[Spoiler Alert] Melihat Sisi Lain BTS di "Bring The Soul: THE MOVIE"

I love you more than yesterday, but less than I'll love you tommorow. - BTS, "BRING THE SOUL: THE MOVIE"

Film dibuka dengan aksi panggung yang membara dari ketujuh anak muda berbakat ini. Bagian kamera menyoroti wajah bahagia setiap personel kemudian disambut dengan senyum sumringah dan teriakan meriah para ARMY. Sebuah pembuka film yang membawa penonton seolah sedang berada di tengah konser.

Bagian-bagian estetik dari Amerika hingga Eropa ditampilkan dengan apik. Sinematografi diramu dengan cukup natural. Jimin, Suga, J-Hope tiba di sebuah apartemen yang terletak di jantung kota Paris, ketiganya masuk dengan wajah sumringah dan memeriksa setiap detail. Kemudian disusul oleh kehadiran personel yang lain dan terjadilah acara makan-makan yang manis dan jadi awal dimulainya sebuah dokumenter "BRING THE SOUL: THE MOVIE". 

Jamuan santai itu akan membawa memori-memori indah selama tur Amerika dan Eropa. Film disuguhkan dengan proporsi alur maju mundur yang pas dan lebih natural jika dibandingkan "Burn The Stage". 

Perjalanan BTS di Amerika berawal di Rose Bowl Pasadena, Amerika Utara, dilanjutkan ke Soldier Field Chicago dan MetLife Stadium New Jersey pada 18-19 Mei 2019. Berlanjut ke tur Eropa Sao Paulo , Brazil, Wembley Stadium London, Inggris dan Stade de France, Paris, Prancis.

Perbincangan penuh tawa, murung, penyesalan, dan tentunya harapan baru yang kembali diperoleh BTS.

Bagaimana rasanya menjajal Amerika dan Eropa hanya dalam hitungan bulan? Mungkin kamu dan sebagian besar dari kita punya mimpi demikian dan hal itu baru saja diwujudkan oleh boyband arahan BigHit Entertainment tersebut. 

"Hal yang paling sulit dari perjalanan ini adalah saat terbang, ah maaf aku gak harusnya mengeluhkan hal ini, tentu masih banyak hal yang sulit di hidup ini," ujar RM yang terlihat kesulitan untuk menikmati tidur nyenyak di dalam pesawat. 

Penampilan energik di atas panggung gak diperoleh dengan mudah, mereka melalui banyak kesulitan tidur dan latihan yang keras. Kurang dari 100 hari mereka mendatangi 12 kota dengan 24 panggung megah. Namun ini adalah perjalanan tur bukan liburan. Mereka mengatur waktu makan dan tidur serta latihan dengan detail dan sedikit tertatih. Film ini berhasil menyuguhkan sisi pribadi BTS sebagai seorang musisi yang melewati waktu-waktu berat demi penampilan memikat. 

Memasuki perjalanan ke Eropa, cedera Jung Kook menjadi pusat film. Ia tak dapat ikut menari dan Jimin mengalami flu berat. Hal-hal gak terduga terjadi dan show must go on. 

Bagian emosional akhirnya muncul saat BTS memutuskan untuk tetap tampil dengan personal lengkap, mengisi kekosongan tarian Jung Kook yang biasanya berada di posisi center. Maknae pun tampil di atas panggung dengan bantuan kursi roda kemudian duduk di sisi panggung. Dan sekali lagi, itu tak mengurangi kemeriahan konser  "Love Yourself ".

Duka ternyata belum berakhir di London, kota terakhir, Paris, bahkan memberikan cobaan yang lebih berat. V mengalami masalah dengan pita suaranya, ia akhirnya tak dapat menyelesaikan bagian lirik lagu. Menariknya, ARMY langsung menyadari kondisi sang idola, stadium kemudian bergelora dari lantunan lirik V yang dinyanyikan oleh puluhan ribu ARMY. Bagian haru di Stade de France yang akan terkenang. 

"Aku berjanji akan kembali lagi ke sini, dan menyuguhkan penampilan terbaikku untuk kalian," ujar V dengan mata berkaca-kaca. 

Tak hanya berbagi duka, mereka pun berbagi tawa bersama. Kembali pada scene jamuan makan di awal film, V dan Jung Kook bahkan dengan puas "membully" J-Hope dan personel lainnya. 

"Aku dapat menirukannya, ehem, Hai, I'm your Hope and you are my HOPE, my name is JJJJ..." ujar Jung Kook yang bahkan memperagakan gerakan tangan J-Hope dan disambut tawa dari member lain. 

Kedekatan mereka yang sudah seperti keluarga pun berlanjut dengan perayaan ulang tahun dan beberapa aksi lucu lainnya. 

Percakapan tentang hari Natal tiba-tiba muncul saat Jin dan Jung Kook sedang istirahat. Keduanya terlihat cukup kelelahan dengan jadwal latihan yang padat. Obrolan personel termuda dan tertua ini berawal dari menghitung sisa konser kemudian kembali menghitung maju kapan kiranya mereka akan kembali ke rumah.

"Bagaimana Natal tahun ini? tanya Jung Kook. 

"Sepertinya Natal kita ada jadwal tur," jelas Jin sembari mengingat-ingat jadwalnya. Jung Kook menatap gamang dan merebahkan tubuhnya ke atas sofa. 

Akan selalu ada harga yang dibayar untuk setiap pencapaian. Setiap orang tentu pernah dan akan mengalami fase ini. Di tengah kemeriahan panggung, ada momen mereka merindukan rutinitas kecil dan sederhana, misalnya saja perayaan Natal bersama keluarga. 

Meski demikian, hal itu tak membuat mereka kemudian murung, justru menjadi api penyemangat untuk memberikan penampilan yang maksimal dan membahagiakan penggemar yang telah lama menanti mereka. 

"Terkadang aku bingung arti merindukan, kami yang merindukan untuk tampil di depan mereka dan mereka tentu yang merindukan kami," celetuk RM dalam sesi wawancara di dalam mobil yang membawanya menikmati suasana Inggris. 

RM dan kalimat-kalimat filosofinya di sepanjang film adalah daya tarik yang tak dapat terbantahkan. Sosoknya sebagai leader tersuguh dengan peran yang pas tanpa mendominasi. Ia mampu menyampaikan pidato yang bergelora di setiap akhir konser. 

Film menyuguhkan beberapa wawancara dengan penggemar di setiap negara. ARMY di Brasil menyampaikan bahwa lagu-lagu BTS adalah teman terbaik di masa-masa sulitnya. Atau fans London yang membawa serta anak-anaknya untuk menikmati penampilan pelantun "Fire" tersebut. 

Kamu pernah kepikiran gak, kapan BTS menyiapkan materi album sedangkan rutinitas tur mereka sangat padat sepanjang tahun? Bagaimana cara mereka menghasilkan lagu keren sambil kelelahan berpindah dari satu negara ke negara lainnya?

Yups, "BRING THE SOUL: THE MOVIE" berhasil menjawab pertanyaan itu. Lagu-lagu kece yang kamu dengarkan saat ini ternyata tercipta di sepanjang perjalanan tur mereka. Bahkan melodinya lahir di setiap negara yang mereka singgahi.

"Proses mengerjakan laguku seperti ini," ujar Suga menunjukkan meja kerja minimalisnya yang terdiri dengan beberapa perangkat komputer dan alat musik digital. 

"Menulis lirik, melodi, kadang mampir ke studio untuk merekam, wah..." desahnya sambil melanjutkan mengamati setiap karya yang telah ia tulis. Ia bercerita beberapa lagu sebelumnya juga lahir dari perjalanan tur yang panjang. Tak hanya Suga, Jung Kook di sela-sela waktu istirahatnya pun memperlihatkan kerja kerasnya dalam melahirkan karya.

"Ini mungkin bukan konser pertama kami, namun ini adalah pertama dan awal baru untuk stadium world tur," ujar Jimin saat menyapa penggemarya di Wembley Stadium London.

Ucapan Jimin di atas konser ini membuat V, RM, Jin, Suga, Jung Kook dan J-Hope terkagum-kagum. Bahkan V sesekali menggumamkan pidato menyentuh hati itu. Melihat popularitas mereka, hal itu tentu tak mustahil untuk diwujudkan di masa yang akan datang. 

Banyak perpindahan lokasi di film ini membuat loncatan peristiwa terjadi cukup cepat. Bahkan sesekali menimbulkan kebingungan pada saat Jimin dan Jin menghabiskan waktu luang dengan jalan-jalan. Jimin menyebutkan ia bahagia akhirnya berada di Jerman. Sedangkan personel di scene sebelum dan sesudahnya menggunakan latar Prancis. 

Menyunting banyak tempat dalam waktu yang singkat tentu bukan perkara mudah. Perkara berikutnya adalah pada bagian akhir memasuki tur Eropa, penonton terfokus pada insiden cedera dan pengembangan scenenya berlangsung hingga pada bagian penutup. Hal ini berbeda pada awal saat di Amerika di mana kita dapat mengetahui pandangan setiap personel dan aktivitas yang cukup bervariatif. 

Jika Jimin dan Jin liburan singkat dengan maksud menampilkan sesi 'me time' ala BTS di tengah kepadatan tur, lalu tentu akan muncul pertanyaan tentang apa yang dilakukan Suga, J-Hope, RM dan V? Hal ini tak terjawab hingga film berakhir. 

Seberapa menarik film ini untuk kamu yang bahkan bukan seorang ARMY? Sebelum menonton film ini, ingatkan dirimu bahwa ini adalah film dokumenter, bukan film yang terbentuk dari cerita fiksi dengan penokohan dan konflik yang tertata. Sehingga kamu gak akan syok dengan perpindahan alur film yang cepat. 

Untuk kamu yang belum mengenal BTS, maka "BRING THE SOUL: THE MOVIE" akan jadi film pengenalan yang baik untuk mengetahui kerja keras mereka demi penampilan terbaik. Namun dengan catatan, kamu jangan memusingkan siapa nama mereka, karena memang tak ada perkenalan atau sesi khusus seperti di "Burn The Stage".

Untuk "BRING THE SOUL: THE MOVIE", IDN Times memberikan penilaian 7/10. Semoga ulasan di atas bisa jadi pertimbangan kamu. Happy watching!

Hampir setiap musisi di Korea maupun di luar negeri menjadikan 'Cinta' sebagai tema utama karya mereka, tapi apa makna cinta yang sesungguhnya?- BTS, "BRING THE SOUL: THE MOVIE"