6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humanis

Sudut pandang jurnalis jadi hal krusial

Film bertema perang hampir dirilis setiap tahunnya dari berbagai negara. Yang masih cukup jarang ditemukan adalah film perang dari sudut pandang para jurnalis. Peran jurnalis dalam mewartakan setiap kejadian perang tidak kalah penting dari para tentara.

Lewat sudut pandang jurnalis, masalah perang tidak melulu berhubungan dengan adu kekuatan. Sisi kemanusiaan dari rakyat sipil yang ikut terdampak juga ikut terangkat. Enam film tentang jurnalisme perang ini bisa memberikan perspektif segar untuk penonton. Simak rekomendasi film tentang jurnalisme perang berikut.

1. The Killing Fields (1984)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film The Killing Fields (dok. Goldcrest Films/The Killing Fields)

The Killing Fields menyorot perbedaan dua manusia dari negara berbeda yang sama-sama berada di area perang. Sydney Schanberg (Sam Waterston) tidak masalah untuk keluar masuk Kamboja saat meliput perang saudara di negara tersebut untuk The New York Times. Hal berbeda dialami oleh Dith Pran (Haing S Ngor) yang menjadi narasumber Sydney. Adanya perang saudara membuat Dith Pran tidak bisa untuk menyelamatkan diri dengan pergi ke negara lain.

2. Full Metal Jacket (1987)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film Full Metal Jacket (dok. Harrier Films/Full Metal Jacket)

Sebagai seorang anggota tentara angkatan laut, JT Davis (Matthew Modine) juga merangkap sebagai jurnalis dalam Full Metal Jacket. JT Davis menggunakan kameranya untuk menunjukkan proses rekrutmen para tentara yang begitu keras. Laporan JT Davis juga menyorot mental para tentara yang mulai terganggu saat Perang Vietnam berlangsung. Namun, ia akhirnya tidak berdaya saat situasi gawat meningkat dan harus meninggalkan kegiatan jurnalisme ini untuk fokus menjadi tentara di medan perang.

3. Welcome to Sarajevo (1997)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film Welcome to Sarajevo (dok. Channel Four Films/Welcome to Sarajevo)

Saat menjadi reporter dalam Welcome to Sarajevo, Michael Henderson (Stephen Dillane), memilih cerita tentang anak yatim piatu yang menjadi korban Perang Bosnia sebagai liputan utamanya. Pengalaman tersebut mempertemukan Henderson dengan Emira (Emira Nusevic). Henderson berusaha menyelamatkan Emira dengan meminta bantuan dari relawan PBB untuk memindahkan anak tersebut ke negara yang lebih aman. Tindakan Henderson tidak hanya berisiko, tetapi juga mengancam nyawanya.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Film Horor dan Thriller 2024, Ada Badarawuhi

4. Live from Baghdad (2002)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film Live from Baghdad (dok. Industry Entertainment/Live from Baghdad)

Perang Teluk 1 menjadi perhatian seluruh warga Amerika SerikatLive from Baghdad lantas menampilkan kisah sejumlah reporter CNN yang meliput perang langsung di Irak. Tugas sebagai reporter perang tidaklah mudah karena mereka harus terus-terusan hidup berdampingan dengan bahaya.

5. The Quiet American (2002)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film The Quiet American (dok. Miramax Films/The Quiet American)

The Quiet American menampilkan kisah cinta segitiga yang melibatkan dokter dari Amerika Serikat, perempuan muda Vietnam, dan jurnalis asal Inggris. Thomas Fowler (Michael Caine) lebih dahulu mengencani Phuong (Do Thi Hai Yen) saat Alden Pyle (Brendan Fraser) jatuh cinta dengan perempuan tersebut. Merasa tidak terima dengan langkah Alden, Thomas Fowler membalas dendam lewat liputannya dalam Perang Vietnam. Dalam liputan Fowler, ia menganalisis peran Amerika Serikat sebagai biang kerok dari perang tersebut.

 

6. Whiskey Tango Foxtrot (2016)

6 Rekomendasi Film tentang Jurnalisme Perang, Sorot Sisi Humaniscuplikan film White Tango Foxtrot (dok. Broadway Video/White Tango Foxtrot)

Tidak selalu penuh ketegangan, Whiskey Tango Foxtrot membuktikan film dari sudut pandang jurnalis perang juga bisa memiliki sisi komedi. Pengalaman Kim Baker (Tina Fey) memang tidak ada duanya. Kim terbang ke Afghanistan untuk liputan perang secara singkat. Kejadian tidak terduga mengubah tujuan Kim hingga ia akhirnya harus tinggal di negara tersebut lebih lama.

Menonton film bisa menjadi sarana penonton untuk memperkaya sudut pandang. Film tentang jurnalisme perang pun berguna untuk memperlihatkan sisi berbeda yang jarang tampak pada rilisan mainstream.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Film Horor Berlatar di Pesawat, Ada yang dari Indonesia

Sri Mulyati Photo Verified Writer Sri Mulyati

A passenger, preferably on window seat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya