[Review Film] Banda 'The Dark Forgotten Trail'

Film dokumenter yang keren banget

 

Indonesia patut berbangga dengan kedatangan film dokumenter yang menyajikan sejarah yang hampir terlupakan. Film ini menyajikan visual keindahan alam pulau 'Banda' yang terletak di daerah Maluku. Namun, di Film 'Banda' The Dark Forgotten Trail ini mengajak penikmat film untuk mengetahui sejarah Pulau Banda yang pernah menjadi penghasil pala sebagai rempah-rempah yang sangat mahal dibandingkan emas.  

Film yang disutradarai oleh Jay Subakto ini, selain banyak menyajikan visual keindahan alam juga di dukung oleh narator yang tidak asing lagi suaranya banyak didengar di film-film besar. Reza Rahardian dan Bayu Ario, sebagai narator yang menjelaskan sejarah Pulau Banda yang kosong tanpa penghuni sampai pada kisah-kisah tragis yang ada di pulau yang saat ini menjadi daerah pariwisata saja (tapi lupa dengan sejarahnya).  

Visual yang indah di film ini mematahkan stigma bahwa film dokumenter yang terkesan bosan jika ditonton. Banyak pengetahuan yang bisa diambil dari film ini, mulai dari membuka wawasan tentang keberadaan Pulau Banda, mengenal tokoh-tokoh sejarah yang pernah terbuang di Pulau Banda, serta tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi.  

Selain itu, film ini di dukung oleh narasumber-narasumber yang memperkuat banyaknya ilmu pengetahuan untuk mengenal Pulau Banda mulai dari masa keemasan yang berjaya sebagai penghasil rempah-rempah terbaik sampai pada kondisinya saat ini. Hal yang paling menarik dari film ini dapat di simpulkan bahwa Pulau Banda adalah miniatur keberagaman budaya Indonesia, sebab pada awal mulanya Pulau Banda adalah pulau yang kosong tanpa penghuni. Namun, dikarenakan mampu menghasilkan pala terbaik pada masa penjajahan, Pulau Banda di huni oleh masyarakat yang dikirim untuk menjadi pekerja penghasil pala dari berbagai daerah.  

Masih banyak sekali hal-hal yang menarik dari film ini. Kesempatan menarik bisa meluangkan waktunya melirik karya yang memberi pengetahuan yang dikemas dalam sebuah film. Semoga perfilman Indonesia bisa terus seperti ini, menjadikan film sebagai sarana belajar dan lebih utamanya lagi menunjukan jati diri perfilam Indonesia yang kaya dengan seni dan budayanya. Nonton deh, lebih jelasnya.

 

Salsiah Saodah Photo Writer Salsiah Saodah

Mahasiswa Televisi dan Film angkatan 2016 Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya