Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Quentin Tarantino di Reservoir Dogs.
Quentin Tarantino di Reservoir Dogs (dok. Miramax/Reservoir Dogs)

Intinya sih...

  • Nick Broomfield kritik kekerasan dan seksualitas Tarantino yang berlebihan

  • Michael Haneke menolak pendekatan Tarantino terhadap kekerasan dalam film

  • Spike Lee keberatan dengan penggunaan kata rasial sensitif yang berlebihan oleh Tarantino

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Quentin Tarantino dikenal sebagai sosok sutradara hebat yang penuh kontroversi. Gaya penyutradaraannya yang penuh kekerasan, dialog sarkastik, dan referensi budaya pop memang membuatnya ikonik, tetapi tidak semua orang bisa menerimanya. Beberapa sutradara justru terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap karya maupun kepribadian Tarantino.

Menariknya, alasan mereka sangat beragam, mulai dari persoalan etika, gaya bercerita, sampai konflik pribadi yang cukup panas. Perbedaan pandangan inilah yang membuat perdebatan tentang Tarantino selalu hidup. Dan inilah lima sutradara yang paling vokal mengungkapkan keberatannya terhadap sang kreator Pulp Fiction.

1. Nick Broomfield

Nick Broomfield (instagram.com/nickbroomfield)

Nick Broomfield yang dikenal lewat film-film serius bernuansa politik tidak pernah benar-benar cocok dengan gaya Tarantino. Menurutnya, adegan kekerasan dan unsur seksual dalam film-film Tarantino terlalu berlebihan dan terasa seperti fantasi anak remaja. Ia bahkan menyampaikan kritiknya dengan pedas, menyebut Tarantino hanya beruntung memiliki dukungan produser besar.

Di balik kata-kata kasarnya, sebenarnya ada kritik mendalam tentang bagaimana kekerasan distilisasi bisa dianggap hiburan, sementara dampak sosialnya jarang dipikirkan. Broomfield merasa Tarantino hanya memoles kekerasan tanpa memberi konteks yang berarti, sehingga pesan yang tersampaikan menjadi dangkal dan meresahkan.

2. Michael Haneke

Michael Haneke di Amour (dok. Denis Manin/Amour)

Sutradara legendaris Michael Haneke, yang dikenal lewat Funny Games (1997) dan Cache (2005), punya pandangan tegas soal kekerasan dalam film. Baginya, setiap kekerasan harus ditampilkan dengan penuh tanggung jawab. Ketika ia menonton Pulp Fiction dan melihat bagaimana penonton muda tertawa saat adegan kepala seseorang meledak, ia merasa kecewa sekaligus khawatir.

Haneke menganggap Tarantino terlalu mempermudah kekerasan hingga terasa olok-olok. Di mata Haneke, ini bukan soal gaya, tetapi soal moral karena menurutnya film harus membuat penonton berpikir, bukan merayakan penderitaan. Perbedaan filosofi inilah yang membuat Haneke tidak bisa menerima pendekatan Tarantino.

3. Spike Lee

Spike Lee di IMDb: What to Watch (dok. IMDb/IMDb: What to Watch)

Perseteruan Tarantino dan Spike Lee sudah lama berlangsung dan sampai sekarang masih menjadi salah satu konflik paling terkenal di Hollywood. Lee keberatan dengan penggunaan kata rasial sensitif yang terlalu sering dan menurutnya tidak perlu dalam film-film Tarantino. Ia menganggap Tarantino menggunakan kata tersebut secara berlebihan.

Bagi Lee, Tarantino sudah melewati batas antara realisme dan eksploitasi. Ia pernah berkata bahwa Tarantino seperti terobsesi dengan kata itu yang membuatnya mempertanyakan motif sang sutradara. Perdebatan mereka pun berlangsung lama dan tampaknya tidak akan pernah benar-benar selesai.

4. Oliver Stone

Oliver Stone dan Joseph Gordon-Levitt di Snowden (dok. Open Road Film/Snowden)

Meski Oliver Stone tidak asing dengan tema kekerasan, ia tetap punya masalah dengan Tarantino, terutama terkait film Natural Born Killers (1994). Tarantino menulis cerita asli film itu, tapi Stone melakukan banyak perubahan saat mengadaptasinya. Hal ini membuat Tarantino tidak senang dan mencoba mempublikasikan naskah orisinalnya yang akhirnya berujung tuntutan hukum.

Stone merasa Tarantino terlalu banyak bicara tanpa memahami keseluruhan produksi. Ia menilai Tarantino sudah dibayar mahal dan seharusnya menerima hasil akhirnya. Perseteruan ini membuat hubungan mereka memanas, hingga Tarantino sendiri mengakui bahwa ia sangat tidak menyukai versi film tersebut.

5. Jean-Luc Godard

Jean-Luc Godard, Valérie Allain, dan Marion Peterson di Aria (dok. Lighyear Ent./Aria)

Ini terasa paling menyakitkan karena Tarantino adalah penggemar berat Jean-Luc Godard. Ia bahkan menamai perusahaan produksinya “A Band Apart” sebagai penghormatan untuk film Godard. Namun, Godard tidak membalas kekaguman itu. Ia malah mengatakan bahwa karya Tarantino tidak ada apa-apanya dan menilai pilihan nama itu tidak lebih dari tindakan asal-asalan.

Godard bahkan pernah melontarkan komentar bahwa Tarantino seharusnya memberikan uang saja daripada mengambil judul filmnya. Kritik yang keras dari idola membuat Tarantino akhirnya mengaku bahwa ia sudah tidak lagi mengidolakan Godard, meski banyak yang menduga pernyataan itu muncul karena rasa sakit hati.

Perbedaan selera, prinsip, hingga ego memang membuat hubungan antar-sutradara sering kali penuh gesekan. Dari kelima sutradara tersebut, menurut kamu siapa yang punya alasan paling masuk akal untuk tidak menyukai Quentin Tarantino?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team