Mendebarkan & Mengharukan, 5 Kelebihan dan Kekurangan Film Ad Astra

Setelah tampil gemilang dalam "Once Upon A Time in Hollywood", Brad Pitt kembali menggebrak lewat film "Ad Astra". Film science fiction besutan James Gray ini mendapat banyak respons positif dari para kritikus film.
IDN Times telah menyaksikan langsung "Ad Astra" di bioskop dan menemukan lima kelebihan serta kekurangan dari film terbaru Brad Pitt ini.
1. Hadir dengan cerita yang sederhana, tetapi punya makna sangat mendalam. Bukan film science fiction luar angkasa biasa

"Ad Astra" berpusat pada tokoh Roy McBride (Brad Pitt), seorang astronot Amerika Serikat yang terkenal sangat tenang dan berkepala dingin.
Bersetting di masa depan, diceritakan bahwa bumi dan sekitarnya terserang rentetan gelombang tenaga listrik misterius yang disebut 'The Surge' atau 'Gelora'. Roy McBride adalah salah satu yang berhasil lolos dari bencana akibat serangan tersebut.
Cerita yang dihidangkan sebenarnya cukup sederhana dan terkesan linear. Tidak ada plot twist, tanpa ada hambatan yang berlebih, tergolong sederhana dibanding film-film bertema luar angkasa serupa. Tetapi Ad Astra justru punya sisi yang istimewa.
Brad Pitt tampil cukup memukau sebagai tokoh sentral dalam film ini. Walau akrab dengan karakter yang full testosteron atau manly banget, mantan suami Angelina Jolie ini sukses menunjukkan sisi sentimentalnya dengan apik. Ia bagaikan corong yang memperjelas koneksi antara penonton dengan apa yang berkecamuk dalam diri Roy, pusat utama cerita.
2. Sinematografi dan visual kelas atas siap memanjakan mata para pemirsa

Roy McBride sendiri merupakan putra dari Clifford McBride (Tommy Lee Jones), seorang astronot ternama yang pertama kali menjelajahi tata surya. Namun ekspedisi luar angkasa yang dipimpin oleh ayah Roy ini kehilangan kontak dengan bumi sejak mencapai Neptunus 16 tahun yang lalu.
Mengambil tema space opera, tentu saja film "Ad Astra" dituntut menghasilkan pemandangan luar angkasa yang memukau. Untungnya hal ini berhasil dieksekusi dengan baik. "Ad Astra" sukses menyajikan sejumlah visualisasi yang cukup realistis tetapi juga memukau kita warga bumi yang tak pernah melihat dunia dari antariksa.
3. Disertai sejumlah aksi yang cukup mendebarkan dengan efek memukau

Serangan "Gelora" ini diduga ada hubungannya dengan hilangnya pesawat luar angkasa yang diawaki oleh Clifford McBride. Sebagai putranya, Roy McBride pun diminta oleh Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (SPACECOM) untuk menjalani misi demi menemukan kembali sang ayah dan menemukan jawaban dari semua misteri ini.
Walau tema utamanya adalah drama, tetapi Ad Astra juga diwarnai beberapa adegan aksi yang cukup mendebarkan lho! Ini jadi 'bumbu' yang cukup seru sepanjang durasi film. Sehingga penonton gak bakal bosan dengan monolog yang terus menerus diantarkan oleh sang tokoh utama.
4. Tempo lambat bisa menjadi pedang bermata dua, terutama bagi yang punya ekspektasi berbeda tentang genre space opera

Meski begitu, kamu yang berharap "Ad Astra" akan menyerupai keseruan petualangan luar angkasa seperti "Gravity" (2013) atau "The Martian" (2015) mungkin akan kecewa. Alih-alih mendebarkan, film ini lebih menitikberatkan pada perjalanan sang tokoh utama sebagai manusia yang mencari jawaban untuk berbagai intrik dalam kehidupannya.
Perbedaan ini semakin terlihat dari tempo cerita yang cenderung lambat alias slow burn, dan sangat berfokus pada pikiran serta tindakan Roy McBride. Lagi-lagi tujuan utama kita bukan menyelamatkan diri dari alam, atau menyelesaikan teka-teki ilmiah.
Melainkan menemukan kedamaian lewat serangkaian peristiwa yang mengalir perlahan tapi pasti.
5. Sarat narasi puitis, bergulat tentang kejiwaan serta intrik kehidupan mungkin bukan topik yang bisa selalu cocok dengan semua penonton

Film "Ad Astra" juga tergolong berbeda dari film-film antariksa lainnya dari cara narasinya. Selain didominasi monolog, kata-kata yang digunakan Roy McBride dalam menceritakan kisahnya pun tergolong puitis.
Kita seolah mendengar sambil melihat visualisasi prosa dari pergulatan jiwa seorang astronot, yang meskipun punya kapasitas untuk menjelajahi tata surya, pada akhirnya hanyalah manusia biasa layaknya kita.
Inti cerita tentang kontemplasi kehidupan ini bisa dimaklumi bukan topik yang akan selalu mudah dicerna atau disukai semua penonton dibanding genre laga atau petualangan.
Itu dia 5 kelebihan dan kekurangan film "Ad Astra", film terbaru Brad Pitt yang bertema luar angkasa. Walau punya premis yang menyerupai petualangan antariksa, ternyata ada hal unik dan berbeda dari film garapan James Gray yang satu ini.
IDN Times memberi skor 3,5/5 untuk "Ad Astra". Jangan lupa saksikan di bioskop favoritmu ya!