Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan trailer Thunderbolts* (dok. Marvel/Thunderbolts*)

Marvel semakin gencar merilis trailer baru Thunderbolts* untuk meningkatkan antusias para penggemar. Dijadwalkan tayang pada 2 Mei 2025, Thunderbolts* menampilkan aksi dari jajaran eks villain Marvel Cinematic Universe (MCU), mulai dari Yelena, Taskmaster, Ghost, Jhon Walker, Red Guardian hingga Bucky Barnes. Mereka terpaksa "bersatu" untuk menaklukan ancaman besar dari kehadiran The Void, sisi jahat Sentry yang sangat mematikan. 

Salah satu detail menarik yang muncul di setiap trailer Thunderbolts* adalah tampilan baru Avengers Tower yang telah terkonfirmasi dibeli oleh Direktur CIA, Valentina Allegra. Menariknya, ada banyak scene yang menunjukkan perubahan signifikan dari menara bekas markas Avengers tersebut. Guna kembali menyegarkan ingatan, berikut ini sejarah Avengers Tower di MCU yang sudah beralih menjadi Watchtower.

1. Tony Stark mendirikan STARK Tower yang digunakan sebagai Stark Industries HQ

STARK Tower (dok. Marvel/Avengers)

Setelah bertanggung jawab atas insiden Stark Expo yang terjadi di Iron Man 2 (2010), Stark Industries kemudian mengakuisisi bangunan yang berlokasi di wilayah di Manhattan, New York. Tony Stark menjadikannya sebagai Stark Industries Headquarters. Pepper Potts dalam konferensi pers sempat menyebutkan jika STARK Tower merupakan gedung pecakar langit pertama di Manhattan yang menggunakan clean energy.

Pernyataan tersebut ternyata merujuk pada penggunaan Arc Reactor sebagai sumber tenaga menara tersebut.  Meski Tony awalnya enggan berterus terang terkait alasannya menggunakan Arc Reactor untuk sumber tenaga STARK Tower saat ditanya oleh Pepper. Namun, belakangan, diketahui bahwa Arc Reactor mampu membuat STARK Tower beroperasi auto-pilot selama lebih dari satu tahun.

Terdiri dari 93 lantai, 10 lantai di bagian paling atas dikhususkan Tony sebagai ruang penelitian dan pengembangan teknologi ciptaannya. Kemudian, setelah Tony bergabung dalam Avengers, Battle of New York menjadi insiden pertama yang harus ditanganinya bersama Captain America, Thor, Hulk, Black Widow dan Hawkeyedi film The Avengers (2012).

Loki yang saat itu menjadi bidak Thanos, memilih membuka portal untuk mengundang Chitauri tepat di atas STARK Tower. Namun, upaya Loki berujung gagal dan ditahan oleh S.H.I.E.L.D. Pertarungan itu juga membuat STARK Tower mengalami kerusakan, menghancurkan logo STARK di atas menara hingga tersisa huruf "A" yang memberikan ide baru untuk Tony.

2. Setelah Battle of New York, STARK Tower direnovasi dan diubah menjadi Avengers Tower

Avengers Tower (dok. Marvel/Avengers: Age of Ultron)

Setelah STARK Tower mengalami kerusakan akibat Battle of New York, Tony kemudian memutuskan merenovasi dan mengubahnya menjadi Avengers Tower sebagai basis operasi tim Avengers. Desainnya pun terlihat lebih modern dengan tambahan lapisan khusus berwarna biru yang senada dengan warna logo Avengers.

Selain menjadi markas Avengers, menara ini juga ditempati agen S.H.I.E.L.D yang tersisa pasca insiden pembajakan Project Insight yang dilakukan HYDRA di film Captain America: The Winter Soldier (2014). Setelah S.H.I.E.L.D resmi dibubarkan, pendiri Avengers, Nicky Fury bersama rekannya, Maria Hill dan agen rahasia yang tersisa pindah ke Avengers Tower untuk membantu operasional tim superhero tersebut.

Memasuki tahun 2015, Avengers Tower mengalami kerusakan yang cukup parah akibat serangan Ultron. Tony kemudian memilih merenovasi cabang Stark Industries yang terletak di bagian utara New York untuk menjadi Avengers Compound, markas baru Avengers. Sedangkan, Avengers Tower difokuskan untuk keperluan Stark Industries.

Dinilai lebih aman karena jauh dari pusat kota, Avengers Compound diperlihatkan saat Steve dan Natasha bersiap melatih anggota baru Avengers di ending Avengers: Age of Ultron (2015). Namun, setelah peristiwa Civil War yang memecah-belah seluruh anggota Avengers, Tony memutuskan menjual Avengers Tower dan memilih tinggal di sekitar Avengers Compound. Asistennya, Happy Hogan mendapat tanggung jawab untuk mengurus perpindahan logistik yang tersisa di Avengers Tower. 

3. Valentina Allegra membeli Avengers Tower dan mengubahnya jadi Watchtower

cuplikan trailer Thunderbolts* (dok. Marvel/Thunderbolts*)

Sejak bergulirnya fillm Spider-Man: Homecoming (2017), MCU sengaja merahasiakan pembeli Avengers Tower. Namun setelah trailer perdana Thunderbolts* rilis pada akhir September 2024, telah terkonfirmasi bahwa menara Avengers dibeli oleh Direktur CIA, Valentina Allegra de Fontaine. Val juga menyebutkan bahwa ia membelinya dengan harga yang sangat tinggi, namun sepadan dengan pemandangan dan sejarah dari menara tersebut. 

Menariknya, trailer Thunderbolts* juga menunjukkan jika Avengers Tower kini telah berubah dari segi desain dan fungsi menjadi Watchtower, markas baru Sentry. Meski hanya diperlihatkan dari bagian belakang, namun pola baru yang menyerupai tanduk dengan corak warna hitam, menyelimuti bagian depan, samping kanan dan atas bangunan sudah menjelaskan jika bangunan tersebut akan menjadi markas Sentry, seperti di versi komik.

Bahkan, trailer selanjutnya juga menampilkan The Void, sisi jahat Sentry menyerang anggota Thunderbolts* di menara tersebut dengan sangat mudah, tanpa menyentuh mereka. Ini juga menjelaskan alasan Val membeli Avengers Tower. Selain ingin membentuk "Avengers" versi dirinya, Val juga menjadi inisiator program serum Golden Sentry.

Tampaknya, kita harus bersiap untuk melihat perubahan Avengers Tower di MCU yang cukup signifikan, tak hanya dari segi desain, melainkan juga fungsi baru dari menara tersebut. Terutama, jika melihat rekam jejak The Void, sisi jahat Sentry yang pernah membunuh nyawa jutaan warga New York dalam waktu singkat di komik. Jadi, apakah kamu sudah tidak sabar untuk melihat "wajah baru" Avengers Tower di film Thunderbolts*?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team