Ryan Adriandhy Garap Film Na Willa: akan Fokus di Buku Pertama

- Ryan Adriandhy ngebet sutradarai Na Willa sejak baca novelnya
- Film live action Na Willa bakal diadaptasi dari buku pertama
- Ryan ingin hadirkan kisah Na Willa apa adanya dalam filmnya nanti
Jakarta, IDN Times – Novel Na Willa akan diangkat ke layar lebar oleh Visinema Studios. Film ini mengisahkan anak perempuan berusia 5 tahun yang tinggal di Surabaya era 1960-an dan menjadi film live-action pertama karya Ryan Adriandhy. Tak sendiri, ia juga menggandeng produser Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari yang dulu menggarap Jumbo (2025).
Penulis aslinya, Reda Gaudiamo, mengungkapkan kebahagiaannya atas proyek adaptasi ini. "Saya merasa sangat senang, bangga, dan terharu. Saya tahu Na Willa berada di tangan yang tepat, tangan-tangan yang mencintai Na Willa dan itu terasa kehangatannya,” ujarnya dalam video singkat yang diputar saat konferensi pers di Cikini 82, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Yuk, simak kisah lengkap di balik proyek ini!
1. Ryan Adriandhy ngebet sutradarai Na Willa sejak baca novelnya

Ryan, yang juga menulis naskah film ini, mengaku bahwa Na Willa adalah proyek impian yang sudah lama ia dambakan.
"Saya sudah jatuh cinta dengan karakter Na Willa sejak pertama kali membaca novelnya yang penuh kejujuran dan kesederhanaan yang luar biasa," ujar Ryan.
Sutradara Jumbo ini juga menambahkan, selama bertahun-tahun ia sudah membayangkan bagaimana dunia Na Willa bisa hidup di layar lebar, mulai dari perspektif sang anak terhadap dunia, warna-warni era 60-an, hingga musiknya.
"Saya telah memperjuangkan proyek ini sejak lama dan akhirnya bisa mewujudkannya bersama Anggia dan Novi serta direstui Ibu Reda Gaudiamo adalah sebuah mimpi yang jadi kenyataan," imbuhnya.
2. Film live action Na Willa bakal diadaptasi dari buku pertama

Meski seri novel Na Willa sudah memiliki tiga buku, Ryan memilih untuk fokus mengadaptasi buku pertama.
"Bukunya sudah ada tiga, tapi aku mau kasih tahu kalau film Na Willa ini akan fokus di buku pertama, karena mungkin yang udah baca juga tahu bahwa buku kedua dan ketiga itu pertumbuhan karakternya besar dan sangat penting," ujarnya.
Berjudul Na Willa dan Rumah dalam Gang dan Na Willa dan Hari-Hari Ramai, kedua buku itu dianggap Ryan terlalu kompleks untuk digabungkan dalam satu film.
"Jadi kalau buat aku pribadi ketika cerita ini kita alih wahanakan, kalau tiga buku itu kita gabung jadi satu itu akan terasa unfair untuk karakter dan dunianya Na Willa," tuturnya.
Ryan sendiri ingin penonton mengenal dulu karakter Na Willa dan orang-orang di sekitarnya.
"Jadi sementara aku ingin penontonnya, pembacanya juga itu kenal dulu sangat dekat dengan dunianya Na Willa dengan keluarganya, dengan sahabat-sahabatnya di gang itu," lanjut Ryan.
3. Ryan ingin hadirkan kisah Na Willa apa adanya dalam filmnya nanti

Ryan juga menegaskan bahwa ia ingin mengangkat cerita Na Willa dengan setia pada sumber aslinya. "Cerita filmnya sendiri dengan setia aku angkat dari buku," katanya.
Baginya, latar belakang Na Willa harus diangkat secara jujur ke layar lebar. Ibu Willa (Mak), berasal dari Sabu, Nusa Tenggara Timur, sedangkan ayahnya (Pak) merupakan keturunan Tionghoa.
"Semua kejujuran dan keberagaman itu, dan di buku itu juga ada ketika namanya ditertawakan dan dipanggil dengan nama yang tidak baik. Kita hadirkan apa adanya," jelas Ryan.
Lewat cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, Ryan ingin menyodorkan kisah Na Willa sebagaimana Reda Gaudiamo menulisnya.
"Sebenarnya yang menginspirasi kami para orang dewasa adalah betapa Na Willa itu hampir bisa dibilang tidak punya judgement seperti orang dewasa di sekitarnya. Tapi dia selalu punya pertanyaan dan dia mencari tempatnya dimana ketika apa yang ditertawakan dari namanya. Dia ingin tahu," tambahnya.
Diproduksi Visinema, Na Willa dijadwalkan tayang pada 2026 dan diharapkan bisa menjadi tontonan hangat bersama keluarga tercinta.


















