5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at Once

Memberikan pengalaman sinematik langka yang unik dan berbeda

Tema multiverse (multi universe) atau multisemesta atau biasa juga disebut dunia paralel, mulai populer sejak ditayangkannya Spiderman: No Way Home (2021) dan Dr. Strange: Multiverse of Madness (2022) .

Disutradarai oleh Daniel Scheinert dan Dan Kwan, Everything Everywhere All at Once menceritakan tentang petualangan lintas dimensi seorang ibu dari keluarga imigran China-Amerika, yang harus menemui versi dirinya pada dimensi lain, untuk menghentikan musuh yang hendak menghancurkan keseimbangan kehidupan antar dimensi.

Merupakan kombinasi absurditas komedi, Taoisme, plot anti mainstream, satirisme, eksistensialisme, isu intergenerasi, spritualitas, dan drama keluarga, Everything Everywhere All at Once merupakan masterpiece yang memberi sudut pandang berbeda dan mendalam mengenai makna hidup yang sebenarnya. 

Baca Juga: 10 Fakta Stephanie Hsu, 'Putri' Michelle Yeoh di Everything Everywhere

1. Alur cerita yang sama sekali tidak dapat ditebak dan unik

5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at OnceCuplikan keluarga Wang sedang mengurus pajak di IRS (dok. IMDb/ Everything Everywhere All at Once)

Selalu terdapat momen di mana kita sudah bisa mengetahui atau dapat menebak ke mana alur cerita dari sebuah film. Misalnya, kita bisa tahu bahwa setelah long silence atau keheningan panjang pada sebuah film horor, biasanya akan muncul sesuatu atau sesorang yang mengagetkan. Contoh lainnya yaitu kita bisa mengetahui suatu motif dari tindakan dan keputusan seorang antagonis (balas dendam, ketidakadilan masa lalu, dan lain-lain).

Lain halnya dengan film Everything Everywhere All at Once. Menonton film ini merupakan pengalaman yang sama sekali baru, sangat fresh, unik, dan sama sekali tidak dapat ditebak.

Evelyn (Michelle Yeoh) terjerumus ke dunia metafisik, dari dirinya yang hanya seorang ibu yang kesulitan mengelola masalah perpajakan di gedung IRS, kemudian melompat ke dunia di mana dirinya adalah seorang selebriti, dan meloncat lagi ke dunia dimana dirinya adalah seorang penyanyi opera, koki teppanyaki, bahkan ke dunia di mana dirinya adalah sebuah pinata, batu, atau buah anggur.

Kita disuguhi ratusan kemungkinan di mana Evelyn (Michelle Yeoh) bisa menjadi siapa saja, di waktu yang sama, di tempat yang sama, dalam tubuh yang sama, digambarkan dalam film dengan sinematografi yang apik dan backsound yang mendukung, benar-benar membuat kita mengalami puncak pengalaman sinematik.

Logika internal dari film ini rumit, namun intinya adalah segala keputusan yang kita lakukan pada satu dimensi, dapat berdampak pula pada diri kita di dimensi lainnya.

2. Humor cerdas, kelucuannya yang sangat effortless

5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at OnceAdegan perkelahian para penyintas dimensi (jumper) (dok. IMDb / Everything Everywhere All at Once)

Salah satu hal yang menggelitik adalah cara film ini mengeksekusi tokoh seorang Jobu Tupaki (Stephanie Hsu) dengan cara yang konyol. Sebagai villain yang selalu berpindah-pindah secara konstan antara satu dimensi ke dimensi lainnya, Jobu Tupaki digambarkan sering mengubah-ubah tampilannya dengan kostum dan makeup yang sangat aneh dan konyol.

Hal tersebut menggambarkan ketidak pedulian Jobu Tupaki secara tidak langsung. Bagi dirinya yang sudah melewati seluruh kehidupan di seluruh dimensi yang berbeda, ia tidak menganggap penting apapun dan siapapun, baginya kehidupan itu bukanlah apa-apa.

Disisipkan humor klasik seperti, membangunkan orang pingsan dengan sepatu, anjing yang masuk ke kulkas, dan komedi absurd seperti adanya dunia di mana semua manusia memiliki tangan hotdog, dan lain-lain yang dikemas dengan timing, transisi, dan editting yang pas, ditambah adegan berkelahi ala film China yang sangat tidak masuk akal, cocok bagi penikmat selera humor absurditas.

Baca Juga: 6 Sikap Positif Uvin Wang 'Once We Get Married' yang Patut Diteladani

3. Memiliki rating yang lebih tinggi dibandingkan film Dr. Strange: Multiverse of Madness

5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at OncePoster premiere film Everything Everywhere All at Once (dok. A24films )

"Multiverse of Madness" atau Kekacauan Multisemesta merupakan frasa yang lebih cocok menggambarkan film Everything Everywhere All at Once dibandingkan film Dr. Strange yang mengusung tema kekacauan multisemesta itu sendiri. 

Konsep dunia paralel dan antar dimensi yang digambarkan pada film Everything Everywhere All at Once lebih matang, menyeluruh, dan tidak klise.

Dibuktikan dari rating yang keluar pada situs resmi IMDb, dimana skor rating untuk film Dr. Strange: Multiverse of Madness (2022) (7,3/10) lebih kecil dibandingkan film Everything Everywhere All at Once (2022) (8,5/10).

 

4. Pesan moral tentang makna hidup yang disampaikan dengan berbeda, unik, dan memorable

5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at OnceCuplikan percakapan film Everything Everywhere All at Once (dok. IMDb/Everything Everywhere All at Once)

Dari sekian banyak dimensi di mana Evelyn (Michelle Yeoh) bisa menjadi selebriti ternama, penyanyi opera terkenal, koki teppanyaki, ataupun pemilik usaha laundry coin, dirinya dan anaknya, Joy (Stephanie Hsu), lebih damai dan tenang saat mereka berada pada dimensi di mana mereka hanyalah sebuah batu. 

Setiap dimensi memiliki drama dan kekacauannya masing-masing. Saat mereka berdua adalah sebuah batu, mereka merenungi soal betapa kecilnya status mereka sebagai manusia, betapa tidak berartinya manusia dibandingkan alam semesta yang tiada akhir, besar, dan penuh misteri. 

"God, Please. We're all stupid !" (Ya, Tuhan, Ayolah. Kita semua ini bodoh!)

"For most of our history, we knew the Earth was the center of universe. We killed and tortured people for saying otherwise." (Pada sebagian besar sejarah, kita mengira bahwa Bumi adalah pusat alam semesta. Kita membunuh dan menyiksa orang lain jika mengatakan sebaliknya.)

"That is, until we discovered that the Earth is actually revolving around the Sun, which is just one Sun out of trillions of suns."  (Kemudian, sampai kita menemukan bahwa Bumi sebenarnya berputar mengelilingi matahari, dan itu hanyalah satu matahari dari milyaran matahari.)

"And now look at us, trying to deal with the fact that all of that exists inside of one universe out of who knows how many."  (Dan sekarang lihatlah diri kita, mencoba menghadapi kenyataan bahwa segalanya berada di dalam satu alam semesta dari sekian banyak alam semesta yang entah berapa banyak jumlahnya.)

"Every new discovery is just a reminder - We're all small and stupid." (Setiap penemuan baru hanyalah sebuah pengingat bahwa Kita ini kecil dan bodoh.)

Film ini juga menyiratkan bahwa arti hidup bukanlah tentang apa yang kita dapatkan, tetapi tentang apa yang kita berikan. Bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan, kebahagiaan datang dari dalam diri kita dan bukan diberikan oleh orang lain.

5. Kameo yang mengejutkan

5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at OnceRakun yang jago masak ala Rattatoule (IMDb/ Everything Everywhere All at Once)

Pada satu cuplikan, Evelyn (Michelle Yeoh) mencoba menjelaskan konsep multiverse kepada suaminya (Ke Huy Quan) dan putrinya (Stephanie Hsu). Dengan analogi film animasi tahun 2007 berjudul Ratatouille (kartun Pixar ikonis tentang tikus yang jago masak). Tapi Evelyn secara keliru percaya bahwa film tersebut menceritakan tentang rakun (bukan tikus) dan salah menyebut film tersebut menjadi Raccacoonie.

Evelyn kemudian menemukan dimensi lain di mana Raccacoonie benar-benar ada dan membantu koki saingannya (Harry Shum Jr.) di sebuah restoran hibachi.

Bagian terbaiknya adalah musisi Randy Newman (komposer asli soundtrack film Pixar seperti Toy Story dan Monster Inc.) benar-benar mengisi suara rakun Raccacoonie. Meskipun Newman tidak dikreditkan dalam peran tersebut, dia terdaftar sebagai anggota pemeran Everything Everywhere All At Once melalui soundtrack untuk vokalnya pada lagu "Now We're Cookin."

 

Jika kalian mencari pengalaman sinematik yang unik dan berbeda, film ini adalah jawabannya, bahkan para fans pun menyebutkan bahwa film ini merupakan yang terbaik sepanjang tahun 2022. 

Baca Juga: Ada Once We Get Married, Ini 5 Drama China yang Dibintangi Wang Zi Qi

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna
  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya