Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dance Dance Danseur (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)
Dance Dance Danseur (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)

Jika ditanya mengenai anime bertema unik dan lain dari yang lain, Dance Dance Danseur adalah salah satu anime yang sayang kamu lewatkan pada periode musim semi lalu. Bukannya mengambil tema yang lumrah, anime yang dirilis pada 9 April 2022 ini justru mengambil tari balet sebagai fokus utama cerita. 

Dance Dance Danseur sendiri diadaptasi dari manga berjudul serupa karya George Asakura. Mengingat anime ini punya alur cerita dan desain yang unik, Dance Dance Danseur jadi anime yang penulis rekomendasikan untuk ditonton, nih. Apalagi, anime ini sudah selesai tayang. Sebelum menonton, kita simak sekilas review Dance Dance Danseur dulu, yuk!

1. Junpei membangkitkan obsesinya terhadap tari balet setelah bertemu Miyako

Miyako dan Junpei (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)

Pada umur 8 tahun, Junpei Murao begitu terpesona setelah melihat seorang danseur atau penari balet pria menari dengan begitu anggun. Meski sang ayah berharap Junpei bisa menekuni bela diri karena menganggapnya lebih gagah, Junpei akhirnya mendapatkan dukungan untuk menekuni balet. Namun, setelah kematian sang ayah, Junpei memilih mengikuti keinginan mendiang ayahnya untuk menekuni bela diri Jeet Kune Do. Ia juga membuang jauh-jauh keinginannya untuk menekuni tari balet. 

Ketika ia menginjak kelas 2 SMP, Junpei bertemu dengan Miyako Godai. Miyako sendiri melatih dirinya sebagai balerina. Dengan cepat, Miyako melihat potensi Junpei dalam menari dan menyeretnya untuk berlatih di studio miliknya. Ibu Miyako, Chizuru, pun merasakan hal yang sama dan ingin Junpei berlatih untuk festival balet mendatang. Meski Junpei menolak terus-menerus, ia tetap kembali ke studio karena kecintaannya terhadap balet kembali muncul. 

Dengan renjananya terhadap balet yang kembali bangkit, akan sangat sulit bagi Junpei untuk mempelajari balet. Itu karena jenis tari ini begitu ketat dan minimal harus dimulai dari usia 10 tahun. Berbagai tuntutan dan teknik balet yang begitu mengikat juga membuat Junpei begitu kesulitan pada awal latihan. Apalagi, seorang danseur bernama Luou Mori juga turut berada dalam studio tersebut dan jauh lebih berbakat dari dirinya. Namun, karena kecintaannya terhadap balet, Junpei mulai menekuni tari balet dengan sungguh-sungguh dan ingin menjadi salah satu danseur terbaik dunia.

Dari segi cerita, Dance Dance Danseur memberikan kesan yang cukup baik karena karakter Junpei mati-matian menahan keinginannya untuk menari demi amanat dari mendiang ayahnya. Meski diremehkan banyak orang karena gaya menarinya yang berantakan, Junpei tetap melatih teknik tariannya dengan giat. Selain berfokus pada tema balet, anime ini juga memberikan bumbu romansa cinta segitiga antara Junpei, Miyako, dan Luou. Seperti karya-karya George Asakura lainnya, alur percintaan dalam Dance Dance Danseur pun dibuat dengan cukup menarik dan realistis bagi ketiga karakter ini. 

2. Balet memberikan warna yang berbeda bagi setiap penari

Luou dan Junpei (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)

Bagi Junpei, balet membuat hidupnya lebih bersinar dan menemukan kilauan yang berbeda dari apa pun yang telah ia tekuni selama ini. Meskipun menekuni bela diri Jeet Kune Do sekaligus menjadi salah satu anggota ekskul sepak bola, Junpei lebih memilih menekuni balet meski awalnya punya banyak pertimbangan. Di sisi lain, para karakter lainnya dalam anime ini punya pandangan yang berbeda-beda mengenai balet. 

Jika kita beralih ke karakter Luou, ia menjadi karakter yang cukup menderita karena balet. Sejak kecil, Luou dituntut untuk mempelajari balet dengan keras oleh neneknya. Ia bahkan harus melakukan peregangan yang ekstrem dan berkali-kali menghadapi kekerasan oleh neneknya sendiri. Tak seperti anak seumurannya, Luou juga tidak sekolah dan hanya mempelajari balet selama masa kecilnya. Alhasil, Luou begitu tertinggal dalam pelajaran, sulit berkomunikasi, dan hanya memiliki balet sebagai satu-satunya hal yang ia kuasai. 

Selain mereka berdua, ada banyak karakter lain dengan motivasi berbeda. Ada Miyako yang hanya ingin melakukan balet demi bersenang-senang; Natsuki yang selalu ingin jadi yang terbaik; hingga Misaki yang sangat berambisi untuk mendapatkan beasiswa balet meski harus mengadu domba temannya yang lain.

3. Desain dan animasi Dance Dance Danseur dikerjakan oleh studio MAPPA

Miyako Godai (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)

Meski lebih sering mengerjakan anime shounen dan action, bukannya tidak mungkin jika MAPPA bisa membuat anime yang didominasi genre drama, dong. Terbukti, Dance Dance Danseur telah digarap di luar ekspektasi oleh studio ini. Setiap gerakan tari dalam anime ini juga dianimasikan dengan mulus meski beberapa gerakan masih terlihat dibantu menggunakan efek CGI. 

Desain para karakter juga gak boleh dilewatkan dan telah dibuat menarik nih oleh studio ini. Desain dalam versi anime digarap dengan sangat baik tanpa menghilangkan ciri khas desain dari manga buatan George Asakura. Pemilihan warna juga cukup berpengaruh dan membuat tiap karakter makin menarik dan langsung memikat penonton.

4. YUKI dan Hitorie mengisi lagu untuk anime Dance Dance Danseur

Untuk lagu pembuka Dance Dance Danseur, YUKI menyanyikan "Narihibiku Kagiri" yang terdengar menyenangkan dengan suara uniknya. Selain YUKI, lagu penutup dinyanyikan oleh Hitorie dengan lagu "Kaze, Hana". Kedua lagu ini memang cukup cocok menjadi pembuka serta penutup untuk Dance Dance Danseur.

Selain YUKI dan Hitorie yang membawakan lagu dengan nada yang catchy, komposisi musik dalam anime ini digarap oleh MICHIRU. Karena bertemakan balet, penonton tentunya akan mendengar lebih banyak lagu klasik, seperti "Swan Lake" karya Tchaikovsky sebagai musik pengiring dalam anime ini. Overall, komposisi musik dalam anime ini gak akan bikin penonton kecewa, deh!

5. Munehisa Sakai dan Hajime Ohtani membuat sosok danseur makin bersinar dengan storyboard yang cemerlang

Junpei Murao (dok. MAPPA/Dance Dance Danseur)

Penari balet pria memang cukup jarang mendapat sorotan ketimbang penari perempuan. Dengan membawakan konsep yang terbilang baru, yaitu menyorot serba-serbi seorang danseur, Munehisa Sakai selaku sutradara telah berhasil menggarap Dance Dance Danseur dengan brilian. 

Selain menjadi sutradara, Sakai turut berperan dalam pembuatan storyboard anime ini, terutama di bagian tarian balet. Tak sendiri, Sakai juga mengerjakan bagian tarian bersama Hajime Ohtani. Bagi Ohtani sendiri, menggarap Dance Dance Danseur adalah pengalaman yang menarik mengingat ia begitu tersentuh ketika pertama kali membaca versi manga dari anime ini. Adegan kesukaan yang digarapnya ketika Miyako menari di taman bersama Junpei. 

"Ketika saya pertama kali membaca (manga) aslinya, saya tertarik pada pemandangan di taman itu. Saya tidak pernah berpikir saya bisa melakukannya, tetapi saya sangat senang bahwa saya bertanggung jawab atas konten dan arahnya. Itu seperti pekerjaan pertama saya dalam pekerjaan ini. Saya pun belum memiliki banyak pengetahuan tentang tari. Jadi, saya tidak dapat memahaminya. Namun, itu adalah adegan favorit saya. Jadi, saya ingin tahu apakah saya bisa menggambar dengan perasaan itu sebagai pilarnya. Ini adalah adegan yang saya suka."

Dance Dance Danseur memang punya premis yang cukup unik dan menarik dengan mengangkat dunia balet sebagai tema utamanya. Kerasnya dunia balet pun jadi menambah wawasan para penonton tentang tari klasik ini. Selain itu, eksekusi cerita, desain animasi, dan musik juga membuat anime ini makin sayang banget untuk dilewatkan. Untuk review Dance Dance Danseur, penulis memberikan skor 4,5/5. Bagikan pendapatmu tentang anime ini juga setelah menonton, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorTrisnaynt