8 Prediksi Best Picture Oscar 2024, Ada Killers of the Flower Moon!

2. Anatomy of a Fall

adegan dalam film Anatomy of a Fall (dok. Le Pacte/Anatomy of a Fall)

Film Prancis yang menyabet Palme d'Or di Cannes Film Festival 2023 ini diyakini oleh sejumlah kalangan akan menjadi kuda hitam di Oscar 2024. Bagaimana tidak? Selain menyuguhkan drama persidangan yang menggugah emosi, film arahan Justine Triet (Age of Panic, Sibyl) ini juga menghadirkan unsur whodunit yang bakal membuat penontonnya terus bertanya-tanya hingga akhir.

Sebagaimana film bertema misteri pembunuhan, Anatomy of a Fall diawali dengan kematian misterius seorang pria di bawah cuaca bersalju. Sandra (Sandra Hüller), seorang penulis sekaligus istri korban, diduga sebagai pelaku. Sayangnya, satu-satunya saksi mata pada saat itu adalah sang anak, Daniel (Milo Machado-Graner), yang kesaksiannya diragukan karena ia tunanetra.

3. Barbie

adegan dalam film Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Sekilas, Barbie memang tampak seperti upaya Mattel untuk menghidupkan kembali sederet karakter boneka ikonik mereka, seperti Barbie, Ken, dan Allan. Namun, siapa sangka di balik kemasannya yang kekanak-kanakan dan sarat fantasi, Barbie mampu menyinggung berbagai isu yang relevan dengan masyarakat saat ini. Bahkan lebih dari itu, film arahan Greta Gerwig (Lady Bird, Little Women) ini juga mengajak penontonnya untuk merenungkan kehidupan, khususnya makna menjadi manusia.

Alurnya sederhana, yakni tentang petualangan Barbie (Margot Robbie)—dan Ken (Ryan Gosling)—di dunia manusia untuk mencari tahu disfungsi yang ia alami. Namun, pertemuannya dengan Gloria (America Ferrera), perempuan yang sedang mengalami krisis paruh baya, membuat Barbie mulai merasakan hal-hal yang jauh lebih berharga daripada kesempurnaan.

Menghibur tanpa lupa memberi makna, itulah Barbie. Oleh karena itu, tak heran jika film ini mampu meraup 1,44 miliar dolar AS di box office dan menjadi film terlaris tahun ini. Tentunya, semua itu akan semakin lengkap jika film ini berhasil meraih Best Picture di Oscar 2024 nanti, ya!

4. Oppenheimer

Christopher Nolan dan Emily Blunt dalam film Oppenheimer (dok. Universal Pictures/Oppenheimer)

Setelah Barbie, tak lengkap rasanya jika belum memasukkan Oppenheimer ke dalam daftar ini. Dirilis di hari yang sama, keduanya melahirkan fenomena Barbenheimer yang sempat menghebohkan media sosial beberapa waktu lalu. Namun, terlepas dari itu semua, kualitas keduanya memang sama-sama paripurna. Meski dari segi cerita, karya Christopher Nolan (Inception, Interstellar) ini lebih menonjolkan sisi penyesalan manusia dibandingkan harapan seperti Barbie.

Dari judulnya, sudah bisa ditebak bahwa manusia yang dimaksud adalah J. Robert Oppenheimer (Cillian Murphy), ilmuwan yang dikenal sebagai “Bapak Bom Atom”. Film ini menyoroti kehidupan Oppenheimer sebelum jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada 1945 serta tekanan psikologis yang ia rasakan pasca peristiwa mengerikan tersebut.

Jika Oppenheimer berhasil meraih Best Picture di Oscar 2024, ini akan menjadi pertama kalinya bagi Nolan menyandang piala bergengsi tersebut. Sebelumnya, sineas kelahiran London, Inggris 53 tahun silam ini sempat masuk nominasi Best Picture lewat Inception (2010) dan Dunkirk (2017). Namun, keduanya digagalkan oleh The King's Speech (2010) dan The Shape of Water (2017).

Baca Juga: 5 Film dan Serial Guillermo del Toro di Netflix, Ada yang Menang Oscar

5. The Holdovers

adegan dalam film The Holdovers (dok. Focus Features/The Holdovers)

Semua sinefili pasti sepakat kalau belum ada sineas yang mampu menyeimbangkan sisi kelam, lucu, dan humanis dalam sebuah film sebaik Alexander Payne (Sideways, The Descendants). Setelah 6 tahun lalu bereksperimen dengan fiksi ilmiah lewat Downsizing (2017), tahun ini sutradara peraih dua Oscar itu kembali ke "akarnya" lewat The Holdovers.

Berpusat pada kisah persahabatan unik antara tiga individu yang kesepian di sebuah sekolah asrama, film ini mendapat apresiasi setinggi langit saat diputar di Telluride Film Festival 2023. Sebagian kritikus menyatakan kalau The Holdovers adalah karya terbaik Payne setelah Nebraska (2013). Sementara yang lainnya, memuji akting Paul Giamatti sebagai Paul Hunham, seorang guru galak yang diam-diam peduli terhadap muridnya.

6. Poor Things

Emma Stone dan Mark Ruffalo dalam film Poor Things (dok. Searchlight Pictures/Poor Things)

Saat tayang perdana di Venice Film Festival 2023, banyak yang menyebut film terbaru karya Yorgos Lanthimos (Dogtooth, The Lobster) ini sebagai "versi gelap dari Barbie". Coba simak premisnya, yakni seorang perempuan yang telah meninggal dihidupkan kembali oleh seorang ilmuwan. Namun, setelah hidup kembali, ia ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia dan berusaha menemukan identitas dan seksualitasnya. Terdengar seperti persilangan antara Frankenstein dan Barbie, bukan?

Isu feminis yang diangkat, worldbuilding absurd khas Lanthimos, ditambah akting gemilang Emma Stone sebagai sang "Barbie Frankenstein", Bella Baxter, menjadi alasan mengapa film ini layak meraih Best Picture di Oscar 2024. Apalagi, rasanya sungguh unik ketika—seandainya—melihat Poor Things dan Barbie sama-sama bersaing di kategori ini nantinya. Setuju?

7. American Fiction

Jeffrey Wright dalam film American Fiction (dok. Amazon MGM Studios/American Fiction)

Tahun ini, kejutan besar datang dari debut penyutradaraan Cord Jefferson yang bertajuk American Fiction. Tanpa buzz yang mengiringi perilisannya, film yang diangkat dari novel berjudul Erasure karya Percival Everett ini berhasil mencuri perhatian penonton Toronto International Film Festival (TIFF) 2023 lewat sindirannya yang lucu dan menohok. Bahkan, film ini juga berhasil meraih People's Choice Award, penghargaan tertinggi di TIFF, yang menjadi tolok ukur para juri Academy Awards, lho.

American Fiction mengikuti seorang penulis sekaligus profesor bahasa Inggris bernama Thelonious "Monk" Ellison (Jeffrey Wright), yang karyanya dianggap tidak mencerminkan identitasnya sebagai orang kulit hitam. Marah dengan kritikan tersebut, Monk lalu menulis novel dengan nama samaran untuk mengutuk kemunafikan industri penerbitan. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan!

8. Killers of the Flower Moon

adegan dalam film Killers of the Flower Moon (dok. Paramount Pictures/Killers of the Flower Moon)

Killers of the Flower Moon adalah semua yang bisa kamu harapkan dari seorang Martin Scorsese: tema kriminal yang mencekam, dualitas karakter manusia yang meresahkan, visual sinematik, dan storytelling yang memikat. Gabungkan semua itu dengan akting kelas wahid dari dua aktor langganan sang sineas, Leonardo DiCaprio dan Robert De Niro, serta aktris serbabisa Lily Gladstone, maka Killers of the Flower Moon telah mengunci "tiket emas" ke Oscar 2024.

Namun, di luar ambisinya untuk melaju ke Oscar, film yang naskahnya ditulis Scorsese bersama Eric Roth (The Curious Case of Benjamin Button, A Star Is Born) ini memang adalah suguhan istimewa. Mengangkat kasus “Osage Indian murders” yang menimpa anggota suku asli Amerika pada 1920-an, Killers of the Flower Moon menunjukkan betapa tekanan, keserakahan, dan nafsu merupakan “wahana bermain” iblis.

Selama kurang lebih 3,5 jam durasinya, Scorsese memaparkan secara detail kejahatan sistematis yang dilakukan orang kulit putih pada saat itu terhadap bangsa Osage. Diselingi sejumlah adegan brutal khas sinema western, film yang tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (18/10/2023) ini adalah definisi film yang sempurna dari segala sisi. Wajib ditonton sekali seumur hidup, deh!

Berkaca pada kemenangan Everything Everywhere All at Once (2022) di Oscar 2023, tak menutup kemungkinan kalau film dengan konsep nyeleneh seperti Barbie dan Poor Things yang berpeluang besar memenangkan Best Picture di Oscar 2024.

Atau, bisa jadi malah film-film berdurasi panjang, seperti Oppenheimer dan Killers of the Flower Moon, yang mempunyai kans besar. Apa pun hasilnya nanti, jangan lupa ikuti terus berita seputar Oscar 2024 di IDN Times, ya!

Baca Juga: Killers of the Flower Moon, Upaya Scorsese Menguak Sejarah Mengerikan