Nama George MacKay memang kurang terdengar gaungnya sebelum bermain di film pemenang Golden Globes tahun ini, 1917 yang juga sedang tayang di bioskop. Padahal, sebenarnya aktor kelahiran 1992 ini sudah tampil apik di beberapa film lainnya.
Mungkin kamu sudah menonton beberapa di antaranya, cek dulu deh. Siapa tahu kamu tertarik menonton film-film kece lainnya yang dibintangi George.
Bypass adalah film drama Inggris yang men-tackle isu kemiskinan dan kriminalitas yang sering menjerat banyak anak muda di sana. Tim, karakter dalam film ini adalah perwakilan banyak anak muda Inggris yang harus melakoni kerasnya kehidupan tanpa orang tua yang bisa diandalkan. Tim seorang remaja yang terlihat baik-baik, terpaksa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarganya dengan menjalankan bisnis terlarang.
Berlatarkan sebuah desa di Skotlandia, hiduplah seorang pemuda bernama Aaron yang diperankan Georga MacKay. Secara perlahan penonton akan diajak menyelami kehidupannya yang sepi dan menyelami alasan ia harus hidup sendiri jauh dari penduduk lain. Ternyata tak hanya kehilangan kakak, ia dimusuhi warga desa karena sebuah mitos yang menyebutnya pembawa sial. Ingin membuktikan bahwa ia tak bersalah, setiap hari Aaron hanya punya satu misi menemukan keberadaan sang kakak.
Film musikal ini memang tidak sepopuler La La Land, tetapi punya banyak fans karena ceritanya yang fresh. Premisnya sebenarnya cukup sederhana, penonton akan diajak mengikuti kehidupan Davy dan Ally. Keduanya baru saja pulang dari tugas militer di Afghanistan dan harus berusaha kembali menjadi warga sipil biasa.
Film ini sudah dapat banyak pujian karena orisinalitas dan pesan moral yang sukses disampaikannya. Selain Viggo Mortensen yang tampil gemilang, semua pemeran pendukungnya pun patut diapresiasi.
Film ini mengisahkan dinamika kehidupan keluarga yang terdiri dari bapak tunggal dan enam anak. Sang ayah memilih hidup jauh dari peradaban modern, namun menjadi bumerang ketika mereka mulai beranjak dewasa dan mempertanyakan banyak hal. George MacKay masuk dalam cast film ini sebagai anak tertua.
George MacKay juga diketahui membintangi film berlatarkan Perang Dunia II berjudul Where Hands Touch. Bersama Amandla Stenberg, mereka memerankan dua remaja berbeda latar belakang yang jatuh cinta di saat yang salah.
Leyna adalah gadis campuran Jerman-Afrika yang tinggal di masa perang. Saat di mana tak hanya pandangan politik, tetapi ras dan asal-usul merupakan hal yang sangat sensitif. Saat posisinya mulai terancam, ia bertemu dengan Lutz, remaja Jerman yang tergabung dalam Hitler Youth. Film coming age ini cukup unik karena mengambil sudut pandang yang berbeda.
Film ini sebenarnya adalah kisah romansa Hamlet yang terkenal, tetapi dibuat dari sudut pandang sang kekasih, Ophelia. Ophelia sendiri merupakan seorang anak yatim yang dianggap susah diatur dan diungsikan ke rumah kerabatnya yang keras. Di sana ia bertemu Hamlet dan jatuh cinta. Namun, hubungan mereka harus dirahasiakan karena memburuknya perselisihan antar dua keluarga mereka masing-masing.
Saat akhirnya pihak keluarga Ophelia yang memenangkan perselisihan tersebut, ia pun harus memilih antara cintanya pada Hamlet atau kemaslahatan hidupnya sendiri. Di film ini George MacKay berperan sebagai Hamlet dan beradu akting dengan Daisy Ridley yang dikenal lewat film Star Wars.
Pride adalah film bertemakan LGBT yang cukup beda dari biasanya. Tidak bertumpu pada drama romansa, melainkan aktivisme komunitas tersebut di Inggris pada tahun 1984 yang diangkat dari kisah nyata. Saat itu Inggris masih berada di bawah pemerintahan PM Margareth Thatcher asal Partai Konservatif.
Ternyata di saat yang bersamaan, tak hanya komunitas LGBT yang merasa terancam dengan kebijakan Thatcher, tetapi juga para pekerja tambang. Mereka akhirnya membentuk sebuah persatuan. Akting George MacKay dan lawan mainnya, Ben Schnetzer dapat banyak pujian.
Masih berdasarkan kisah nyata, kali ini George MacKay memerankan karakter nyata bernama Ned Kelly. Ned adalah seorang pemuda asal Australia yang menjadi buron atas berbagai tindak kriminal yang ia lakukan pada tahun 1870an. Film ini pertama diputar pada ajang TIFF 2019 lalu dan dapat banyak pujian.
Film mana yang jadi momen perkenalanmu dengan George MacKay?