Jakarta Independent Film Festival (JIFF) sukses menyelenggarakan edisi kedua pada tahun ini. Para sineas memperebutkan beberapa nominasi kategori yang dipentaskan.
Udin's Inferno produksi IDN Pictures mampu memukau juri dan sukses menyabet kategori Film Pendek Terbaik JIFF 2021. Film yang disutradarai Yogi S. Calam ini menyingkirkan dua pesaing kuatnya di kategori tersebut.
Sang sutradara, Yogi S. Calam pertama kali mengumumkan film Udin's Inferno masuk nominasi kategori Film Pendek Terbaik JIFF pada 13 Oktober 2021 lalu. Film yang dibintangi Ibnu Jamilo dan Muzakki Ramdhan ini bersaing dengan film pendek lainnya seperti Kartika dan Tampias.
Corry Elyda, salah satu juri kategori Film Pendek Terbaik, menyebut Udin's Inferno mampu menyeimbangkan cerita antara topik agama dan komedi yang ringan.
"Udin's Inferno adalah film pendek yang segar, ringan, dan juga menarik. Dengan ceritanya yang sederhana, Udin's Inferno berhasil menyentuh salah satu masalah yang paling sensitif di negara ini, yaitu agama, yang diseimbangan dengan komedi yang baik. Oleh karena itu, Udin's Inferno reflektif tetapi menyenangkan," ujar Corry.
Sejatinya kemenangan Udin's Inferno di gelaran JIFF 2021 tak disangka oleh para kreatornya. Hal ini diakui oleh Deo Mahameru selaku penulis cerita pada film ini.
"Lebih ke gak nyangka, ya. Soalnya emang ini kan semacam buat cek ombak chemistry kerja bareng teman-teman IDN pictures. Jadi ketika menang, ya overwhelmed banget," ujar Deo kepada IDN Times, Senin (25/10/2021).
Lebih lanjut, Deo mengungkapkan banyak momen menarik yang terjadi selama proses syuting. Ia mengaku punya satu adegan yang menurutnya paling menarik dari Udin's Inferno ini.
"Seluruh proses menarik. Tapi yang paling saya suka itu melihat scene Neraka waktu di-shoot. Fun banget," katanya.
Udin's Inferno mengambil latar tempat di lingkungan kelas menengan pinggiran salah satu kota di Indonesia. Bercerita tentang anak berusia 12 tahun bernama Udin, yang mengalami trauma setelah membaca buku komik tentang penggambaran siksa neraka.
Dalam buku itu, Udin melihat penggambaran kekerasan yang sangat kejam. Orang-orang yang disiksa tentu orang yang berdosa, dan salah satu pendosa yang diceritakan dalam buku itu ialah orang yang bertato.
Salah satu temannya mengejek Udin, sebab ayahnya bertato. Kemudian Udin berpikir jika ia bisa menghapus tato di tubuh ayahnya, maka dia bisa menyelamatkan ayahnya dari siksa neraka di akhirat.
Selamat untuk Udin's Inferno ata raihan prestasi di Jakarta Independent Film Festival 2021. Maju dan terus berkarya untuk sineas perfilman Indonesia!