Charlbi Dean Kriek dalam film Triangle of Sadness (dok. Byron Bay Film Festival/Triangle of Sadness)
Meski sudah berkali-kali merajai Cannes dan European Film Awards, ini adalah baru kali kedua Ostlund menembus Oscar. Tak tanggung-tanggung, sineas asal Swedia ini menyabet dua nominasi sekaligus tahun ini, Sutradara Terbaik dan Naskah Orisinal Terbaik untuk Triangle of Sadness.
Meski kini dikenal sebagai spesialis film satire dan dramedi, awalnya Ostlund lebih sering berkutat di genre neorealis. Ia pertama kali muncul lewat film fitur Gitarrmongot (2004), kemudian disusul Involuntary (2008) yang berhasil tayang perdana di Cannes Film Festival. Film itu juga sempat dijadikan submisi resmi Swedia untuk Film Fitur Internasional Terbaik pada Academy Awards 2009.
Ostlund kemudian kembali dengan film neorealis Play pada 2011 yang juga mencuri perhatian karena membahas isu perundungan dan isu ras serta kelas di Swedia. Force Majeure (2014) jadi film tersukses pertamanya. Masih berlatarkan Swedia, film bergenre satire ini merajai berbagai festival film di Eropa dan mengantarnya merebut Un Certain Regard di Cannes.
Kejayaan Ostlund pun berlanjut dengan perilisan film The Square (2017). Itu adalah proyek pertamanya yang digarap bareng aktor-aktor multinasional. Film ini pula yang mengantarnya debut jadi nomine di Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Triangle of Sadness mungkin bisa dibilang karya tersukses sepanjang kariernya, sinema inibaru saja menyabet gelar paling prestisius di Cannes dan European Film Awards sekaligus tahun 2022 lalu.