Review Film Doctor Sleep: Sekuel yang Sempurna untuk "The Shining"

Tahun 1980, Dan Torrance yang baru berusia 5 tahun selamat dari teror di Hotel Overlook bersama ibunya, Wendy Torrance. Tiga puluh tahun kemudian, Dan dewasa hidup seorang diri karena ibunya meninggal dunia ketika ia berusia 20 tahun.

Kesendirian membuat hidup Dan berantakan. Ia tidak bisa lepas dari kecanduan minum alkohol yang ia artikan sebagai kebiasaan buruk turunan dari sang ayah. Dan juga masih memiliki kemampuan supernatural yang ia sebut sebagai 'shining'.

Sadar hidupnya tidak kunjung membaik karena kecanduan alkohol dan kemampuan 'shining' yang kerap mengganggu mentalnya, Dan akhirnya hijrah ke kota lain dan bertemu Billy Freeman (Cliff Curtis), pria baik yang kemudian mengajak Dan untuk bergabung dengan komunitas anti minuman alkohol.

Sepuluh tahun berlalu sejak hijrah ke kota baru, Dan akhirnya dapat hidup normal tanpa kecanduan alkohol. Dan merasa hidupnya sudah cukup tenang tanpa dihantui rasa trauma terhadap hantu-hantu dari Hotel Overlook. Namun ketenangan Dan tidak berlangsung lama. Ia bertemu seorang gadis bernama Abra Stone yang juga memiliki kemampuan supernatural untuk membaca dan mengendalikan pikiran orang lain, terutama sesama pemilik ilmu 'shining'.

Kepada Dan, Abra bercerita tentang penglihatannya mengenai keberadaan sekte sesat bernama True Knot yang kerap memangsa anak kecil untuk memperpanjang umur mereka. Abra mengajak Dan untuk menggabungkan kekuatan mereka demi menghentikan aksi True Knot yang dipimpin oleh Rose (Rebecca Ferguson).

Di saat yang sama ketika Abra mengetahui tentang True Knot, Rose dkk mengetahui keberadaan Abra yang memiliki kekuatan 'shining' yang begitu besar dan cocok menjadi mangsa baru mereka. Seluruh anggota True Knot akhirnya memburu Abra. Namun Dan Torrance tak tinggal diam. Ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melindungi Abra.

Film besutan sutradara Mike Flanagan ini menyajikan konsep cerita yang seru dan memuat banyak referensi yang pasti masih diingat publik dari film The Shining. Dari segi setting, alur cerita, karakter, hingga scoring film Doctor Sleep bisa dibilang telah dikemas sebagai versi modern dari "The Shining".

Meski jarak antara "The Shining" dan "Doctor Sleep" begitu jauh, penonton masih bisa menikmati cerita "Doctor Sleep" dengan mudah karena didukung oleh sejumlah adegan flashback yang hampir sepenuhnya mirip dengan film pertama, meski diperankan oleh aktor-aktor yang berbeda.

Sedikit berbeda dengan "The Shining" yang hanya bergenre horor, "Doctor Sleep" dibuat dengan perpaduan antara fantasi dan horor yang dikemas dengan baik, sehingga tidak membuat penonton kesulitan untuk memahami jalan cerita serta jenis-jenis fantasi yang disajikan. Penampilan para aktor di film ini juga menjadi keunggulan lain dari film ini.

Secara keseluruhan, "Doctor Sleep" menjadi sekuel yang sempurna bagi film horor legendaris seperti "The Shining". IDN Times memberikan nilai 4/5 untuk Doctor Sleep. Buat kamu yang penggemar film horor, jangan kelewatan nonton "Doctor Sleep" di bioskop kesayanganmu!