5 Film Klasik yang Dibenci Sutradara Quentin Tarantino, Kenapa?

- Quentin Tarantino membenci film klasik seperti The 400 Blows (1959) dan Brewster McCloud (1970) karena dianggap datar, tidak emosional, dan kacau.
- Ia juga tidak menyukai A Clockwork Orange (1971) karena merasa Stanley Kubrick bersikap munafik terhadap kekerasan dalam film tersebut.
- Tarantino juga tidak jatuh hati pada Groundhog Day (1993) dan Indiana Jones and the Last Crusade (1989) karena alasan narasi redemption arc yang dipaksakan dan karakter yang dianggap membosankan.
Quentin Tarantino dikenal sebagai sosok yang vokal dan blak-blakan soal selera filmnya. Ketika ia menyukai sebuah film, ia akan memujinya habis-habisan. Namun ketika ia membenci sebuah karya, ia juga tidak ragu mengungkapkan pendapat pedas yang sering kali memicu kontroversi. Beberapa film klasik yang dianggap mahakarya justru berada di daftar hitam Tarantino.
Menariknya, film-film yang ia benci bukanlah karya kecil atau gagal, melainkan film-film yang sangat dihormati dalam sejarah sinema. Mulai dari karya sutradara Prancis legendaris hingga blockbuster Hollywood yang dicintai semua orang, Tarantino punya alasan sendiri untuk tidak menyukainya. Berikut lima film klasik yang membuat Tarantino geleng-geleng kepala.
1. The 400 Blows (1959)

Walau banyak orang menganggap Truffaut sebagai salah satu ikon besar French New Wave, Tarantino justru tidak pernah merasa cocok dengan gaya sang sutradara. Dalam Once Upon a Time in Hollywood (2019), ia menggambarkan Truffaut sebagai “amatir penuh semangat” yang menurutnya kurang memikat secara artistik.
The 400 Blows, yang dianggap sebagai salah satu film coming of age terbaik sepanjang masa, justru disebutnya sebagai karya yang datar dan tidak memberikan dampak emosional. Tarantino bahkan memasukkan komentar pedas itu melalui karakter Cliff Booth, yang digambarkan mencoba menonton Truffaut tetapi tetap tidak tersentuh.
Menurutnya, film tersebut membuatnya dingin, bukan hanya karena membosankan, tetapi karena tidak menunjukkan kehangatan emosional yang ia cari dalam sebuah film. Kritik ini membuat banyak penggemar Truffaut terkejut, mengingat reputasi film tersebut sebagai salah satu permata sinema Prancis.
2. Brewster McCloud (1970)

Robert Altman merupakan tokoh besar dalam sejarah perfilman Amerika, namun itu tidak berarti semua karyanya disukai Tarantino. Dalam bukunya Cinema Speculation, Tarantino menyebut Brewster McCloud sebagai “setara dengan burung yang buang kotoran di kepala Anda,” sebuah komentar ekstrem yang menunjukkan betapa ia benar-benar tidak menikmati film tersebut.
Baginya, film itu kacau, tidak fokus, dan tidak menunjukkan kemampuan terbaik Altman. Ia bahkan menambahkan bahwa film ini adalah “salah satu film terburuk yang pernah membawa logo studio besar,” sebuah pernyataan yang membuat banyak cinephile tersentak.
Ironisnya, banyak kritikus menilai film tersebut visioner dan eksentrik, tetapi bagi Tarantino, eksentrik tidak selalu berarti bagus. Ia tetap menempatkan film ini sebagai salah satu pengalaman menonton paling mengecewakan.
3. A Clockwork Orange (1971)

Stanley Kubrick adalah nama besar yang jarang sekali mendapat kritik pedas dari sesama sineas, namun Tarantino seolah menjadi pengecualian. Ia menuduh Kubrick bersikap munafik terhadap filmnya sendiri, terutama ketika sang sutradara mengklaim bahwa A Clockwork Orange dibuat sebagai kritik terhadap kekerasan.
Menurut Tarantino, film tersebut justru menikmati kekerasannya secara estetis, sehingga klaim anti-kekerasan itu dianggapnya tidak jujur. Ia bahkan melontarkan komentar vulgar untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap bagaimana adegan kekerasan ditampilkan.
Bagi Tarantino, Kubrick terlalu menikmati proses kreatif dari adegan-adegan sadis dalam film tersebut. Kritik ini menarik karena Tarantino sendiri dikenal akan film penuh kekerasan, tetapi ia merasa jujur soal intensinya, tidak seperti Kubrick yang menurutnya menyamarkan motivasinya.
4. Groundhog Day (1993)

Groundhog Day adalah salah satu komedi tercinta sepanjang masa, namun Tarantino tidak pernah jatuh hati pada film ini. Dalam Cinema Speculation, ia menyebut bahwa ia tidak suka narasi redemption arc Bill Murray, karena menurutnya karakter Murray tidak butuh diperbaiki.
Ia merasa film tersebut terlalu berusaha menyentuh, padahal kekuatan Murray justru ada pada sifat sarkastik dan ketidaksabarannya. Tarantino juga mempertanyakan apakah versi Bill Murray yang lebih baik benar-benar membuat filmnya lebih bagus.
Menurutnya, justru kepribadian khas Murray-lah yang membuat aktor itu disukai, bukan perubahan karakter yang dipaksakan oleh narasi film. Baginya, film tersebut kehilangan energi komedi yang seharusnya lebih tajam.
5. Indiana Jones and the Last Crusade (1989)

Ketika banyak orang sepakat bahwa Kingdom of the Crystal Skull adalah film terburuk Indiana Jones, Tarantino justru memilih The Last Crusade sebagai yang paling ia benci. Ia menganggap karakter yang diperankan Sean Connery membosankan dan tidak memberikan dinamika menarik dalam petualangan Indiana Jones.
Baginya, justru Crystal Skull terasa lebih menyenangkan dan bergaya. Pendapat ini jelas sangat tidak populer, mengingat The Last Crusade sering dianggap sebagai salah satu film terbaik dalam trilogi Indiana Jones.
Tarantino tetap teguh dengan opininya, menyebut film tersebut membosankan dan tidak menawarkan sesuatu yang segar. Ia bahkan mengatakan bahwa ia tidak suka film ini sejak pertama kali menontonnya.
Perbedaan pendapat seperti ini menunjukkan bahwa bahkan sutradara besar seperti Tarantino sekalipun bisa memiliki selera yang tidak mengikuti arus utama. Lalu, dari lima film klasik di atas, apakah ada yang juga tidak kamu sukai atau justru menganggapnya sebagai masterpiece?



















