Seberapa Aneh Sekolah di Serial Thailand Home School? 

Murid Home School tidak akan bisa keluar sampai waktu kelulusan. Hal ini karena sekolah tersebut aturan yang sangat ketat, ditambah lagi gedung sekolah berada di tengah-tengah hutan. Setiap kali mencoba kabur, ada saja hal buruk menimpa mereka.

Murid Gen 6 dipaksa menemukan teman mereka yang melarikan diri ke area hutan. Salah satu dari mereka kembali dalam keadaan terluka. Saat hal yang sama terjadi kedua kalinya, para master melakukan kekerasan untuk mencegah murid yang ingin kabur.

Run (Gun Atthaphan Phunsawat) adalah kakak Maki (Rachanun Mahawan) yang telah hidup bersamanya di panti asuhan. Run termasuk salah satu siswa kebanggaan Home School dari Gen 4. Kendati sudah bertahun-tahun lulus, tak ada kabar mengenai keberadaannya.

Terakhir kali, Run berpesan pada Maki agar tidak pernah menginjakkan kaki ke Home School. Sejak saat itu, keberadaan Run tidak diketahui oleh siapa pun. Namun, karena penasaran, Maki justru mendaftar sebagai salah satu penerima beasiswa di sekolah tersebut.

Aturan keenam Home School tertulis bahwa para murid bertanggung jawab atas nyawa temannya. Mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk bergidik. Sama seperti murid Gen 6 ketika pertama kali mengetahui aturan horor itu.

Ditambah lagi, mereka juga mengalami kejadian tak mengenakan sebagai murid baru. Saat sebagian siswa baru kabur, seluruh siswa harus mencari mereka hingga larut malam di tengah-tengah hutan. Kejadian itu mereka alami tanpa pengawasan orang dewasa.

Berbeda dari sekolah umum, kurikulum Home School berisi pelajaran yang tak biasa. Ketika memasuki awal semester, para murid diminta untuk merawat itik bebek. Jika itik bebek tersebut sakit, hilang, atau mati, maka pemiliknya harus menerima hukuman.

Suatu ketika, itik bebek milik Pennhung (Chimon Wachirawit Ruangwiwat) ditukar dengan itik bebek milik Hugo (Kay Lertsittichai) yang mati. Para master menghukum Pennhung dengan mengurungnya di ruang pengakuan karena dianggap lalai pada tugas.

Di sekolah umum, ujian masuk sekolah dilakukan oleh calon murid baru. Hal tersebut tidak berlaku bagi Home School. Di sekolah itu, orangtua dari calon murid barulah yang berpartisipasi mengikuti ujian masuk mewakili anak-anak mereka.

Mereka melewati sejumlah tahapan ujian. Mulai dari administrasi, ujian tulis, hingga sesi wawancara bersama pendiri Home School. Sementara itu, para siswa baru dinyatakan lulus ujian masuk setelah orangtua mereka mengalahkan ribuan peserta.

Tak seperti sekolah biasa, lima hal tadi telah menggambarkan Home School sebagai sekolah yang ditakuti oleh semua murid. Pasti tak terbayangkan kalau sampai terjadi di kehidupan nyata, bukan?