Men In Black sempat jadi salah satu film paling berkesan bagi anak-anak 90-an. Setelah 22 tahun sejak film pertamanya, MIB kembali diadaptasi lewat para pemeran baru dalam Men in Black: International.
IDN Times telah menyaksikan film aksi sci-fi garapan F. Gary Gray ini dan menemukan ada 5 kelebihan serta kekurangan dari MIB: International. Yuk tengok bareng!
Peringatan: Artikel ini berpotensi mengandung spoiler. Jika tak ingin terkena, hati-hati saat membaca ya!
Men in Black: International boleh dibilang hampir tak ada hubungan cerita langsung dengan tiga film terdahulu, kecuali dari segi universe-nya itu sendiri. Para penonton baru tak perlu takut gak nyambung dengan adaptasi anyar ini. Sementara penonton lawas akan sesekali terhibur melihat easter eggs yang disisipkan di sana sini.
Kedua tokoh utama baru berbeda karakter dengan yang terdahulu. Agent H yang diperankan oleh Chris Hemsworth punya ciri utama yang sedikit mengingatkan pada perannya sebagai Thor di MCU. Bahkan ada adegan yang mengisyaratkan hal itu juga lho!
Sementara Agent M yang diperankan Tessa Thompson memang gak mirip Valkeryrie maupun Agent J (Will Smith) waktu pertama bergabung dengan MIB dulu. Tetapi kecerdasan dan ketangkasannya sangat menggenapi aksi dua partner tersebut.
Didukung pengalaman mereka yang sudah lama beradu peran di MCU, chemistry antara Chris Hemsworth dan Tessa Thompson tampak begitu smooth dan asik di sini.
Rasanya kurang lengkap ngomongin MIB tanpa ada bumbu humornya. Masih sama dengan yang dahulu, action sci-fi ini juga dilengkapi aneka jokes kocak.
Tetapi yang spesial adalah kehadiran salah satu sidekick baru yaitu Pawny. Boleh dibilang justru Pawny yang disuarakan oleh Kumail Nanjiani inilah yang mencuri layar dengan banyol-banyolan segarnya.
Absennya tokoh komikal ikonik seperti Frank the Pug atau The Worm Guys semacam terobati dengan kehadiran alien gemesin yang satu ini.
Dalam MIB: International, ancaman bagi bumi tak berasal dari luar angkasa melainkan adanya dugaan pengkhianatan dari dalam MIB itu sendiri. Meski begitu pada eksekusinya plot ini terasa begitu hambar dan mudah ditebak.
Durasi tampaknya habis untuk sejumlah adegan yang menurut saya gak berkontribusi banyak dalam perkembangan cerita. Akhirnya plot harus berjalan seadanya tanpa digali lebih dalam dan terasa gak berdampak bagi penonton.
Sepertinya belum sampai tengah film saja para pemirsa sudah bisa menebak 'plot twist' yang disiapkan di akhir cerita.
Sepanjang film ada beberapa bagian yang sebenarnya bisa dijelaskan lebih baik agar penonton paham pentingnya dalam keseluruhan cerita. Sayangnya hal ini gagal dilakukan oleh F. Gary Gray dalam Men in Black: International.
Mungkin bagian-bagian ini bakal dieksplorasi lebih lanjut dalam sekuel berikutnya. Tapi untuk saat ini hanya meninggalkan rasa mengganjal bagi penonton seperti saya.
Belum lagi beberapa adegan yang rasanya seakan untuk 'menyederhanakan' atau 'biar cepat selesai' saja di film ini. Misalnya masa-masa latihan awal Agent M. Padahal bagian-bagian seperti ini biasanya cukup menarik untuk dielaborasi.
Konflik antara manusia dengan alien terasa kurang nendang dan digali agar lebih kompleks dalam MIB: International. Saya pun jadi susah bersimpati dengan misi para tokoh utama lantaran gak ada rasa mengancam yang biasanya disajikan dalam film-film sci-fi serupa.
Agak ironis bagi sebuah film tentang organisasi rahasia yang mengatur tentang alien tapi konflik antargalaksinya malah kurang terasa menggebrak. IDN Times memberi skor 2,5/5 untuk reboot terbaru Men in Black ini.
Namun, kamu gak boleh ketinggalan menyaksikan aksi Thor dan Valkeyri--eh Agent H dan Agent M dalam film ini. Saksikan Men in Black: International di bioskop favoritmu dan jauhi pembajakan ya!