11 Alasan Series "Not Me" Thailand Tuai Atensi Penonton

Masyarakat lokal dan internasional sudah gak asing lagi dengan agensi raksasa yang menaungi ratusan talenta di industri hiburan Thailand. Bahkan, setiap series rilisan GMMTV selalu dinanti oleh penggemar setia.

"Not Me" mengangkat genre thriller yang dibalut dengan misteri serta kisah romansa antara pemeran. GMMTV mempercayakan series ini digarap oleh sutradara dari series "ThirTEEN Terrors" dan HBO Asia "Forbidden", Anucha Boonyawatana.

Gak kaleng-kaleng, sapaan akrab Nuchie ini didaulat sebagai pemegang gelar Sutradara Terbaik di 13th Kom Chad Luek Awards (2016), Singapore International Film Festival (2017), International Film Festival of Kerala (2017), dan Thailand National Film Association Awards (2019).

Penayangan "Not Me" tampaknya membuat warganet naik pitam hingga tagar #BanNotMe dan #แบนNotMe sempat menjadi trending topic di Twitter. Pasalnya, series ini terinspirasi dari novel "NOT ME, Dek Tho Rak True Love" yang merupakan fan fiction dari GOT7.

Ahgase (nama fandom GOT7) Thailand mempermasalahkan fan fiction tersebut lantaran diangkat menjadi sebuah series dan dianggap akan memberikan citra yang buruk untuk idolanya. Melalui akun Instagram pribadi, @anuchyfilm, Nuchie akhirnya melayangkan permintaan maaf dan memberikan klarifikasi.

Nuchie membeberkan bahwa series "Not Me" berbeda dari novel aslinya, sebab terdapat penambahan plot cerita yang lebih kompleks, pengembangan karakter, menyinggung masalah tentang hukum, dan menggambarkan perjuangan masyarakat di Thailand. 

"Not Me" diperankan oleh sejumlah pesohor naungan GMMTV. Di series ini, Off Jumpol dan Gun Atthaphan kembali reuni dan didapuk sebagai pemeran utama usai membintangi "I'm Tee, Me Too" (2020). Off Jumpol berperan sebagai Sean, sementara Gun Atthaphan memerankan dua karakter sebagai saudara kembar.

Di samping pemeran utama yang telah memiliki jutaan penggemar, "Not Me" juga diperankan oleh artis yang tengah naik daun, seperti Papang Phromphiriya, Mond Tanutchai, First Kanaphan, Gawin Caskey, Sing Harit, Film Rachanun, dan Lookjun Bhasidi. Gak heran, series GMMTV ini bikin warganet histeris dengan visual dan kemampuan mereka yang total dalam melakoni sebuah peran.

Dikisahkan bahwa tokoh utama adalah saudara kembar bernama Black dan White yang diperankan oleh Gun Atthaphan. Usai perceraian kedua orangtua, Black tinggal bersama ibunya, sedangkan White bersama ayahnya pergi ke Rusia. Warganet dikejutkan dengan Gun Atthaphan yang menggunakan bahasa Rusia dan terdengar natural.

Gak hanya Gun Atthaphan, First Kanaphan juga mendapat apresiasi karena memerankan karakter Yok, lho. Bagaimana tidak, salah satu adegan saat berkomunikasi dengan ibunya menjadi perbincangan publik karena tampil dengan bahasa isyarat. Selain penggemar, pujian pun turut datang dari kalangan artis yang terkesan dengan kemampuan First yang mampu melakoni bahasa isyarat dengan lancar.

Di series "Not Me", Gawin Caskey muncul sebagai sosok misterius bernama UNAR. Warganet pun dibuat bertanya-tanya tentang identitas asli dari karakter yang diperankan oleh aktor kelahiran 8 Agustus 1997 ini.

Dikisahkan bahwa UNAR merupakan pemuda yang mengkritisi pemerintah dengan cara membuat mural di dinding yang kemudian diunggah ke media sosial. Meski mural yang dibuat sangat unik dan memiliki banyak penggemar, tetapi tak seorang pun mengetahui siapa sosok UNAR sebenarnya.

Diawali dengan konsep hukum, series "Not Me" menyinggung perbedaan istilah Rule of Law dan Rule by Law dalam suatu negara. Rule of Law adalah hukum tertinggi yang paling mutlak di mana seluruh negara tunduk pada hukum yang berlaku dan setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.

Sementara Rule by Law dijelaskan bahwa warga negara diatur oleh hukum yang mana otoritas yang mengatur membuat, menegakkan hukum untuk menguntungkan pihak itu sendiri, dan melawan masyarakat yang menentang. Hal itu disebut dengan istilah standar ganda.

Argumentasi Rule by Law yang dituturkan karakter Gram di series ini diperkuat dengan adanya kasus Tawi, sosok pengusaha nomor satu di Thailand, yang mampu membeli hutan tanpa memikirkan masyarakat yang mendiami tempat tersebut selama beberapa generasi. Hal ini disebabkan karena Tawi memiliki dokumen kepemilikan tanah, sedang penduduk asli tidak memiliki.

Filosofi freedom is the oxygen of the soul atau kebebasan merupakan oksigen jiwa bagi setiap individu juga disinggung di series "Not Me", bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya tanpa terikat oleh suatu penindasan apa pun.

Salah satu dari contoh kebebasan yaitu kebebasan mengemukakan pendapat untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan menyampaikan pemikiran tersebut kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Ketidakadilan bagi kawan difabel tergambar jelas saat percakapan antara Yok dan ibunya yang menyandang difabel wicara. Ia digantikan pekerja lain meski baru mulai bekerja sebab ibu Yok gak bisa berkomunikasi seperti orang normal pada umumnya.

Yok pun meminta ibunya untuk berhenti mencari pekerjaan. Sementara itu, ibu Yok tetap ingin berusaha dan membuktikan bahwa keterbatasan yang ia miliki bukan penghalang untuk mencari pekerjaan, meskipun ia menyadari bahwa nantinya ia akan direndahkan oleh orang-orang yang gak bisa menghargai keterbatasannya.

Usai kembali dari Rusia, White pada awalnya fokus untuk mencari pekerjaan. Ia menjalani tes berbekal pengetahuan yang ia miliki untuk menjadi seorang diplomat. Namun, ia merasa janggal setelah ayahnya memberikan ucapan selamat meski hasil tes tertulis akan diumumkan keesokkan hari.

Benar saja, ia kembali dinyatakan lulus tes wawancara meski jawaban yang ia lontarkan dianggap mengecewakan. White pun teringat perkataan pelamar lain bahwa anak orang kaya dan memiliki privilege akan selalu diperlakukan dengan penuh perhatian dibanding dengan masyarakat kelas menengah yang berjuang mati-matian untuk menduduki posisi yang setara.

"Not Me" turut mengangkat masalah crosswalk yang digunakan untuk penyeberangan pejalan kaki. Hal ini dimisalkan dengan pejalan kaki yang ingin menyeberang tanpa melihat kanan dan kiri, yang bahkan gak peduli apakah para pengendara akan berhenti atau tidak karena menganggap tindakannya benar sesuai dengan perkataan hukum, bahwa pengendara harus memberhentikan kendaraan guna mendahulukan pejalan kaki.

Namun, spekulasi masyarakat akan lebih menyalahkan karena ketidakwaspadaan pejalan kaki itu sendiri sebelum menyeberang jalan. Kasus ini pun mencerminkan salah satu contoh kecil dari lemahnya penegakan hukum dalam suatu negara.

Sementara pesan moral yang ingin disampaikan pada series "Not Me" ialah keberlangsungan hidup pejalan kaki jauh lebih penting, sehingga turunkan laju kendaraan atau berhenti dan biarkan pejalan kaki untuk menyeberang jalan dengan rasa aman.

Untuk mewujudkan lingkungan yang inklusif dan sadar gender membutuhkan kontribusi dari semua pihak. Segala bentuk diskriminasi, mencegah orang dengan orientasi seksual untuk bekerja atau dipromosikan, hingga kekerasan terhadap perempuan merupakan contoh dari ketidaksetaraan.

"Not Me" juga mengangkat marriage equality yang mana mayoritas dari masyarakat mungkin menganggap hal itu tidaklah penting, tetapi jika dipertimbangkan kembali, orang-orang di sekitar mungkin sangat membutuhkan hal tersebut.

Bukan hanya sekadar tontonan, series "Not Me" lebih menonjolkan sisi sosial di samping kisah percintaan para pemain yang rumit. Gak menutup kemungkinan juga bahwa masalah sosial lainnya masih akan disinggung di series karya sutradara Anucha Boonyawatana ini.