang tak dijelaskan atau bahkan dibiarkan begitu saja. Naskah yang

Sudah nonton trailer A Normal Woman yang tayang di Netflix mulai 24 Juli 2025? Dengan deretan pemain papan atas seperti Marissa Anita, Dion Wiyoko, Widyawati, Gisella Anastasia, dan aktris pendatang baru Mima Shafa, film ini langsung mencuri perhatian. Gak sedikit penonton yang menantikan karya ini.

Aura elegan, konflik rumah tangga, dan gaya hidup keluarga kelas atas ditampilkan bikin kamu penasaran apakah filmnya bagus? Kalau kamu masih ragu buat klik tombol play, yuk baca review film ini menurut IDN Times.

1. Seluruh elemen di filmnya kaku

Tangkapan Layar 2025-07-22 pukul 13.01.58.png
cuplikan A Normal Woman (dok. Netflix/A Normal Woman)

Dari awal film, kita langsung diperlihatkan kehidupan Milla yang tampaknya serba sempurna. Ia berasal dari keluarga kelas menengah atas yang harmonis dan tinggal di rumah yang mewah. Tapi justru seluruh elemen kehidupan Milla terasa sangat kaku, baik dalam dialog maupun dinamika antaranggota keluarga.

Entah ini disengaja untuk menciptakan ilusi perfect family. Tapi, nuansa keluarganya jadi terasa palsu dan lebih menyerupai potret keluarga kaya raya dalam film barat. Sekali lagi, entah ini strategi kreatif mengingat film ini tayang di Netflix dan ditujukan untuk audiens global.

Namun, hasilnya, Keluarga Jonathan kehilangan sentuhan khas keluarga Indonesia yang lebih membumi dan penuh dinamika emosional. Setiap ekspresi kaku dari para pemain pun ikut membuat saya sedikit terganggu, apalagi melihat jejak karier Dion Wiyoko dan Widyawati yang biasa luwes membawakan karakter mereka.

2. A Normal Woman sajikan twist yang absurd

Tangkapan Layar 2025-07-22 pukul 13.02.22.png
cuplikan A Normal Woman (dok. Netflix/A Normal Woman)

Film ini sejatinya menyentil berbagai isu yang relevan dengan Indonesia. Mulai dari konflik seorang istri dengan mertua yang merendahkan, suami yang enggan membela, hingga tekanan media sosial yang membuat keluarga terlihat sempurna dari luar tapi retak dari dalam. Gak ketinggalan yang jadi paling ditonjolkan dalam film ini adalah standar kecantikan dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan.

Sayangnya, ada satu bagian krusial dalam film, yang gak bisa dibahas detail di sini demi menghindari spoiler, cukup merusak ketegangan plot misteri soal apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Milla. Alih-alih menambah lapisan cerita, twist ini malah terasa terlalu absurd. Rasanya seperti menonton sesuatu yang awalnya menjanjikan, tapi tiba-tiba belok ke arah yang terlalu jauh dari logika cerita yang sudah dibangun.

3. A Normal Woman bisa coba disaksikan di tengah waktu luang

Tangkapan Layar 2025-07-22 pukul 13.02.09.png
cuplikan A Normal Woman (dok. Netflix/A Normal Woman)

Selain itu, banyak lubang dalam plot yang tak dijelaskan atau bahkan dibiarkan begitu saja. Beberapa transisi emosi terasa dipaksakan, dan tidak ada penyelesaian yang memuaskan atas berbagai konflik yang muncul. Terutama kemunculan Erika yang bikin bingung di tengah pace cerita yang tiba-tiba ngebut di akhir film.

Naskah yang lemah membuat banyak karakter terasa seperti tempelan semata. Fokus cerita terlalu berat di Milla, tapi karakter lain terasa kosong dan minim kedalaman. Tak ada latar, motivasi, atau bahkan kejelasan emosional yang bisa membuat karakter-karakter ini hidup.

Pada akhirnya, Milla memang jadi karakter yang cukup menarik untuk diikuti, tapi tanpa dukungan narasi dan karakter di sekitarnya, film ini terasa setengah jadi. Tapi, film ini masih layak kamu coba tonton bila menggemari genre dark. Sebagai saran, lebih baik menonton A Normal Woman di waktu luang, jadi tak ada plot yang terlewat, mengingat kisahnya cukup membingungkan dan absurd.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us