[REVIEW] My Dress Up Darling Season 2—Kisah Cinta Unik si Tukang Jahit

- Anime ini menghadirkan alur cerita yang seru, tapi bukan untuk semua orang. Musim kedua memisahkan fokus dengan laju cerita yang kurang mulus.
- Renjana akan hobi membuat Gojo dan Marin bukan sekadar protagonis anime romantis yang membosankan. Mereka mengalami perkembangan karakter yang signifikan.
- Visual yang menyerupai manganya tampak detail dan kekinian. Studio CloverWorks berhasil memenuhi ekspektasi penggemar dari segi visual.
My Dress-Up Darling (2022) merupakan anime komedi romantis yang cukup menarik. Ia mengulik tema tentang komunitas cosplay. Hal tersebut jarang diangkat menjadi tema utama anime, lho. Tak ayal, ia menjadi tontonan yang segar dan anti-mainstream.
Ngomong-ngomong, My Dress Up Darling Season 2 (2025) baru mengakhiri masa tayang pada Minggu (21/9/2025). Kamu masih ragu untuk menontonnya? Tenang, kamu bisa simak dulu review My Dress Up Darling Season 2 dari penulis. Baca sampai habis, ya!
1. Menghadirkan alur cerita yang seru, tapi bukan untuk semua orang

Anime ini mengisahkan tentang Wakana Gojo, siswa SMA yang punya bakat sebagai penjahit dan perancang busana berkat kegemarannya membuat boneka Hina. Karena bakatnya tersebut, ia akhirnya diminta untuk membuatkan kostum untuk seorang cosplayer bernama Marin Kitagawa. Sejak berkenalan dengan Marin, hidup Gojo berubah drastis.
Pada musim kedua ini, cerita tetap melanjutkan kisah dari manga. Namun, musim kedua seolah memisahkan fokus. Ada episode yang berfokus pada komedi romantis dipenuhi perkembangan karakter dan episode tentang acara cosplay. Ini berbeda dengan musim pertama yang berhasil mengombinasikan keduanya dengan apik. Karena makin banyak karakter yang diperkenalkan, laju cerita dari musim kedua ini jadi gak semulus musim pertama. Namun, secara keseluruhan, musim kedua ini masih bisa dinikmati banget, kok.
2. Renjana (passion) akan hobi membuat Gojo dan Marin bukan sekedar protagonis anime romantis yang membosankan

Selain tema cosplay, hubungan antara Marin dan Gojo adalah nilai jual utama anime ini. Seperti pada musim pertama, ia bukan hanya sekedar kisah percintaan, tetapi tentang kehangatan sebuah komunitas. Dua karakter utama gak hanya fokus pada masalah percintaan, tetapi juga passion masing-masing.
Baik Gojo maupun Marin mencintai hobi mereka sepenuh hati. Bahkan, itu menjadi fokus utama dengan bumbu romansa untuk membuatnya lebih berwarna. Inilah yang membuat anime ini spesial. Pada musim kedua, Gojo dan Marin mengalami perkembangan karakter yang signifikan. Bahkan, mereka mulai menyadari perasaan satu sama lain. Namun, sayangnya belum ada tanda-tanda hubungan mereka akan berkembang, sih.
3. Visual yang menyerupai manganya, tampak detail dan kekinian

Digarap oleh studio yang sama, My Dress-Up Darling Season 2 menghadirkan visual memukau. Sama seperti gaya gambar Shinichi Fukuda. Namun, ada sedikit perubahan yang mungkin disadari penggemar dari musim pertama. Perubahannya ada pada komposisi dan desain warna karakternya.
Kalau soal animasi, ia jadi lebih mulus dan luwes. Perubahan ini dapat kamu lihat jelas pada adegan saat Gojo mendandani Marin untuk crossdressing di acara cosplay sekolah. Detail yang dihadirkan saat Marin sedang make up benar-benar ciamik. CloverWorks berhasil memenuhi ekspektasi tertinggi penggemar dari segi visual, sih.
4. Spica Spica kembali membawakan lagu opening yang sesuai dengan vibes animenya

Setelah cukup sukses membawakan lagu "Sansan Days" untuk pembuka serial orisinalnya, Spica Spica kembali didapuk untuk mengisi lagu pembuka musim kedua bertajuk "Ao to Kirameki". Ia adalah musik up-beat yang energik dan penuh semangat. Sementara, lagu penutup "Kawaii Kaiwai" dinyanyikan oleh PiKi, cukup menangkap suasana animenya.
Selain soundtrack, tata suara juga dieksekusi dengan baik. Ia selalu mengiringi adegan dengan tepat. Namun, ia tidak memiliki sesuatu yang unik dan istimewa untuk membuat tiap musiknya memorable.
5. Sutradara berhasil membuat tema yang tidak biasa langsung disukai penonton mainstream

Sama seperti musim pertamanya, sutradara Keisuke Shinohara dan timnya berhasil mengadaptasi manga karya Shinichi Fukuda ini dengan baik. Ia berhasil membuat serial dengan tema unik ini bisa disukai secara mainstream. Anime tentang kisah cinta tukang jahit dan cosplayer ini bisa menjadi anime favorit musim ini. Bersaing dengan anime aksi seperti Dandadan Season 2 dan Gachiakuta. Bahkan, di beberapa situs live charts seperti Anitrendz, ia masuk top 5 anime terpopuler musim ini.
Eksekusi yang baik dari CloverWorks membuat komedi romantis ini terasa mahal dan layak ditonton. Meskipun, mungkin temanya memang tidak untuk semua orang, sih. Yang disayangkan dari musim kedua ini hanyalah kurangnya adegan romantis. Ia banyak berfokus pada alur cerita cosplay dan mengembangkan karakter sampingan. Namun, tentunya ini memang build up yang harus dilewati sebelum ceritanya kembali fokus ke Marin dan Gojo pada musim berikutnya.
My Dress-Up Darling menawarkan tema unik yang tidak akan kamu temukan di anime komedi romantis lain. Pada musim kedua ini, visual benar-benar ditingkatkan. Ini memang bukan tontonan untuk semua orang, apalagi komedi romansanya juga belum berkembang jauh. Penulis memberikan skor solid 4/5, sangat direkomendasikan bagi kamu yang suka komedi romansa dan slice of life!