Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Bongkar POV Cowok soal Cinta

poster film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (Instagram.com/filmctptw)
Intinya sih...
  • Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu mengangkat sudut pandang pria dalam percintaan, memancing emosi penonton dan pesan mendalam soal cinta.
  • Permainan aspek rasio gambar film ini mencolok dan desain set-nya tampak menarik, dengan sinematografi yang berhasil menangkap keindahan alam.
  • Akting Refal Hady sebagai Daku sangat kuat, dengan chemistry yang solid antara pemain lain, serta sentuhan budaya pewayangan yang ikonik dalam film ini.

Hanung Bramantyo kembali mempersembahkan karya film terbarunya berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. Diadaptasi dari novel karya Puthut EA, film ini membawa penonton untuk mengikuti kisah percintaan seorang penulis bernama Daku Ramala (Refal Hady) yang sangat kompleks.

Tapi jangan sedih! Satu-satunya yang kompleks di film ini hanya pemikiran Daku saja. Mengeksplorasi sudut pandang pria soal hubungan percintaan, terutama komitmen, berikut review film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.

Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!

1. Ceritanya sederhana tapi bawa pesan yang mendalam soal cinta maupun kehidupan

cuplikan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (Instagram.com/filmctptw)

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu memiliki plot yang sederhana. Namun esensi film ini terasa lebih menarik, karena ditangkap dari sudut pandang pria.

Kisah karakter Daku yang sering ditekan untuk segera menikah hingga ketakutannya untuk berkomitmen, kemungkinan akan mampu memancing emosi penonton, bahkan membuat para pria merasa relate.

Tapi terlepas dari hal tersebut, setelah menyelami lebih dalam lagi, penonton justru akan menemukan banyak sekali pesan mendalam soal cinta maupun kehidupan, terutama bagi para pejuang cinta sejati, nih.

2. Sinematografi dan desain set-nya menarik

cuplikan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (Instagram.com/filmctptw)

Permainan aspek rasio gambar film ini terasa sangat mencolok. Siapa sangka, penyempitan layar saat transisi adegan justru membuat visual film ini menjadi semakin ciamik dan dramatis.

Bukan karyanya sendiri, sebelumnya Hanung Bramantyo telah menjelaskan bahwa permainan aspek rasio tersebut adalah hasil karya kolaborasinya bersama tim produksi yang lain.

Di samping itu, penonton juga akan dibuat terkesan dengan desain set-nya yang tampak menarik, terutama set kamar kos Daku. Sinematografi film ini juga berhasil menangkap visual grande dari keindahan alam di beberapa lokasi, sehingga secara tidak langsung, penonton pun berasa diajak healing

3. Akting dan chemistry para aktornya solid

cuplikan film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (Instagram.com/filmctptw)

Kesuksesan sebuah film tentu tidak akan terlepas dari akting para pemainnya. Memerankan karakter Daku, akting Refal Hady sebagai cowok red flag dengan pemikiran yang kompleks tampak tak tergoyahkan.

Bahkan chemistry-nya dengan pemain lain, terutama Slamet Rahardjo dan Dewi Irawan, yang berperan sebagai orangtua Daku, juga kelihatan solid. Walaupun digambarkan secara sederhana, love-hate relationship mereka sebagai keluarga mampu menggetarkan hati.

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu tayang perdana di bioskop, pada Kamis (13/2/2025). Turut menghadirkan Nadya Arina, Carissa Perusset, dan Mira Filzah, film ini juga dikemas apik dengan sentuhan budaya pewayangan yang ikonik, serta diiringi dengan music scoring dan original soundrack (OST) yang membuat penonton makin tenggelam dalam kisahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
Rani Asnurida
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us