[REVIEW] The Devil is a Part-Timer! Season 2—Layak Ditonton?

Seperti yang penggemar ketahui, Sadao Maou yang merupakan Raja Iblis sudah menjalani kehidupan di bumi untuk waktu cukup lama. Ia sudah sangat terbiasa dengan pekerjaannya sebagai pelayan di salah satu restoran cepat saji.

Pada musim kedua kali ini, Maou dipertemukan dengan Alas Ramus, kepingan Yesod atau kristal ajaib berwujud manusia. Alas Ramus rupanya merupakan biji Yesod yang pernah ditanam oleh Maou dahulu kala. Karena itu, Alas Ramus menganggap Maou sebagai sang ayah yang telah menghidupkannya.

Kehadiran Emilia juga dianggap sebagai mama oleh Alas Ramus. Berkat anak dengan warna rambut perak dan ungu ini, Maou dan Emilia menjadi semakin dekat satu sama lain meskipun mereka adalah musuh bebuyutan.

Karakter Alas Ramus menjadi pusat cerita dari serial karya Studio 3Hz ini. Penampilannya digambar dengan baik dan berhasil membuat penulis gemas terhadapnya.

Berjumlah 12 episode, The Devil is a Part-Timer! Season 2 menyajikan perkembangan cerita yang cukup cepat. Ceritanya mulai dari kisah fantasi mengenai Ente Isla dan penghuni di dalamnya yang terjebak di Bumi hingga perjuangan para karakter untuk mendapatkan uang di Bumi.

Itu sebabnya, jika ditonton maraton, serial ini akan terkesan punya cerita yang begitu singkat. Meski begitu, konflik di dalamnya sangat ringan dan mudah dipahami. Karena itu, perkembangan cerita yang terlalu cepat bukan masalah untuk memahami seluruh isi cerita dari serial adaptasi light novel ini.

Selain itu, keunggulan serial ini juga terletak pada penyajian kisah seluruh karakter yang digambarkan dengan baik. Oleh karenanya, semua karakter yang ada dalam anime ini takkan muncul sia-sia.

Walaupun menyajikan kisah yang menarik dan cukup menghibur, The Devil is a Part-Timer! Season 2 memiliki kelemahan terbesar yang terletak pada kualitas animasi. Pada musim kali ini, penulis merasa gerakan animasi terlalu kaku sehingga membuat beberapa adegan terlihat membosankan.

Animasi pada adegan aksi juga begitu lambat dan membuat pertarungan terlihat tidak sengit. Berbeda dengan musim pertamanya yang diproduksi oleh studio kenamaan, White Fox, pada musim kedua ini The Devil is a Part-Timer! diproduksi oleh Studio 3Hz.

Seperti musim pertamanya, Minami Kuribayashi kembali mengisi OST pembuka dari serial karya Satoshi Wagahara ini. Pada musim kali ini, lagu pembuka tersebut berjudul "WITH". Alunan melodi pada lagu ini begitu identik dengan OST pembuka anime lawas bertema isekai. Suara tinggi dan unik milik Minami berhasil membuat penonton kembali teringat dengan The Devil is a Part-Timer! yang tayang 9 tahun lalu.

Sementara itu, OST penutup berjudul "Mizukagami no Sekai" juga tak kalah menarik. Lagu tersebut dibawakan oleh Marina Horiuchi, penyanyi sekaligus seiyu berbakat. Lagu ini diputar di akhir episode bersama video ilustrasi para karakter yang kualitasnya bahkan lebih baik dibandingkan dengan adegan dalam animenya.

Jika berbicara mengenai ambient sound atau instrumen yang mewarnai setiap adegan, ia cenderung membosankan dan tak memiliki keistimewaan. Namun begitu, jajaran seiyu yang berakting di dalamnya mampu memerankan setiap karakter dengan baik dan menutupi kekurangan dari berbagai ambient sound yang ada.

Kisah yang dihadirkan dalam musim kedua serial The Devil is a Part-Timer! memang cukup mengesankan karena ringan dan mudah dimengerti. Anime ini sangat cocok dinikmati kala senggang setelah lelah seharian beraktivitas.

Tentunya, hal ini tak lepas dari kerja keras Daisuke Chikushi. Sutradara satu ini juga sebelumnya sukses dengan serial anime populer, yaitu Date A Live.

Meskipun begitu, penyutradaraan Daisuke kurang didukung dengan kualitas animasi yang harusnya bisa ditingkatkan lagi. Penulis menilai kualitas grafik yang hadir pada musim kali ini membuat keseluruhan cerita menjadi sedikit membosankan.

Sebagai penggemar anime, penulis menilai bahwa The Devil is a Part-Timer! Season 2 cukup seru. Namun, sebagai penggemar dari serial ini, penulis cukup kecewa dengan kualitas animasi yang dihadirkan. Penulis merasa kualitas musim kedua serial ini tidak sebanding dengan penantian panjang para penggemar selama 9 tahun. Karena itu, penulis memberikan nilai sebesar 2,5/5 untuk serial ini.

The Devil is a Part-Timer! dikonfirmasi akan mendapatkan musim ketiga yang direncanakan tayang tahun depan. Penulis harap pada musim mendatang serial ini dapat menghadirkan kualitas animasi yang jauh lebih baik.