Yang Hilang dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

NKCTHI terus diperbincangkan. Seperti apa sih filmnya?

“Keluarga ini sesungguhnya sudah lama kehilangan saya.”

Kalimat yang dilontarkan oleh tokoh Aurora (Sheila Dara Aisha) itu dapat dikata merupakan ruh film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko. Aktor Rio Dewanto (Pemeran Angkasa) pun menyampaikan rasa kehilangan yang dialami manusia, dengan kepedihan batin masing-masing, menjadi poin utama yang hendak dikedepankan.

“Masing-masing tokoh memiliki memori akan kehilangan sesuatu. Dari kehilangan anak, sampai kehilangan pekerjaan,”  ucap Rio usai pemutaran di Denpasar, awal Januari 2020 lalu.

Setiap tokoh yang dihadirkan dalam film berdurasi 120 menit ini dituturkan pernah mengalami perasaan kehilangan itu. Diawali dengan pasangan suami istri yang salah satu dari anak kembar mereka meninggal dunia-walau bagian ini dimunculkan sedikit demi sedikit demi menghadirkan sisi misteri untuk penonton. Meski rahasia ini disimpan lama dan baru diungkap menjelang akhir film, sebenarnya tidaklah begitu sulit menebak apa yang terjadi.

Kemudian ada Awan (Rachel Amanda), anak bungsu mereka yang kehilangan pekerjaan, atau kontrak kerjanya di sebuah perusahaan arsitek tidak diteruskan. Sementara Angkasa, hampir tidak memiliki waktu untuk diri sendiri karena sejak kecil hingga berusia 27 tahun harus terus memikul tanggung jawab melindungi kedua adik perempuannya.

Paling jelas tersurat adalah sosok Aurora yang sedari kecil merasa telah tersisih dari keluarganya-entah apa penyebabnya-, sebagaimana kalimat singkat namun menusuk yang disampaikannya dalam adegan puncak. Ia merasa sejatinya keluarganya telah lama kehilangan dia, sebab hampir sepenuh perhatian ayah dan ibu hanya tertuju pada Awan.  

1. Masih ada yang lewat begitu saja

Yang Hilang dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Iniistimewa

Persoalan yang dialami masing-masing tokoh, boleh dikata sesungguhnya tidaklah begitu pelik. Setidaknya setiap orang masih sangat tercukupi, baik dari segi material maupun kasih sayang orangtua. Sebagai tokoh utama, apa yang dialami Awan, apabila dibandingkan dengan anak seusia dia, mungkin lebih banyak lagi yang jauh lebih terpuruk dan harus berjuang keras melanjutkan hidup.

Barangkali ini yang dimaksudkan oleh Rio Dewanto, bahwa setiap orang memiliki pengalaman tersendiri menghadapi, menyikapi peristiwa kehilangan. Bagi Awan, kontrak kerja tidak diteruskan oleh bosnya mungkin adalah peristiwa genting, yang seakan adalah akhir dari segalanya. Namun bagi anak-anak muda lainnya yang secara ekonomi tidak seberuntung keluarga Awan, barangkali itu adalah hal yang sangat lumrah, biasa saja, bahkan ada yang diputus kontrak hingga puluhan kali.

Lalu apakah pengalaman batin menghadapi peristiwa kehilangan itu berhasil tersampaikan dalam film ini? Belum sepenuhnya. Masih ada yang hanya lewat begitu saja, belum tergali secara mendalam dan ini justru terjadi pada tokoh utama yakni Awan. Sang ayah yang batinnya bergejolak sejak awal sayang hanya sampiran.  

Jika banyak penonton yang mengatakan-terutama lewat media sosial- bahwa cerita dalam film ini sangat relate dengan kehidupan mereka, barangkali banyak juga yang merasa tidak relate, terkhusus mereka yang struggling secara ekonomi. Bagi kalangan ini, konflik keluarga yang dihadirkan boleh dibilang masih biasa-biasa saja, setidaknya semua anggota keluarga sangat sayang dan saling support satu sama lain, perhatian orang tua ada sepenuhnya untuk anak-anak mereka, dan secara material, tidak ada yang tidak terpenuhi, bahkan lebih dari cukup.  

Baca Juga: Tembus 1 Juta Penonton, Film NKCTHI Jadi Kado Rachel Amanda

2. Tipikal film nasional yang Jakarta-oriented

Yang Hilang dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Iniistimewa

Apakah ini tipikal gambaran film nasional yang Jakarta-oriented dan luput mengamati persoalan mendasar manusia lainnya, yang tinggal lebih dipelosok? Abai dengan isu-isu krusial lainnya? Kita bisa ambil contoh film Parasite sebagai komparasi.

Film itu memberikan gambaran utuh kehadiran fenomena sosial konflik keluarga berada, sekaligus keluarga yang secara ekonomi sangat terpuruk. Walau memang mesti disadari bahwa tidak mudah menghasilkan karya yang relate untuk semua warga Indonesia dengan berbagai latar kultur dan tingkatan sosial ekonominya.

Kembali lagi, pilihan cerita adalah keputusan sang sutradara dan penulis skenario. Seperti yang diungkapkan oleh sang penulis skenario, Jenny Jusuf, bahwa keputusan mengangkat kisah ini berada di tangan produser.

“Selama beberapa bulan kami brainstorm, bagaimana mengolah petikan-petikan dalam buku yang diangkat sehingga menjadi skrip,” tutur Jenny.

Ya, film ini berangkat dari sebuah buku karya Marchella FP dengan judul yang sama. Buku tersebut bukanlah novel ataupun biografi, melainkan berisi petikan-petikan pesan maupun kata mutiara.

3. Kekuatan sinematografi dan totalitas akting pemain

Yang Hilang dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Iniistimewa

Terlepas dari itu semua, setidaknya film ini bisa menjadi pengingat bagi para orangtua, khususnya kalangan berpunya dan berkuasa, agar lebih memberikan ‘ruang bernapas’ untuk anak-anaknya karena tidak semua bisa diselesaikan dengan uang dan relasi.

Selain itu, kekuatan sinematografi dan totalitas akting para pemainnya yang sebagian besar telah malang melintang di dunia perfilman, sangat mengangkat kehadiran film ini. Terlebih Aurora yang sedari awal, sejak Aurora kecil hingga dewasa, karakter dan emosinya sungguh terjaga. Menurut Rio Dewanto, adegan berdialog dengan Aurora adalah momen yang paling melekat selama proses shooting film yang diproduksi Visinema Pictures ini.

Apakah berlebihan sang sutradara menyebut bahwa film ini adalah karya terbaiknya? Silakan publik yang menjawab. Apapun itu, selamat untuk Mas Angga, para pemain, dan kru yang telah bekerja keras menghadirkan karya di awal tahun 2020 ini. Bravo!

Baca Juga: Sheila Dara Kesulitan Menjadi Aurora di Film NKCTHI. Simak 5 Faktanya!

Sudiani Ni Ketut Photo Writer Sudiani Ni Ketut

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya