Masterpiece, 9 Film Ini Wajib Kamu Tonton Sebelum Berusia 30 Tahun

#IDNTimesHype Tertarik untuk menonton semuanya?

Usia 20-an adalah waktu yang tepat untuk mempelajari hal-hal baru sekaligus merenungi jenis kehidupan seperti apakah yang ingin kita jalani. Dari sekian media yang ada, film adalah fitur yang tepat bagi kalian untuk menemukan jati diri karena beberapa unsur di dalamnya sangat relevan dengan kehidupan nyata.

Tentu saja, menonton film yang bagus bisa menjadi pengalaman yang sangat bermanfaat untuk kita. Dengan menonton film, kita bisa belajar tentang cinta, rasa sakit, hasrat seksual, filosofi, dan pelajaran lainnya seolah-olah sedang belajar langsung dari kehidupan itu sendiri.

Artikel ini akan membahas sembilan film yang menawarkan sudut pandang lain tentang kehidupan "nyata" yang tentunya akan membantu kalian untuk melewati usia 20-an sampai genap berusia 30 tahun. Berikut daftarnya.

1. The Seventh Seal (1957) 

https://www.youtube.com/embed/NtkFei4wRjE

Mungkin banyak dari kalian yang tidak mengenal Ingmar Bergman. Secara luas, ia dikenal sebagai seorang "pesulap" yang menggunakan film sebagai fitur untuk menjelajahi relung terdalam dan tergelap dari pikiran manusia.

Sering disebut sebagai seorang "eksistensialis terakhir," film-film Bergman seringkali bercerita tentang sesosok orang yang dihadapkan pada kehidupan yang tak berarti, tentang kurangnya nilai intrinsik yang bisa diberikan oleh agama, pekerjaan, atau cinta. Dalam filmografinya, The Seventh Seal menjadi salah satu karyanya yang paling alegoris.

Film ini sendiri mengisahkan seorang tentara salib (Max von Sydow) yang hidup ketika Maut Hitam sedang melanda benua Eropa. Tak lama berselang, sosok Kematian pun muncul untuk mencabut jiwanya. Belum ingin mati, ia pun menantang Kematian untuk bermain catur dengannya, sambil mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Dengan unsur eksistensialisme yang kental di dalamnya, jelas sekali kalau The Seventh Seal akan meninggalkan kesan dan pelajaran yang tak terlupakan pada siapapun yang menontonnya.

2. Taxi Driver (1976) 

https://www.youtube.com/embed/UUxD4-dEzn0

Sinema Amerika mungkin akan stagnan tanpa kehadiran Martin Scorsese. Dia adalah seorang revolusioner yang berhasil membuat film-film berkualitas yang sukses secara komersial. Salah satunya adalah Taxi Driver, sebuah film yang terinspirasi oleh dua karya filsuf eksistensialisme, yaitu Orang Asing (Camus) serta Kejahatan dan Hukuman (Dostoyevsky).

Film ini mengisahkan kehidupan Travis Bickle, seorang veteran Perang Vietnam yang menjadi seorang supir taksi. Ketika dihadapkan pada sisi gelap kota dan keabsurdan duniawi, Bickle mulai merasa muak dan terdorong untuk menyakiti orang lain.

Jika Apocalypse Now menyajikan berbagai kegilaan yang terjadi di tengah perang, maka Taxi Driver lebih berfokus pada seseorang yang pernah melihat semua kegilaan tersebut dan mencoba untuk kembali hidup "normal" di tengah masyarakat yang beradab.

3. Apocalypse Now (1979) 

https://www.youtube.com/embed/9l-ViOOFH-s

Pernahkah kalian mendengar tentang New Hollywood, sebuah masa yang didominasi oleh sutradara-sutradara ternama seperti Martin Scorsese, Steven Spielberg, Francis Ford Coppola dan George Lucas? Meski membentang dari pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an, bisa dibilang kalau tahun 70-an adalah puncak kejayaan mereka.

Selama satu dekade tersebut, Coppola merilis The Godfather (1972), Spielberg merilis Jaws (1975), Scorsese merilis Taxi Driver (1976), dan Lucas merilis Star Wars (1976). Namun, sering luput dari perhatian kita kalau Coppola juga merilis masterpiece lainnya di akhir dekade itu, yaitu Apocalypse Now.

Berdasarkan novel karya Joseph Conrad, film ini berlatar di akhir Perang Vietnam, yang mengisahkan perjalanan Kapten Willard (Martin Sheen) dan timnya ke pedalaman hutan Kamboja. Di sana, ia ditugaskan untuk membunuh Kolonel Kurtz (Marlon Brando), pemimpin "Green Beret" yang dianggap sebagai dewa oleh penduduk setempat.

Tentu, jelas sekali kalau Apocalypse Now adalah film perang. Namun, esensi sesungguhnya dari film ini adalah perjalanan psikologis dan spiritual Willard saat ia membenamkan dirinya dalam kegilaan total yang ada di tengah perang. Pertemuannya dengan Kurtz adalah momen mistisisme, di mana ia diberi pilihan untuk menjadi sosok "hewan" atau "Tuhan."

4. Stalker (1979) 

https://www.youtube.com/embed/sMGA2wMuiP4

Akhir-akhir ini, banyak sutradara yang terlalu fokus pada sisi "hiburan" daripada mengembangkan unsur emosional dan spiritual di dalam filmnya. Padahal di masa lampau, ada banyak sutradara yang melakukan pendekatan filosofis ke dalam filmnya. Salah satunya adalah Andrei Tarkovsky.

Tentunya, jika kita membicarakan Tarkovsky, kita pasti akan membahas mahakaryanya, Stalker. Film ini sendiri mengisahkan sekelompok pria yang berkeliaran di area terlarang yang dikenal sebagai The Zone. Konon, tempat tersebut dapat membuat keinginan siapa pun menjadi kenyataan.

Mereka pun dibimbing oleh sesosok "stalker," seorang pria yang dapat menghindari pihak berwenang dan mencari rute teraman untuk mencapai The Zone. Setelah menontonnya, kita akan menyadari kalau Stalker adalah sebuah film tentang harapan, iman, makna, dan pencarian jati diri.

Akhir Stalker pun dibiarkan tetap "liar"; kembali ke interpretasi masing-masing audiens. Dengan begitu, kita dapat merasakan keintiman tersendiri dengan cerita di dalamnya.

Baca Juga: 5 Film Sci-Fi Ini Kudu Ditonton Berulang agar Paham, Bikin Mikir! 

5. Blade Runner (1982) 

https://www.youtube.com/embed/qoEyZoOTtss

Jika kalian pernah menonton Blade Runner 2049 karya Denis Villeneuve, maka kalian harus menonton film ini. Sejak dirilis pada tahun 1982, Blade Runner dianggap sebagai sebuah kultus klasik dan telah dipuja oleh para cinephiles sampai hari ini.

Film ini berfokus pada karakter Rick Deckard (Harrison Ford) yang bekerja sebagai Blade Runner, polisi khusus yang ditugaskan untuk memusnahkan Replicants karena kondisi psikologis mereka yang tidak stabil.

Meski dikategorikan sebagai film neo-noir, Blade Runner menolak untuk menjadi sebuah film satu dimensi. Dengan berfokus pada pertanyaan, "Apa yang telah mendefinisikan manusia?", film ini berhasil menyajikan perenungan filosofis di mana kita akan mempertanyakan berbagai aspek kehidupan dari sudut pandang yang berbeda.

6. Before Sunrise (1995) 

https://www.youtube.com/embed/jGvcbSabADM

Sebagai karya terbaik Richard Linklater, Before Sunrise adalah salah satu film romantis paling menawan dalam sejarah, di mana kita bisa merasakan keintiman antara dua tokoh utama Jesse (Ethan Hawke) dan Céline (Julie Delpy) di dalamnya.

Sementara kebanyakan film romantis hanya berfokus pada unsur seksualnya saja, keintiman dalam Before Sunrise justru didasarkan pada percakapan antara Jesse dan Céline. Hal ini, tentunya, berhasil menguatkan koneksi romantis di antara mereka berdua. Percakapan mereka juga tidak pernah terasa membosankan karena semuanya ditampilkan secara natural.

Jelas sekali kalau film ini menggambarkan bagaimana seharusnya sepasang manusia saling jatuh cinta. Bukan dari penampilan, uang, atau garis keturunannya, tetapi dari cerita kehidupannya, di mana dua orang yang berbeda mencoba saling memahami dan menerima satu sama lain.

7. Eyes Wide Shut (1999) 

https://www.youtube.com/embed/xgVo96JaqeM

Stanley Kubrick adalah seorang auteur yang paling berpengaruh dalam dunia sinematik. Sepanjang kariernya, ia selalu sukses di setiap genre yang disentuhnya dan terus menjadi acuan para sineas yang hidup saat ini. Meskipun temanya bervariasi, ada elemen yang selalu muncul di dalam filmnya, salah satunya adalah eksplorasi ke dalam sisi gelap manusia.

Kita bisa melihatnya dengan jelas dalam A Clockwork Orange, The Shining dan Full Metal Jacket. Selain itu, kita juga dapat melihatnya dengan cara yang lebih "halus" lewat Lolita, 2001: A Space Odyssey dan film terakhirnya, Eyes Wide Shut.

Dibintangi oleh Tom Cruise dan Nicole Kidman, film ini berfokus pada sebuah sekte seks yang dibentuk oleh orang-orang penting seperti politisi dan pengusaha. Setelah menontonnya, kita akan memikirkan ulang tentang arti seks dalam kehidupan manusia.

Kita pun didorong agar bisa berbicara mengenai seks tanpa kemunafikan atau rasa malu, sementara di sisi lain juga mengakui bahwa, dalam banyak kasus, seks bukan hanya tentang seks semata.

8. Synecdoche, New York (2008) 

https://www.youtube.com/embed/i2q8F0yRmrs

Eksistensialisme telah menjadi pemikiran yang paling digandrungi di era modern sejak pertama kali ditenarkan oleh para pemikir Prancis seperti Albert Camus, Jean-Paul Sartre, dan Simone de Beauvoir.

Dalam prosesnya, banyak seniman dan sutradara film yang asyik mengulik esensi manusia di alam semesta, hubungan manusia dengan Tuhan, transendensi, atau tentang makna kehidupan itu sendiri. Salah satunya adalah Charlie Kaufman, seorang penulis yang menjadi terkenal setelah menulis Eternal Sunshine of the Spotless Mind.

Jika berbicara tentang filmografinya yang sedikit namun berkualitas, maka kita harus membahas Synecdoche, New York, sebuah film eksistensialisme yang dibintangi oleh Philip Seymour Hoffman. Di sini, Kaufman melukiskan gambaran menyakitkan tentang umat manusia, mulai dari rasa takut, penderitaan, cinta, dan semua keinginan terdalam kita.

9. The Turin Horse (2011) 

https://www.youtube.com/embed/ZNkN_xCXozw

Ketika Friedrich Nietzsche keluar dari kediamannya di Turin, ia melihat seekor kuda yang sedang dicambuk oleh seorang kusir di pinggir jalan. Dia pun langsung berlari untuk melindungi kuda itu, memeluknya sambil menangis lalu jatuh pingsan. Dikabarkan kalau kejadian inilah yang telah merusak mental Nietzsche di akhir hidupnya.

Meskipun kebenaran cerita ini masih dipertanyakan (dan sebenarnya diambil dari buku Kejahatan dan Hukuman karya Dostoevsky, yang sangat disukai Nietzsche), sutradara asal Hongaria, Béla Tarr, memutuskan untuk menggunakannya sebagai adegan awal dalam filmnya, The Turin Horse.

Secara keseluruhan, The Turin Horse adalah sebuah film dengan sinematografi yang sangat indah. Film ini juga menyisipkan filosofi dan kehidupan Nietzsche untuk mengetahui bagaimana sebuah "bencana kiamat" dapat terjadi di dalam hidup kita.

Film-film di atas bukan hanya hiburan semata; mereka adalah tontonan penting bagi siapa pun yang ingin belajar dari beberapa sutradara terbesar dalam sejarah. Baik itu nilai artistiknya atau kedalamannya dalam menangkap esensi kehidupan manusia, film-film di atas adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi ketika kalian merasa bingung dan tersesat.

Baca Juga: 6 Film Zoey Deutch yang Wajib Masuk Daftarmu, Ringan dan Menghibur!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya