5 Fakta Film: Confessions (2010), Plot Twist-nya Gila Banget

Bukan film thriller biasa

Peminat budaya Jepang, khususnya industri perfilman-nya sangat marak dalam skala internasional. Hal ini bukanlah tanpa alasan, sebab film yang diproduksi di negara sakura tersebut memiliki ciri khas dan jalan cerita yang out of the box alias lain daripada yang lain.

Para penikmat film Jepang, khususnya genre thriller, pasti akan menyukai film yang diadaptasi dari novel karya Kanae Minato ini. 

Confessions (judul resmi: Kokuhaku) merupakan film thriller psikologis yang menceritakan tentang seorang guru sekolah, Yuko Moriguchi (Takako Matsu), yang melakukan pembalasan dendam dengan cara yang tidak biasa terhadap pelaku pembunuhan anak semata wayangnya yang masih berusia 4 tahun, Manami Moriguchi (Mana Ashida).

1. Mengilustrasikan skema pembalasan dendam dengan alur yang sama sekali tidak terduga 

https://www.youtube.com/embed/F73eXXiMwB4

Alur cerita film ini dibuat on point, tidak bertele-tele, namun cukup mengecohkan. Pada 10 menit pertama, pelaku pembunuhannya sudah diungkap dalam film secara gamblang. Hal tersebut secara otomatis menarik penontonnya untuk terus melanjutkan menonton. Narasi pengungkapan pelaku pembunuhannya dibuat sedemikian rupa, sehingga membuat penonton bertanya-tanya, penasaran, dan ingin menyimak sampai akhir.

Film ini bukanlah film tipikal yang sekedar memberikan petunjuk-petunjuk tersembunyi untuk kemudian ditebak oleh penontonnya pada akhir film. Film ini dieksekusi sedemikian rupa sehingga penonton dapat merasakan apa yang dirasakan oleh para karakter dalam filmnya, ikut hanyut dalam rasa depresinya, kegelisahannya, teror yang dirasakan, serta ketakutan dan kebenciannya.

Film ini memiliki seluruh elemen yang diharapkan pada film thriller, suasana mencengkam, kekerasan yang brutal,  suasana yang dingin dan mengganggu pikiran, membuat penontonnya terngiang-ngiang untuk beberapa waktu setelah menonton. Memberikan kesan yang tidak mudah dilupakan.

2. Menggambarkan fenomena kenyataan pahit terkait Sistem Undang-Undang anak di bawah umur

5 Fakta Film: Confessions (2010), Plot Twist-nya Gila BangetCuplikan pemakaman Manami Moriguchi (dok. IMDb/Confessions)

Sudah bukan rahasia bahwasannya fenomena bullying sangat marak terjadi di sekolah-sekolah negara Jepang dalam berbagai jenjang. Kasus pembunuhan dan bunuh diri yang dilatarbelakangi oleh bullying kerap meningkat seiring waktu. Isu bullying ini juga sudah sering sekali diangkat menjadi topik pada suatu film.

Bullying ini seringkali meliputi kekerasan fisik pada taraf yang terbilang parah. Namun, hal yang menjadi ironi adalah ketika pelaku kekerasan ini adalah anak di bawah umur dan korbannya yang juga masih di bawah umur. Pasalnya, para pelaku kriminal yang merupakan anak-anak di bawah umur terlindungi oleh Undang-Undang, dan tidak dijatuhi hukuman sebagaimana orang dewasa jika mereka melakukan tindak kriminal yang memakan korban sekalipun.

Pada film ini, Yuko Moriguchi (Takako Matsu) yang kehilangan anak semata wayangnya akibat ulah anak-anak di bawah umur, harus berjuang membalaskan dendamnya sendirian, sebab para pelaku pembunuhan anaknya adalah anak-anak di bawah umur yang dilindungi oleh Undang-Undang. 

Karena Undang-Undang inilah, Yuko Moriguchi (Takako Matsu) akhirnya menyusun skema pembalasan dendamnya sendiri yang sangat tidak terduga, absurd, dan cerdas. Terbilang cerdas sebab Yuko Moriguchi (Takako Matsu) dapat menjalankan aksi pembalasan dendamnya tanpa 'menyentuh' langsung anak-anak pelaku pembunuhan tersebut.

3. Mengangkat isu keluarga dan efeknya terhadap kesehatan mental anak

5 Fakta Film: Confessions (2010), Plot Twist-nya Gila BangetCuplikan majinasi Shuya Watanabe (dok. IMDb / Confessions)

Sesuai dengan judul filmnya, Confessions yang berarti Pengakuan, film ini menyoroti pengakuan - pengakuan para anak mengenai apa yang melatarbelakangi tindak kriminal mereka.

Selama eksekusi aksi balas dendam sang guru, kita diajak untuk menyimak kisah masing-masing anak pelaku pembunuhan melalui kilas balik atau flashback. Dari kilas balik ini, penonton diberikan gambaran besar mengenai latar belakang masing-masing anak, kondisi keluarga, dan kondisi psikologisnya. 

Selama masing-masing kilas balik, salah satu anak pelaku pembunuhan yang bernama Shuya Watanabe (Yukito Nishii) diketahui merupakan anak dari keluarga broken home yang mewarisi kecerdasan sang ibu yang merupakah ahli elektronik genius. Sang ibu meninggalkan dia dan ayahnya saat dia masih sangat kecil. Emosi yang intens akibat diabaikan oleh sosok paling disayanginya mengakibatkan Shuya rela melakukan apa saja demi mendapatkan kembali perhatian dan kasih sayang ibunya. 

Awalnya, Shuya berkesperimen dengan menyakiti binatang-binatang dan diunggah ke website-nya, kemudian ia mendapatkan banyak 'perhatian' di dunia maya, dan berharap ibunya akan melihatnya juga. Saat ia menyadari bahwa membunuh orang akan masuk berita besar, ia pun langsung merencanakan tindak pembunuhan demi bisa dilihat dan diketahui oleh ibunya lagi.

Kekosongan yang ada dalam diri Shuya, diisi dengan kebencian dan kekerasan. Shuya mencerminkan sosok seorang anak yang diabaikan dan kehilangan sosok panutan. Ia kehilangan arah akibat tidak adanya 'pemandu' dalam hidupnya. Karakter Shuya merupakan penggambaran kemungkinan terburuk yang terjadi pada anak apabila ia hidup tanpa bimbingan dan perhatian dari orang tua.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film yang Dibintangi Aktor Jepang Jun Shison

4. Kemampuan akting para pemerannya sangat meyakinkan dan istimewa terlepas dari umurnya yang masih sangat muda

5 Fakta Film: Confessions (2010), Plot Twist-nya Gila BangetCuplikan musim semi di sekolah (dok. IMDb / Confessions)

Berlatar tempat di sekolah, karakter pada cerita ini didominasi oleh anak-anak belia di bawah 17 tahun. 

Depresi, perasaan bersalah, frustasi, putus asa, dan hilang arah secara mental merupakan suasana hati yang cukup sulit untuk diperankan dalam sebuah film. Namun, terlepas dari tantangan naskah film, para pemain cukup sukses mengeksekusi perannya masing-masing. 

Antagonis utama dalam film ini yang adalah anak-anak, seperti Shuya Watanabe (Yukito Nishii), Mizuki Kitahara (Ai Hashimoto), dan kaki tangan Shuya, Takahiro (Kai Inowaki) sukses memerankan peran masing-masing sebagai pembunuh dan kaki tangan pembunuh. 

Sorot mata, ekspresi, mimik wajah saat takut dan histeris, serta gesture badan masing-masing pemeran dinilai sangat menjiwai peran dan berhasil mencapai tujuan narator film untuk mengajak para penonton merasakan apa yang dirasakan oleh masing-masing karakter.

5. Film ini memenangkan 9 penghargaan dan 17 nominasi

5 Fakta Film: Confessions (2010), Plot Twist-nya Gila BangetCover film Confessions (dok. IMDb/Confessions)

Film ini memenangkan Penghargaan Akademi Film Jepang pada 2011 sebagai film terbaik, sutradara terbaik, skenario terbaik, dan film dengan suntingan terbaik. Memenangkan Penghargaan Film Hongkong sebagai film Asia terbaik pada 2011. 

Selain itu, Tetsuya Nakashima, selaku sutradara memenangkan beberapa penghargaan bergengsi antara lain: Udine Far East Film Festival 2011, Puchon International Fantastic Film Festival 2010, dan Luxembourg City Film Festival 2012. 

Dengan pencapaian tersebut, sudah barang pasti bahwasannya film ini bukanlah sekadar film thriller biasa, pasalnya sudah diakui dalam taraf Internasional.

Bagaimana? Sudah penasaran untuk menonton, belum? Sebelum menonton pastikan kalian sudah memeriksa kategori umur dan disclaimer dari film tersebut, yah. Film Jepang ini mengandung adegan yang tidak cocok untuk semua kalangan. Selamat menonton!

Baca Juga: 10 Film Semi Jepang yang Cocok Ditonton Bareng Si Dia, Panas! 

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya