Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!

Layak masuk jajaran film terbaik MCU, nih

Sembilan tahun lalu, tepatnya 2014, banyak orang yang merasa skeptis dengan perilisan Guardians of the Galaxy (2014). Bagaimana tidak, selain dibanding-bandingkan dengan superhero populer, seperti Captain America dan Iron Man, banyak yang berpendapat kalau karakter rakun dan pohon (baca: Rocket Raccoon dan Groot) akan terlihat sangat konyol di layar lebar.

Namun, sesosok sineas bernama James Gunn—saat itu masih menelurkan dua film berbujet rendah, yakni Slither dan Super—berhasil membalikkan komentar negatif tersebut dengan visi liarnya. Guardians of the Galaxy sukses besar, menelurkan sekuel, dan membuat karakter-karakter anti-mainstream, seperti Peter Quill alias Star Lord (Chris Pratt), Gamora (Zoe Saldaña), Rocket Raccoon (Bradley Cooper), Drax (Dave Bautista), dan Groot (Vin Diesel), begitu dicintai oleh penggemar film superhero.

Sembilan tahun berlalu, kini Guardians telah mencapai ujung perjalanan mereka dengan menelurkan film ketiga sekaligus terakhir, yakni Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023). Tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (3/5/2023), Guardians of the Galaxy Vol. 3 meraih respon positif dan disebut-sebut sebagai film penutup trilogi yang emosional. Penasaran dengan bagaimana James Gunn mengakhiri kisah para penjaga galaksi ini? 

1. Setelah menyelamatkan galaksi, kali ini Guardians harus menyelamatkan Rocket Raccoon

Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!adegan dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 3 (dok. Marvel Studios/Guardians of the Galaxy Vol. 3)

Dirilisnya Guardians of the Galaxy Holiday Special (2022) di Disney+ pada 25 November tahun lalu bukannya tanpa alasan. Selain memperlihatkan kesibukan terbaru Guardians mengelola Knowhere yang mereka beli dari Collector, film berdurasi 42 menit tersebut juga mengajak penonton melihat kondisi Peter Quill alias Star Lord setelah kematian Gamora dalam Avengers: Infinity War (2018).

Rupanya, situasi tersebut masih berlanjut dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3. Di tengah depresinya, Peter harus menerima kenyataan bahwa Gamora versi 2014—tonton Avengers: Endgame—memilih bergabung dengan Ravagers, alih-alih Guardians of the Galaxy. Sementara Drax dan Mantis (Pom Klementieff) mencari cara untuk menyemangati Peter, Nebula (Karen Gillan) masih berusaha menyesuaikan diri dengan tim tersebut.

Belum cukup masalah internal tersebut, masalah baru pun muncul ketika Adam Warlock (Will Poulter) datang dan menyerang Guardians. Di tengah pertarungan sengit itu, Rocket Raccoon terluka parah dan mengharuskan Guardians untuk mencari arsip tentang Rocket di Orgocorp guna menyelamatkannya.

Siapa sangka, pencarian tersebut menuntun mereka pada High Evolutionary (Chukwudi Iwuji), ilmuwan jahat pencipta Rocket yang berambisi untuk menciptakan tatanan masyarakat yang sempurna. Dapatkah Guardians mengalahkan High Evolutionary dan menyelamatkan Rocket?

2. Kehadiran High Evolutionary dan kisah masa lalu Rocket Raccoon

Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!Chukwudi Iwuji dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 3 (dok. Marvel Studios/Guardians of the Galaxy Vol. 3)

Harus diakui, keputusan James Gunn untuk memodifikasi jalan cerita komik dengan menghubungkan kisah Rocket Raccoon dan High Evolutionary merupakan langkah yang sangat genius. Kemunculan High Evolutionary—dibawakan dengan luar biasa oleh Chukwudi Iwuji—mampu menciptakan suasana horor lewat berbagai eksperimen keji terhadap hewan yang dilakukannya. Percayalah, meski dibuat dengan CGI, ada beberapa adegan yang mengganggu, terutama bagi para pencinta hewan.

Uniknya, di tengah situasi menyeramkan tersebut, Guardians of the Galaxy Vol. 3 mampu menghadirkan drama persahabatan yang hangat antara Rocket dan tiga hewan yang juga menjadi korban eksperimen, yakni Lylla (Linda Cardellini), Teefs (Asim Chaudhry), dan Floor (Mikaela Hoover). Diceritakan dalam kilas balik, penonton diajak menyelami trauma yang dialami Rocket dan memahami peristiwa apa yang membentuk sang superhero menjadi seperti sekarang ini.

Baca Juga: Selain Jadi Superhero, 5 Karakter MCU Ini Punya Pekerjaan Mulia

3. Interaksi Guardians masih menjadi daya tarik dengan Star Lord dan Gamora yang sukses bikin baper!

Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!Chris Pratt dan Zoe Saldana dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 3 (dok. Marvel Studios/Guardians of the Galaxy Vol. 3)

James Gunn sepertinya sadar bahwa daya tarik utama dari seri film Guardians of the Galaxy bukanlah sajian aksi spektakuler berbalut CGI kelas wahid—meski dalam hal ini ia tak pernah gagal—melainkan interaksi seru para karakternya. Durasi yang lebih panjang, yakni 150 menit, berhasil dimanfaatkan Gunn untuk lebih mengikat emosi penonton kepada Guardians.

Drax dan Mantis masih menjadi couple yang menggemaskan. Namun, kebebalan Drax dan kepolosan Mantis terasa lebih humanis dalam film ketiganya ini.

Ini pun berlaku untuk anggota lainnya, khususnya Nebula. Dikenal sebagai pribadi yang jutek, saudari angkat Gamora ini di luar dugaan menunjukkan kerapuhannya dalam suatu adegan. Hal ini membuktikan kalau dirinya bukan sekadar mesin tanpa perasaan.

Namun, interaksi antara Peter Quill alias Star Lord dan Gamora (versi 2014) menjadi momen yang paling bittersweet dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3. Situasi Peter yang masih belum bisa move on, tapi harus menghadapi Gamora yang cuek bakal membuatmu cengar-cengir sendiri di kursi bioskop!

4. Di tengah aksi bombastis, Guardians of the Galaxy Vol. 3 mampu menyelipkan momen emosional

Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!adegan dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 3 (dok. Marvel Studios/Guardians of the Galaxy Vol. 3)

Sementara interaksi antar karakternya sukses menyita perhatian penonton, gelaran aksi dan visualnya mampu menjadi poin penunjang yang semakin melengkapi status Guardians of the Galaxy Vol. 3 sebagai salah satu film blockbuster terbaik tahun ini. Visual penuh warna, salah satunya pada adegan saat Guardians mendarat di markas Orgocorp, berhasil mengingatkan penulis pada salah satu film fiksi ilmiah legendaris karya Stanley Kubrick, yakni 2001: A Space Odyssey (1968).

Untuk urusan laga, James Gunn kembali membuktikan kreativitasnya dalam menghadirkan ragam pertarungan. Didukung sinematografi stylish garapan Henry Braham (Guardians of the Galaxy Vol. 2 dan Maleficent: Mistress of Evil), momen penyerbuan Adam Warlock pada awal film hingga konfrontasi antara Guardians dan High Evolutionary pada klimaks terasa begitu intens dan mencekam. Gunn bahkan tak ragu-ragu menyelipkan adegan gore secara halus!

Namun, sebagai penutup trilogi, Guardians of the Galaxy Vol. 3 sejatinya adalah film perpisahan yang emosional. Semua karakter, termasuk Adam Warlock, mendapat resolusi yang memuaskan di sini. Salutnya, alih-alih meratapi, Gunn mengajak penonton untuk merayakan perpisahan tersebut dengan penuh sukacita.

5. Jadi, apakah Guardians tak akan kembali ke MCU?

Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Penutup Trilogi yang Emosional!adegan dalam film Guardians of the Galaxy Vol. 3 (dok. Marvel Studios/Guardians of the Galaxy Vol. 3)

Bagian ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton Guardians of the Galaxy Vol. 3.

Selain kabar kepergian James Gunn untuk menjadi CEO DC Studios, keputusan sejumlah karakter untuk menempuh jalan masing-masing pada ending pun semakin menegaskan bahwa Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah film terakhir dari Guardians of the Galaxy. Namun, benarkah demikian?

Lewat sebuah mid-credits scene, Marvel Studios mengungkap susunan baru dari Guardians of the Galaxy, yakni Rocket Raccoon sebagai kapten, Groot, Kraglin (Sean Gunn), Cosmo (Maria Bakalova), Adam Warlock, Phyla (Kai Zen, bocah hasil eksperimen High Evolutionary yang diselamatkan Peter dkk.) dan Blurp (hewan Ravagers yang dipelihara Warlock). Selain itu, post-credits scene-nya juga menyatakan kalau Peter Quill alias Star Lord akan kembali ke masa depan.

Apakah mereka sengaja disiapkan untuk membantu para superhero MCU dalam melawan Council of Kangs di Phase 6? Apa pun keputusannya nanti, mari, kita tunggu sama-sama.

Dibungkus oleh sederet soundtrack yang super catchy, dari "Creep (acoustic version)" milik Radiohead sampai "Dog Days are Over" milik Florence and the Machine, Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah sebuah kado perpisahan terindah bagi penggemar yang mengikuti perjalanan Guardians selama 9 tahun terakhir. Secara keseluruhan, memang layak banget, sih, masuk jajaran film terbaik MCU!

Baca Juga: 10 Perubahan Besar pada MCU setelah Endgame, Banyak Superhero Muda

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya