Jakarta, IDN Times - Film Cek Toko Sebelah karya Ernest Prakasa juga dibuat menjadi teater musikal dengan judul yang sama. Karya ini merupakan kolaborasi Ernest Prakasa dengan Jakarta Movin.
Pementasan ini digelar pada 9, 10, dan 11 Desember 2022 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Ernest singgung bikin teater musikal ternyata lebih susah dibanding film. Apa, ya, katanya?
Ernest Prakasa menyebut teater musikal ini menjadi pengalaman baru baginya. Meski tak duduk sebagai sutradara di teater musikal, Ernest turut membantu menyiapkan proses kreatif pementasan.
"Ini merupakan sebuah pengalaman baru bagi saya untuk turut serta dalam proses kreatif sebuah drama musikal, mulai dari penulisan skrip, lagu, koreografi, dan sebagainya. Sungguh haru melihat keping demi keping tersusun untuk akhirnya siap disajikan," ucap Ernest.
Sutradara sekaligus penulis skrip teater musikal Cek Toko Sebelah dilakukan oleh Nuya (Nurul Susantono) yang dibantu oleh Ernest.
Dari pengalaman pertamanya, Ernest mengaku membuat teater musikal lebih susah dibanding film. Ada perbedaan antara teater musikal dan film, yakni lagu dan koreografi.
"Waduh kalau kata gue sih susahan musikal, karena gue gak bisa bikin lagu, gak bisa bikin koreo blocking dan lain-lain gitu. Of course kalau ditanya gitu, karena ini pertama kalinya jadi, ya, susahan ini, tapi itu salah satu motivasi tergabung di project ini. Pengin tahu prosesnya," ucap pria 40 tahun tersebut.
Meski menyebut lebih susah, tapi Ernest tak menutup kemungkinan ingin membuat teater musikal di film-film lainnya. Namun, ia belum mempunyai rencana untuk judul film selanjutnya.
"After this sih aku rasa never say never, ya, maksudnya apakah sudah ada project, of course belum, kita semua fokus ke sini (teater musikal Cek Toko Sebelah). Kita gak (menutup kemungkinan), ya, kira-kira kita lihat saja ya, yang pasti bukan Teka Teki Tika, karena penontonnnya dikit, kan," lanjutnya.
Di samping keinginan membuat teater musikal, Ernest mengaku tak bisa ikut dalam pementasan. Salah satu alasannya karena ia tak mempunyai skill untuk bernyanyi dan menari.
"Walaupun saya ingin pun saya gak bisa (ikut teater), karena saya gak bisa nyanyi, saya juga gak bisa nari. Jadi itu secara skill saja sudah gak dimiliki, skill dasarnya gak ada jadi gak mungkin, lah," tutupnya.
Ernest dan Nuya juga menyinggung akan ada perbedaan di pementasan yang digelar selama 3 hari tersebut baik dalam proses kreatifnya hingga komedi yang disajikan. Hal ini karena para pemain suka melakukan improvisasi.