Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Sisu: Road to Revenge, Kisah Balas Dendam yang Epik

Review Sisu Road to Revenge, Kisah Balas Dendam yang Apik.jpeg
Sisu: Road to Revenge (dok. Sony Pictures Releasing/Sisu: Road to Revenge)
Intinya sih...
  • Aatami Korpi kembali dalam sekuel film Sisu: Road to Revenge (2025) yang menampilkan aksi brutal dan gaya hiper-maskulin.
  • Film ini mengisahkan balas dendam Aatami terhadap Igor Draganov dengan adegan aksi yang luar biasa absurd dan memuaskan.
  • Sisu 2 melepas segala batas logika dan fisika, menampilkan plot revenge odyssey yang tidak membosankan dengan eskalasi aksi yang cerdas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Aatami Korpi kembali. Lebih brutal, lebih sunyi, dan lebih tak terhentikan dari sebelumnya. Sisu: Road to Revenge (2025) membawa kembali ikon kultus ini dalam sekuel yang tetap mempertahankan adegan aksi yang gila dan gaya hiper-maskulin yang membuat film pertamanya begitu memorable. Di tangan sutradara Jalmari Helander, kisah Aatami kini berkembang bukan sekadar tentang bertahan hidup, melainkan balas dendam dalam diam.

Melanjutkan warisan "Sisu" sebagai jiwa pantang menyerah orang Finlandia, film ini menjelajahi sisi paling gelap dari kehilangan, amarah, dan tekad seorang pria yang telah kehilangan segalanya. Hasilnya? Sebuah aksi balas dendam yang tidak cuma kompeten, tetapi juga luar biasa absurd dan memuaskan. Ingin tahu lebih lanjut? Mari simak ulasannya di bawah!

Sinopsis Sisu: Road to Revenge (2025)

Film ini mengambil waktu setelah kejadian brutal di Sisu (2023). Aatami Korpi yang tampaknya tak bisa mati kembali ke Karelia, wilayah yang dulu menjadi rumahnya, kini berada di bawah kendali Uni Soviet pasca Perang Dunia II. Kehadiran Aatami di area itu memicu perhatian Tentara Merah, terutama karena sosoknya yang dikenal sebagai "Koshchei" itu menyeberangi perbatasan.

Untuk menghentikannya, KGB melepas seorang tahanan berbahaya dari Siberia: Igor Draganov, komandan kejam yang bertahun-tahun lalu membantai istri dan anak-anak Aatami. Pertemuan dua musuh lama ini tak bisa dihindari. Aatami bukan hanya mencoba bertahan hidup, ia ingin memberikan pukulan terakhir, meski harus mengoyak langit, tanah, pesawat, kereta, hingga tank di sepanjang jalannya. Mampukah ia menuntaskan dendam itu dan kembali ke Finlandia dengan selamat?

Sisu: Road to Revenge
2025
4/5
Directed by Jalmari Helander
Producer

Petri Jokiranta, Mike Goodridge

Writer

Jalmari Helander

Age Rating

D17

Genre

Action, historical, revenge

Duration

89 Minutes

Release Date

5 December

Theme

One-Man Army Action

Production House

Stage 6 Films

Where to Watch

Movie theater

Cast

Jorma Tommila, Richard Brake, Stephen Lang

Trailer Sisu: Road to Revenge (2025)

Cuplikan film Sisu: Road to Revenge (2025)

Review Film

Kembalinya Aatami sebagai one-man army dengan aksi lebih brutal

Aatami kembali beraksi sebagai mesin pembunuh sunyi yang mengingatkan kita pada First Blood (1982), dipadukan mitos tentara legendaris Finlandia, Simo Häyhä. Namun di film ini, Helander menaikkan segalanya. Tank, pesawat, kereta roket, motor antipeluru, semua jadi sarana dan arena pembantaian selama 89 menit.

Berbeda dari film pertama yang masih menahan diri, Sisu 2 melepas segala batas logika dan fisika. Ada adegan yang membuat penonton berpikir, "seharusnya orang normal sudah hancur berkeping-keping," tapi Aatami tetap jalan terus. Hasilnya adalah aksi hiper-stilistik yang liar, tetapi justru membuat film ini jadi sangat menghibur dari awal hingga akhir.

Lewat film ini, Jorma Tommila kembali menunjukkan performa minim dialog tapi penuh emosi, membuktikan bahwa Aatami Korpi adalah salah satu karakter aksi paling unik di era modern. Dan meski kita tahu Aatami hampir mustahil mati, film ini dibangun seperti sebuah perjalanan mitologi: ia menembus setiap rintangan seperti figur legenda yang tidak bisa dihentikan. Mirip seperti Hercules dan 12 tugasnya.

Plot revenge odyssey yang tidak membosankan

Jika film pertamanya lekat dengan "John Wick Finlandia," maka film kedua ini adalah Mad Max: Fury Road versi Nordik atau lebih tepatnya Mäd Måx: Finnish Road. Naskahnya tetap minim dialog, tetapi motivasi karakternya lebih jelas. Dendam pribadi Aatami kepada Draganov membuat taruhannya jauh lebih emosional.

Setiap babak juga menghadirkan eskalasi aksi yang cerdas: infanteri → motor → tank → pesawat → kereta roket. Tidak ada yang repetitif karena koreografi aksinya selalu punya kejutan. Helander bahkan menyelipkan humor bisu ala Looney Tunes. Hampir setiap pembunuhan terasa dirancang dengan cerdik, bukti komitmen sang sutradara terhadap visinya.

Sinematografi kembali menjadi elemen yang menonjol dalam Sisu 2. Penggunaan lanskap Finlandia yang luas, dingin, dan kejam memberikan nuansa western beku yang khas. Kamera menangkap kontras antara kesunyian alam dan kebrutalan aksi secara efektif.

Cahaya jingga dari api pembakaran menciptakan siluet Aatami seperti figur mitologi dan shot close-up terhadap wajahnya memperlihatkan kelelahan serta tekad yang tak pernah padam. Secara visual, film ini memperkuat identitasnya sebagai Nordic splatter-western.

Apakah Sisu: Road to Revenge recommended untuk ditonton?

Jawabannya iya, selama kamu siap dengan kekerasan super brutal dan logika fisika yang sengaja diabaikan. Film ini tragis, konyol, stylish, sangat berdarah, dan mengejutkan di setiap menitnya. Sisu: Road to Revenge bukan sekadar sekuel, melainkan persembahan penuh gaya yang memahami betul apa yang dicari penggemarnya.

Film ini memiliki babak-babak yang jelas, eskalasi yang stabil, dan payoff memuaskan. Namun, bagi sebagian penonton, alur yang terlalu fokus pada aksi bisa terasa repetitif. Begitu pula dengan gaya hiper-kekerasan yang mungkin tidak cocok untuk penonton umum. Film ini blak-blakan dalam kesadaran dirinya: Sisu adalah film tentang kekerasan estetis, bukan drama moral.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us

Latest in Hype

See More

[QUIZ] Apakah Kamu Bisa Melawan Vecna di Stranger Things?

04 Des 2025, 23:27 WIBHype