Selain Parasite, Ini 7 Film Luar Negeri yang Angkat Topik Kemiskinan

Rosie adalah film asal Irlandia yang diambil dari nama si tokoh utama. Rosie, seorang ibu empat anak yang harus berjuang mencari rumah sewa baru setelah rumah yang selama ini mereka tinggali dijual oleh sang pemilik dengan harga mahal. 

Sementara, suaminya harus bekerja di restoran dengan jam kerja yang panjang, Rosie harus melakukan serangkaian telepon untuk mencari penginapan setiap malam selama mereka masih dalam proses mencari rumah baru. Dublin, setting film ini dikenal sebagai salah satu kota di dunia yang tarif sewa rumahnya termasuk tinggi. 

Bridesmaids adalah film komedi yang berakar pada kekhawatiran sosial dan ekonomi warga kelas menengah ke bawah di Amerika Serikat. Tokoh utamanya adalah Kristen yang harus kehilangan hak atas rumah yang selama ini ia sewa. Itu terjadi setelah bisnis rotinya gulung tikar. 

Tanpa ada yang peduli dan tahu nasib malangnya, salah satu sahabatnya mendapuknya jadi bridesmaid. Di tengah hingar bingar pesta pernikahan, ia pun berusaha menutupi masalahnya. Sampai pada akhirnya ia tak bisa lagi menutupi keresahannya dan harus meminta bantuan orang lain. 

Film berikutnya dibintangi oleh Regina Hall yang berperan sebagai Lisa, seorang manajer sebuah kafe. Apesnya, bosnya adalah seorang rasis dan seksis yang selalu menuntut para pramusajinya untuk menggunakan kostum seksi dan bertingkah dengan gaya tertentu demi meraup lebih banyak pengunjung. 

Film ini menjadi tamparan bagi banyak orang, tentang eksploitasi para pekerja kelas menengah ke bawah dan objektifikasi pada perempuan. Tak hanya itu, Support the Girls juga dipuji karena mampu menampilkan realita pahit yang juga terjadi di negara maju dan biasanya harus dilalui warga minoritas. 

Disney World tak jauh dari tempat tinggal mereka, tetapi Halley dan putrinya Moonee tak pernah menjejakan kaki di sana. Kenyataannya mereka harus tinggal di sebuah penginapan murah dan bahkan berjuang untuk bisa makan tiap hari. 

Moonee yang masih kecil tak menyadari betapa kejamnya dunia, hingga akhirnya sang ibu harus mendekam di penjara karena bisnis ilegalnya terkuak. Ada banyak karakter menarik di film ini, termasuk sang manajer motel, Bobby yang harus rajin menagih biaya sewa serta memastikan orang-orang di sana tak tinggal secara permanen di penginapannya. Ada pula beberapa kawan kecil Moonee yang juga berasal dari keluarga miskin. 

Sebelum dikenal sebagai Captain Marvel, Brie Larson sempat membintangi sebuah film berjudul The Glass Castle yang rilis tahun 2017. Di sana Saddie Sink, Woody Harrelson, dan Naomi Watts pun turut jadi bintang. 

Kisahnya tentang sebuah keluarga disfungsional yang jatuh dalam lubang kemiskinan. Sang ibu adalah seniman nyentrik dan ayahnya hanya seorang alkoholik. Keduanya berusaha mendistraksi putra-putri mereka dari kenyataan bahwa mereka miskin lewat imajinasi dan kebohongan-kebohongan lainnya. 

Diputar perdana beberapa bulan pasca Gerakan Rompi Kuning di Perancis, film ini pun mengundang decak kagum penonton. Ia mengisahkan sekelompok perempuan pekerja sosial di pusat perlindungan untuk para tuna wisma di sebuah kota di utara Perancis. 

Sayangnya, hanya 4% dari para penghuninya yang akhirnya mampu hidup mandiri. Ini membuat pemerintah setempat berniat menutupnya. Dikemas dalam bentuk film komedi dan dibintangi aktor profesional yang tampil maksimal, film ini layak masuk wish-list-mu. 

Mirip dengan The 33 yang mengangkat kisah nyata proses penyelamatan pekerja tambang di Chile, Mine 9 pun berusaha menggambarkan perjuangan sekelompok pekerja tambang yang terjebak di perut bumi. Dengan waktu dan sumber daya yang terbatas mereka harus berjuang menyelamatkan diri.

Walau tak gamblang menceritakan latar belakang ekonomi mereka, film yang dipuji karena sangat realistis ini berhasil mengangkat warga kelas menengah ke bawah sebagai tokoh utama. Mereka seringkali harus meregang nyawa demi memenuhi kebutuhan hidup, tetapi mereka pula yang sering terlupakan. 

Kece semua filmnya, buruan ditonton deh!